10 : Persiapan

3K 140 17
                                    

Tinggalin jejak kalian🌷

--oOo--

Sudah satu minggu Ali dan Ayla disibukkan dengan acara pernikahan yang akan dilaksanakan lusa.

Gadis itu kini sedang memilih gaun ditemani oleh Ali. Lelaki itu mengedarkan pandangannya menatap seisi butik tersebut.

"Li.."

Lelaki itu menoleh. Ada Ayla yang tengah memakai gaun putih yang sangat indah.

"Gimana?" tanya Ayla sambil memperlihatkan gayanya.

"Punggungmu terlalu terbuka. Ganti." ucap Ali dingin.

Ayla mengerucutkan bibirnya "Li, Ayla suka sama gaunnya dan ini udah ke sembilan kalinya Ayla ganti gaun gara-gara menurut Ali modelnya terlalu terbuka. Kalau gitu Ali saja yang cari, Ayla sudah capek." ucap Ayla pasrah.

"Saya mengerti kok, pasti tuan tak ingin tubuh calon istrinya terlihat oleh orang lain." ucap pelayan di butik tersebut sambil tersenyum ramah.

Lelaki tanpa dosa beranjak dari duduknya ditemani oleh pelayan untuk mencari gaun yang pas untuk gadis cantik itu.

Setelah Ali menemukan gaun yang pas untuk Ayla, pelayan itu langsung membawanya dan segera menghampiri Ayla untuk segera dicoba.

Ayla menghela nafas panjang. Punggungnya sudah sangat pegal. Gadis itu terpaksa mengganti lagi gaunnya. Beberapa menit kemudian, ia keluar dari ruang ganti.

"Jangan bilang kalau ini terlalu terbuka lagi."

Ali menoleh keasal suara. Ayla tersenyum, namun senyumnya terkesan dipaksakan akibat ia sudah merasa lelah.

"Perfect."

Ayla menghela nafas lega. Akhirnya..

Ali segera membayar seluruh belanjaannya hari ini. Sedangkan Ayla kembali mengganti bajunya. Saat keduanya sudah selesai, Ali dan Ayla keluar dari butik tersebut dan beranjak dari tempat itu.

"Li, Ayla lapar banget."

Ali tak menoleh "hm."

"Cuek amat sih! Gak berubah-berubah."

"Harus berubah seperti apa?" ucap Ali tertawa hambar.

Ayla memutarkan bola matanya. Ali tersenyum singkat. Tanpa banyak bicara, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Liiiiii, Ayla gak mau ya mati konyol kayak gini!!" pekiknya.

Tangan Ayla berpegangan pada seatbelt sambil memejamkan matanya.

"Kita belum nikah Li!! Jangan aneh-aneh aaaaa OMG!!"

"Ali!! Kenapa gelap, Ayla gak bisa lihat gimana ini!!" pekiknya.

Ali menghela nafas sambil menggeleng pelan "buka matamu, Ayla."

Ayla langsung membuka matanya dan ia langsung tersenyum memamerkan deretan giginya yang putih.

"Turun. Kita makan."

--oOo--

"Mbak itu yang benar dong ngedekornya masa miring gitu bisa hancur nih acara sahabat gue." cibir Alan.

"Gak lucu gitu 'kan kalau ada miring-miring gitu. Ntar kayak otak si Fiona."

Alan kini berada di gedung yang tengah dihias sedemikian rupa untuk acara pernikahan Ali. Lelaki itu sudah diberi tugas untuk mengurus gedung juga dekorasinya.

"Lo bisa diam gak?? Kalau gak, nih lo yang pasang!" ucap gadis bernama Claudia sambil menyerahkan peralatan kepada Alan lalu Claudia berlalu begitu saja.

Alan mengejarnya "lo gimana sih! Kan lo dibayar buat ngedekor semuanya."

"Sekarang gue tanya sama lo. Lo bisa diam gak? Gue pusing nih dari tadi dengar lo ngomong makanya gue gak fokus mulu. Lebih baik lo bantuin gue dari pada ngoceh gak jelas." omel Claudia.

"Ya udah nih lanjutin gue bakalan diam!"

"Dih ngambek! Kayak cewek pms." cibir Claudia.

"Cepetan mau gue bantuin gak??"

"Ya sudah lo pegangin tangga yang bener gue mau masang bunga-bunga ini."

Alan mengangguk. Lelaki itu langsung memegang tangga dan Claudia dengan berani mulai menaiki tangga untuk memasang hiasan bunga tersebut.

"Lo sudah berapa lama kerja kayak tukang bangunan begini?" tanya Alan basa-basi. Tapi sepertinya itu lebih ke menghina.

"Seenak jidat lo ngatain gue tukang bangunan! Sebenarnya posisi gue itu dibagian pengecekan hasil dekorasi. Cuma karena ini acaranya memang benar-benar mepet dan dibuat mewah banget ya kepaksa gue bantuin yang lain."

"Lah jadi lo dari tadi ngerjain ini tuh karena kepaksa?"

"Ya iyalah secara 'kan gue cewek." Ucap Claudia. Ia masih fokus memasang hiasan dengan rapi.

Alan melepaskan pegangannya pada tangga. Jari telunjuknya memegang dagu namun tanpa sadar, Claudia kini sedang teriak karena tangga yang tidak seimbang.

Claudia memejamkan matanya bersiap-siap untuk terjatuh kelantai. Alan dengan cepat meraih tubuh Claudia. Gadis itu mengerjapkan mata dengan mulut setengah terbuka.

Alan terpaku matanya mengerjap menatap wajah Claudia lekat "anjay, bibir lo seksi."

Claudia membulatkan mata dan segera berdiri "mesum! Gue bilang 'kan pegang tangganya, malah lo lepas dasar tolol!"

"Dapat azab 'kan lo gara-gara ngerjain sesuatu karena terpaksa untung ada gue sang pahlawan tampan rupawan yang sigap menolong calon ibu dari anak-anak Alan."

Claudia bergedik. Mimpi apa ia semalam sampai bisa bertemu lelaki seperti Alan.

--oOo--

Ali keluar dari mobilnya. Berjalan memutari mobil mewah tersebut dan membuka pintu penumpang. Tangan Ali terulur untuk menggendong tubuh Ayla. Seperti biasa, gadis cantik itu tertidur. Ali langsung masuk kedalam masion dan membawa Ayla ke kamarnya.

Lelaki itu merebahkan tubuh Ayla dengan perlahan agar tidak mengganggu tidur nyenyaknya. Ditariknya selimut sampai kebahu. Setelah itu ia terduduk ditepi ranjang sambil mengusap rambut gadis cantik itu.

Ia memperhatikan wajah polos Ayla. Ia akui Ayla memang sangat cantik. Tak sadar Ali menarik sudut bibirnya membentuk senyuman. Senyuman yang begitu tulus.

"Good night, Queen. Have a nice dream. Aku minta maaf karena harus melakukan ini supaya kamu tetap disini."

--oOo--

Semoga kalian suka🌷
Don't forget to vote and comment ya guys!!
Love you💘

My Cold Husband [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang