18 : Night Club

3.3K 134 24
                                    

Tinggalin jejak kalian

--oOo--

Ayla kini sedang melihat dirinya dipantulan cermin. Penampilannya sangat beda untuk malam ini. Dengan balutan mini-dress  berwarna hitam. High-heels yang senada dengan warna bajunya membuat kulit putih mulusnya semakin terlihat sangat kontras. Rambutnya ia ikat memperlihatkan leher jenjangnya. Wajahnya yang ia make-up sedemikian rupa membuat wajahnya semakin terlihat lebih cantik berkali-kali lipat malam ini. Apalagi dengan lipstick berwarna merah membuatnya semakin terlihat sangat menggoda. 

Gadis itu meraih dompet dan ponsel yang tergeletak diatas nakas. Sebelumnya, ia memakai parfume beraroma strawberry andalannya keseluruh tubuh. Setelah dirasa semuanya sudah sempurna, ia melangkahkan kakinya menuju ruang tamu dimana Romeo menunggunya.

Malam ini Ayla akan menemani Romeo ke acara party disalah satu club  tepatnya di Lava Nightclub. Ia menuruni anak tangga dengan hati-hati lalu sampai ditangga terakhir ia mendengar Rose memanggilnya membuat gadis itu sedikit mengedarkan pandangannya.

"Kau mau kemana, Ayla?" tanya Rose dengan lembut.

Ayla menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil berdehem pelan.

"Ada apa, oma?"

Huffftt. Untung saja Romeo datang.

"Kalian mau pergi kemana?"

Romeo kini mengalihkan pandangannya kearah Ayla. Sedikitnya ia merasa terkejut dengan penampilan Ayla yang terbilang... sexy? Aishh.

"Ayla dengan Romeo akan keluar malam ini, oma."

Rose tersenyum "hati-hati. Tolong jaga, Ayla." Romeo mengangguk.

"Ayla, kamu yakin keluar berpakaian seperti itu? Diluar sangat dingin." ucap Rose dengan lembut.

Ayla tersenyum sudah beberapa minggu di New York, kini tubuhnya sudah bisa beradaptasi dengan udara dingin di negara itu "nanti aku bisa pinjam mantel milik Romeo, oma." ucapnya sambil sedikit melirik kearah lelaki itu sambil tersenyum jahil.

"Baiklah, akan aku pinjamkan." ucap Romeo sambil tersenyum.

"Ya sudah kalau begitu, tunggu apalagi? Ayo kalian berangkat."

"Laksanakan, oma." ucap Romeo sambil menggandeng lengan Ayla.

--oOo--

Dentuman musik yang memekakan telinga serta aroma minuman beralkohol langsung menyeruak diindera penciuman milik Ayla. Gadis itu semakin mengeratkan pegangannya pada Romeo saat matanya menangkap sesuatu yang membuatnya geli.

Kalian pasti tahu sendirilaaa...

"Tenang, Ayla." bisik Romeo. Samar-samar, Ayla mengangguk sambil tersenyum.

"Kita duduk di bar saja."

Ayla hanya mampu mengikuti Romeo. Kehadiran Ayla mampu membuat mata para hidung belang menatapnya dengan tatapan yang mungkin membuat Ayla sendiri bergidik ngeri. 

"Romeo.." panggil Ayla dengan nada lirih. Romeo menoleh kearah Ayla.

"Takut.." bisik Ayla.

Akhirnya mereka berdua duduk dibar. Romeo langsung memesan minum kepada bartender.

"Bagaimana menurutmu?"

Dari pencahayaan yang minim Romeo dapat melihat Ayla sedang mengedarkan pandangannya "not bad." Romeo terkekeh.

"Memangnya kau tidak pernah ke tempat seperti ini?"

Ayla mengangkat bahunya "never. Kamu orang pertama yang bawa aku ketempat seperti ini."

Romeo terkekeh sambil meneguk wine "nikmati saja."

Ayla mengangkat alis setuju "aku ingin ke toilet."

"Aku antar." ucap Romeo.

Ayla menggeleng "tidak perlu aku bisa sendiri. Dimana toiletnya?"

Romeo berdecak pelan "kau ini tidak melihat banyak pasang mata yang memandangmu dengan tatapan seperti itu?" bisik Romeo sambil mengedarkan pandangannya.

Ayla terkekeh pelan "tidak perlu khawatir, Romeo. Aku sendiri saja, nikmati malammu."

Akhirnya Romeo menghela nafas dan memberi tahu jalan menuju toilet "hati-hati, Ayla."

--oOo--

Ayla berjalan menyusuri koridor yang nampak sepi dengan pencahayaan yang minim.

"Ayla." ia tersentak saat ada pria yang menarik tangannya dengan keras hingga punggungnya bertabrakan dengan tembok. Ayla sempat berontak, namun lelaki itu lebih dulu mengunci tangan milik Ayla.

Dengan mata berair Ayla berani menatap mata lelaki dihadapannya. 

"Saya mencarimu." Ayla langsung memejamkan mata saat kalimat itu dilontarkan oleh pria dihadapannya.

Pria itu menarik dagu Ayla membuat gadis itu langsung membulatkan matanya. Pria itu kini memiringkan wajahnya dan semakin mendekatkan bibirnya pada bibir merah milik Ayla. Pertahanannya kini runtuh, air matanya berjatuhan membasahi pipinya.

Bughh!!

"Ali!!" pekik Ayla.

--oOo--

A/N : wuhuuuw sapa tu

Whoaaa terimakasih banyak yang selalu setia membaca cerita tak karuannn iniiihhh. Sorry apdetnya selalu lamaa. Oke, I hope u guys like this part and see you in the next part. thankyou so much love you


My Cold Husband [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang