Hari ini Karamella bersiap untuk menyambut kehadiran sang buah hati. Rasa takut dan senang sangat mendominasi. Ali ada disampingnya, namun tidak seperti biasanya yang selalu memberikan perhatian kecil. Ali hanya menatapnya dengan datar membuat Karamella risih.
"Ada yang salah sama aku?" tanya Karamella pelan.
Ali menggeleng, "fokus saja untuk proses melahirkan anakmu."
"Inikan anak kamu juga."
"Ya."
Sebenarnya Ali sudah muak dengan sandiwara ini. Ia sudah mendapatkan beberapa bukti yang menyatakan bahwa Darren itu memang kekasih Karamella dan bayi didalam kandungan wanita itu bukan anaknya.
Ali benar-benar kecewa. Mungkin ini yang dinamakan karma? Ia tidak bisa melakukan apa-apa. Untuk kembali bersama Ayla pun rasanya sangat mustahil apalagi kini Ayla sudah milik Romeo.
Satu bulan kemarin, Ali bertekad untuk melakukan tes. Dan setelah melawati beberapa tes, dokter menyatakan bahwa ia memang tidak bisa memiliki anak. Seharusnya ia mengetahui saat pertengkaran hebat dengan Ayla. Mungkin jika ia sudah tahu penyebab lamanya ia mempunyai anak, hubungannya dengan Ayla akan baik-baik saja.
Ali menghela nafas lalu mengusap wajahnya. Tidak ada yang harus ia sesali lagi. Ini memang jalan hidupnya. Ia tidak bisa memaksakan.
Karamella menggenggam tangan Ali, "aku takut."
Ali langsung menghempas tangan Karamella, "jangan sentuh."
Setelah itu Ali berdiri dan segera berlalu dari ruangan tersebut. Diluar ruangan sudah ada dua bodyguard yang berdiri.
"Bawa bukti-bukti itu kemari." perintah Ali.
Tanpa mau membantah, kedua bodyguard itu berlalu untuk menjalankan tugasnya.
Setelah Karamella melewati persalin selama 3 jam lamanya, suara tangisan bayi terdengar. Ali menunggu diluar menatap pintu dimana Karamella berada tanpa minat. Ali sudah memegang bukti-bukti itu.
Setelah semua selesai, Ali dipersilahkan masuk oleh dokter. Kini hanya mereka berdua diruangan itu. Ali menatap Karamella dengan tatapan dingin, sedangkan wanita itu tersenyum lemah.
"Anak kita laki-laki." ujar Karamella.
Ali mengangkat alis lalu melempar berkas bukti-bukti yang menyatakan bahwa Karamella mempunyai kekasih, "mau ngelak apalagi kamu?"
Karamella berusaha terbangun, ia kaget saat melihat foto-foto Darren bersamanya, bagaimana Ali bisa tahu?
"I-ini g-gak seperti yang k-kamu lihat."
Ali tersenyum miring, "apa yang kamu cari dari saya, hm?"
Karamella menunduk, "Harta?" tanya Ali.
Setelah itu Ali mengeluarkan dompetnya dan melempar kasar kearah Karamella, "ambil semua."
"Jangan pernah temui saya lagi." ucap Ali sambil berlalu.
Setelah Ali keluar, Darren masuk dengan dorongan para bodyguard Ali. Wajahnya benar-benar babak belur.
"Darren!!" teriak Karamella.
Lelaki tampan itu berusaha berdiri dan menghampiri wanita itu. Setelah Darren menatap Karamella, dengan cepat ia menampar keras pipi Karamella.
Satu tetes air mata turun membasahi pipi Karamella. Ia memegang pipinya memerah.
Darren menatap Karamella dengan marah, lelaki itu menjambak rambut Karamella, "dari awal kamu tidak menganggap saya ayah dari anak itu! Jadi jangan pernah beritahu kalau saya ayah dari anakmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband [COMPLETE]
Teen FictionAku yakin, cinta mampu mencairkan bekunya hatimu - Ayla Monica Rapunfaz. Published : 1 November 2018 Cover by, Pinterest