1. Pengungkapan

10 5 0
                                    

"Dasar playboy cap katak" Dengus Adel

"Playboy? Cap katak? Maksud lo apaan Del?" Tanya Jovi yang ingin tau banyak tentang Nando

Adel menengguk es teh didepannya. "Itu tuh si Nando, lo tau gak cewek barusan itu pacar dia Jo baru kemarin mereka jadian. Dan sekarang udah deket sama cewek lain, gak nge jaga perasaan banget kan" Jelas Adel dengan wajah kesal

"Lo tau banyak ya Del tentang dia"

"Enggak juga sih, gue tau di sosmed dia aja"

"Oh" Ucap Jovi singkat. Lalu mengalihkan pandangannya ke arah Nando. Ya Nando sedang melakukan adegan suap suapan dengan wanita di sebelahnya. Jovi bergidik ngeri.

Jo lo beneran tertarik kedia, cowok yang suka mainin perasaan cewek

Adel melihat Jovi tengah melamun, hingga memunculkan ide di otaknya. Dia melihat ada tissu bekas pakai di mejanya, dan dia sengaja melempar tissu itu ke arah Jovi. Dan ya, Jovi terkejut menerima lemparan tissu yang mengenai wajahnya.

"Eh gila lo" Ucap Jovi. "Jorok banget sih lo Del" Jovi membuang tissu itu.

Adel tertawa melihat wajah terkejut Jovi, yang menurutnya sangat lucu untuk ditertawakan.

"Lo sih, dari tadi ngelamun muluk. Apa sih yang lo pikirin? Lo punya masalah. Cerita sini sama gue"

"Emm iya nih Del gue lagi punya masalah. Lo mau bantu gue gak" Ucap Jovi memelas seketika

"Apaan?"

"Emm beneran lo bakal nolongin gue"

"Iyaa Jovita tayangkuhh"

"Ihh najis beibeh"

"Lo najis juga njirr. Gue serius apaan?"

"Sayangnya gue boongan" Jovi menjulurkan lidah kepada Adel. Sedanggan Adel mencoba sabar menghadapi sahabatnya ini.

Lalu Adel mengajak Jovi untuk kembali ke kelas, karna 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi.

Sampai saat keduanya melewati depan meja Nando dkk, Adel dipanggil oleh seseorang dan orang itu adalah Nando

"Del, sinilah" Panggil Nando dengan memaniskam wajahnya yang membuatnya semakin terlihat tampan. Sedangkan Adel merasa risih dengan Nando.

"Apaan?" Ucap Adel judes

"Wihh sangar lo Del. Sini temenin gue, disebelah gue udah ada Silva" Ucap Nando sambil mencolek dagu gadis itu, dan ya gadis itu tersipu malu dengan perlakuan Nando "Dan disebelah gue yang satunya nih kosong" Nando menunjuk sebelah kanan dia duduk

Adel menatap Nando lekat "NAJIS" Ucap Adel mengeluarkan kata serapahnya.

"Del lo gak sayang lagi sama gue"

"Lo gila ya"

Adel risih melihat kelakuan Nando sehingga dengan cepat dia menarik tangan Jovi untuk keluar dari kantin.

Adel dan Nando cukup akrab, karna saat kelas SMP mereka pernah satu sekolah. Tetapi ya, Adel sangat benci dengan sifat Nando yang selalu memainkan hati perempuan.

Sesampainya Jovi dan Adel dikelas, mereka langsung duduk di bangkunya.

"Del" Ucap Jovi sedikit merasa ragu untuk memulai pembicaraan

"Hmm" Jawab Adel yang tengah sibuk dengan buku besar didepannya. Ya dia cukup sibuk sepertinya.

"Gue tertarik sama dia" Ucap Jovi jujur

"Tertarik ke siapa sih Jo?" Ucap Adel masih sibuk dengan bukunya.

Jovi mendekatkan kepalanya ke telinga Adel.

"Nando" Ucapnya lalu tersenyum

Setelah mendengar ucapan Jovi beberapa detik lalu, Adel menatap mantap ke arah.

"Lo gila Jo. Lo tertarik sama playboy itu"

Jovi menatap lurus kedepan

"Gue gak tau Del, saat gue ngeliat dia entah apa yang membuat mata gue gak bisa mengalihkan pandangan gue dari dia"

Adel meraba kening Jovi "Kayaknya lo harus ke psikiater deh Del"

Jovi menatap Adel tak paham

"Ngapain?"

"Ngecek aja, otak lo masih berfungsi apa enggak"

Seketika tangan Jovi menjitak kepala Adel. Adel meringis kesakitan.

"Lo kok jitak gue sih Jo" Ucap Adel sambil mengelus elus kepalanya yang di jitak Jovi

"Lo nya sih ngatain otak gue gak berfungsi, gini gini gue pernah juara lomba makan kerupuk se kecamatan yah" Ucap Jovi bangga

Adel menahan agar dirinya tidak tertawa mendengar perkataan Jovi.

"Yaelah Jo, apa hubungannya otak lo sama juara lomba makan kerupuk"

"Ya adalah, lo tau pada saat lomba itu gue harus ngatur strategi agar kerupuk itu bisa gue habisin dengan waktu sesingkat singkatnya" Jelas Jovi

"Iyadeh Jo, apa kata lo deh?"

"Del kalo boleh tau, sifat Nando itu gimana?"

Adel menatap Jovi dengan pandangan serius, yang membuat Jovi menyiapkan telinganya untuk mendengar penjelasan Adel. Terjadi keheningan diantara keduanya beberapa detik, hingga Adel mengangkat suaranya kembali.

"Nando itu--" Ucap Adel menggantung. Adel menghela nafas.

"Nando itu orangnya, gak tau" Adel mengangkat bahunya dan menyengir memasang wajah tanpa dosa.

Jovi merasa kebingungan dengan jawaban Adel.

"Maksud lo?"

"Gue gak tau sifat dia Jo"

"Lo kan temen dari SMP dia"

"Terus apa karna gue temen Nando sedari SMP gue bisa tau sifat dia"

"Anjirr lo Del" Jovi memanyunkan mulutnya beberapa senti. Adel yang melihat wajah cemberut Jovi seketika tertawa.

"Gak usah manyunin gitu deh Jo" Adel mencolek pipi Jovi. "Kalo gitu lo kayak jemuran yang belum disetrika kali"

"Nanti gue setrika sekalian gue setrika mulut lo"

"Wihhh sadis banget bosque" Tawa Adel membuncah.

Obrolan mereka terhenti setelah guru pengajar masuk ke kelas mereka. Semua siswa dikelas Jovi yang sedari tadi sibuk sendiri mengobrol langsung terdiam melihat P. Aji masuk.

~~~~~~
Cerita ini gue ter-inspirasi dari someone, awww someone.

Mau lanjut gakkkk

Maaf part pertama ini gue pendekin dan agak absurd

Bye bye see you next part para pembacaku😍😍😍

Pupus (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang