Nando langsung menyantap semangkuk bakso yang tengah berada di meja kantin, tanpa dia meminta izin kepada pemilik bakso itu.
"Anjirr, bakso gue malah lo embat Nan" Digo mengeluarkan perkataan serapahnya pada sahabatnya itu.
Sedangkan Nando tak memperdulikan ucapan Digo yang memakinya. Dia fokus dengan semangkuk baksonya, selang beberapa menit mangkuk itu kosong.
"Mantapppp"
Digo yang melihat tingkah sahabat didepannya ini hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
"Nan lo habis kerja rodi. Kelaparan amat kayaknya"
"Gue habis kerja banting tulang" Ucap Nando mantap
Sedangkam Digo hanya menatap Nando remeh. "Banting tulang? Kayak kepala keluarga aja"
"Lahh emang nantinya gue bakal jadi kepala keluarga buat istri dan anak anak gue" Setelah Nando merampungkan ucapannya, seketika tawa Digo membuncah dia tak percaya seorang Nando mengeluarkan kata kata seperti itu.
"Ehh sarap ngapain lo ketawa"
"Ya gue gak percaya, seorang playboy cap katak lompat lompat kayak lo juga bakal jadi kepala keluarga ya. Gue kira lo bakal jadi playboy sampek tua"
Sebuah jitakan berhasil mendarat di kepala Digo.
"Anjayy banget sih lo. Untung lo temen gue"
"Nan Nan" Digo menepuk bahu Nando. Nando hanya menoleh ke arah Digo, pria itu sedang fokus menatap ke depan entah apa yang dia lihat.
"Heh gue disini kalik"
"Nan itu tuh si Jovi"
Mendengar nama Jovi membuat Nando mencari sosok gadis yang Digo ucapkan tadi.
"Mana?" Mata Nando mengedarkan pandangannya keseluruh sudut kantin. "Dimana anjirr?"
"Mata lo katarak, tuh liat yang lagi duduk di pojok deket abang tukang bakso"
Nando langsung mencari objek yang ditunjukkan Digo. Dan memang benar ada 2 orang gadis yang tengah duduk di pojok kantin. Salah satu dari gadis itu Nando seperti mengenalinya.
"Itu kan Adel" Nando memicingkan matanya.
"Oh jadi si Jovi itu temannya si Adel"
"Eh bentar Go, kayaknya gue kenal sama cewek itu" Nando terus memandangi gadis yang tidak lain adalah Jovi.
"Yaelah gak usah sok kenal deh. Kasian dia, kayaknya dia masih polos deh"
"Polos" Nando memalingkan wajahnya melihat Digo. Sedangkan Digo hanya mengangguk. "Bisa gue mainin dong" Nando tersenyum licik pada Digo dan mulai beranjak pergi.
"Anjirr gue ditinggal, lo mau kemana Nan?"
Nando hanya menoleh ke arah Digo dan kembali berjalan. Dan ya tidak salah lagi Nando pergi menuju Jovi.
"Hayy" Sapa Nando, dia langsunb memfokuskan penglihatannya pada gadis yang sedari tadi dia bicarakan bersama Digo.
"Vitha" Nando memasang wajah terkejut. Sedangkan Jovi yang langsung menoleh ke arah Nando seketika membulatkan matanya. Dan dengan gugup dia tersenyum.
"Heh" Adel melemparkan tusukam gigi kepada Nando yang membuat pria itu terkejut.
"Apaan sih lo Del?"
"Lo yang apaan? Oya tadi lo manggil temen gue apa? Vitha?"
"Lah emang nama dia Vitha"
"Renando nama dia itu Jo--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pupus (On Going)
RomantikPernahkah kau mencintai seseorang yang suka mempermainkan perasaan? Apa yang kamu rasakan? Sakit hati, tentunya. Tapi mengapa disaat otak menyuruh untuk berhenti mencintai dia, entah mengapa hati selalu membantah dan menyuruh untuk melanjutkan. Dan...