"Hoaamm... Segar rasanya ketika bangun di pagi hari..." Ucap Tom.
"Diamlah Tom! kita kedatangan tamu yang tak diundang." Ucap Stevan.
Mereka pun mengintip dari jendela kapal bekas itu, namun betapa terkejutnya Tom karena dia baru mengetahui ada sesosok gurita raksasa yang dilihatnya.
"I... I... Ini kan gurita yang menghancurkan kapal kita dan ini juga gurita yang digambarkan di dinding gua hari itu." Ucap Tom yang terkejut.
"Benar Tom, lihatlah pori-pori yang ada di tentakelnya, pori-pori itu berduri!" Ucap Stevan.
Mereka terus mengintip makhluk itu melalui jendela kapal, tiba-tiba makhluk itu melihat kearah mereka.
"Oh tidak... Makhluk itu melihat kita..." Ucap Prof. Cein.
"Semuanya menunduklah!" Teriak Kolonel Titor.
Setelah hewan gurita raksasa itu melihat mereka, lalu hewan itu mendekati mereka dan melayangkan tentakelnya ke kapal bekas itu. Seketika kapal bekas itu pun rusak parah, semua kaca yang ada di kapal itu pecah karena benturan keras itu.
"Semuanya lari! Tinggalkan kapal ini!" Teriak Tom.
"Jangan lupa mengambil senjata dan tas itu!" Teriak Stevan.
Mereka pun turun dari kapal itu, lalu mereka menuju kearah hutan. Beberapa langkah setelah meninggalkan kapal itu, mereka bertemu dengan dua hewan besar dan aneh, dua hewan besar dan aneh itu adalah seekor serigala dan seekor burung seperti burung pada masa purbakala.
"Oh tidak... Sekarang kita dikelilingi oleh monster raksasa, habislah riwayat kita." Ucap Alice.
"Tunggu dulu kawan, ketiga hewan ini adalah..." Ucap Prof Cein dengan suara yang terputus.
"Benar Prof. Cein, ketiga hewan ini persis apa yang digambarkan di di dinding gua itu." Ucap Stevan dengan nada pelan.
"Apakah ini ketiga dewa penjaga pulau ini?" Tanya Alyana.
"benar, Alyana". Ucap Jhonny.
"Berhenti berbicara kawan, sekarang bagaimana caranya kita keluar dari segitiga kematian ini." Ucap Tom.
"Tidak ada cara lain selain lari!" Ucap Tom dengan nada tinggi.
"Lari!" Ucap Kolonel Titor.
"Dimana Tuan Chapnell?" Teriak Jhonny sambil berlari.
"Dia sudah mati!" Teriak Kolonel Titor.
"Kenapa kau tahu?" Tanya Tom sambil berlari.
"Aku melihat dia tertinggal saat kita turun dari kapal bekas itu, lalu tentakel gurita raksasa itu memegang dia dan memakannya!" Ucap Kolonel Titor sambil berlari.
Mereka pun Terus berlari, namun ketiga hewan itu terus mengejar mereka. Tetapi gurita yang biasanya hidup di air secara tiba-tiba dia berjalan di daratan.
"Hah!? Gurita itu bisa berjalan di dataran!" Teriak Tom sambil berlari.
"Ingatlah kawan, semua hewan yang berada di hutan ini sudah bermutasi! Jadi hal itu ada sebuah alasan mengapa gurita raksasa itu bisa berjalan di daratan. Ucap Stevan sambil berlari.
Namun ketiga hewan raksasa itu lebih cepat dari mereka, lalu ketiga hewan itu mengepung mereka lagi.
"Oh tidak... Mereka mengeluarkan kita lagi..." Ucap Alice yang sudah kelelahan.
"Biarkan aku menjadi umpan." Ucap Kolonel Titor.
"Tidak Kolonel, kau yang memimpin jalan, kau tidak akan melakukan hal itu." Ucap Stevan.
"Seorang pemimpin harus mengorbankan dirinya demi siapa saja yang mengikuti arahannya, termasuk mengorbankan nyawanya." Tegas Kolonel Titor.
Lalu Kolonel Titor mengambil sapu tangannya dan mengambil sebuah ranting, lalu Kolonel Titor melilitkan ranting itu dengan sapu tangannya. Kolonel Titor pun mengambil sebuah korek gas lalu membakar sapu tangan yang dililitkan ke ranting itu.
"Kau mau melakukan apa dengan sebuah obor buatanmu, Kolonel?" Tanya Stevan.
"Aku akan berlari tanpa arah untuk menjadi umpan, setelah aku berlari maka ketiga hewan itu akan mengikuti aku, lalu kalian bisa lari menuju kedalam hutan untuk menyelamatkan diri." Jelas Kolonel Titor.
"Baiklah Kolonel, aku akan menjalankan perintah terakhirmu." Ucap Stevan.
Kolonel pun berlari tanpa arah, ketiga hewan itu pun mengikuti kolonel. Disisi lain Stevan, Jhonny dan lainnya berlari sangat kencang menuju ke pedalaman hutan. Namun sayangnya, Kolonel telah tewas karena dimangsa ketiga hewan itu, kondisi tubuh Kolonel sangat tragis, tangannya lepas dan badannya terputus.
Disisi lain, mereka yang menyelamatkan diri langsung menuju ke gunung batu yang berada di dalam hutan, bersembunyi di celah tebing gunung batu tersebut. Untungnya ketiga hewan itu tidak mengejar mereka lagi.
"Huh... Aku sangat lelah." Ucap Alyana.
"Aku terkesan dengan cara Kolonel menyelamatkan kita, mungkin dia termasuk sepelintir orang baik, semoga arwahmu tenang Kolonel." Ucap Stevan.
"Lihatlah Stevan, gunung berapi itu mengeluarkan asap yang sangat tebal, oh tidak... Gunung itu juga mengeluarkan laharnya." Ucap Alice.
"Kita memiliki dua ancaman sekarang, ketiga hewan itu dan gunung berapi ini." Ucap Prof. Cein
"Mengapa kau mengatakan seperti itu?" Tanya Tom.
"Sudah kubilang bahwa dalam jangka waktu kurang lebih dari dua hari ini gunung itu akan meletus, mungkin dampaknya akan besar terhadap pulau ini." Jelas Prof. Cein.
"Aku merasa nyawa kita tidak akan terselamatkan, habislah kita." Ucap Jhonny.
"Ingatlah Jhonny, selalulah berpikiran positif." Ucap Stevan.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK ISLAND: THREE ISLAND GUARDS
Science Fiction[ Tersedia di Google Play Book, kata lebih baku dan lengkap! ] Cover by: @AaronBrusen Black Island adalah pulau yang menjadi tempat pembuangan zat berbahaya, zat itu bisa membuat makhluk hidup bermutasi. Seratus tahun kemudian, para ilmuwan menemuka...