3

35.9K 3.5K 558
                                    

Sudah seminggu sejak wonwoo menginjakkan kakinya dipulau jeju.  Seungkwan selalu ada saat lelaki manis itu membutuhkannya.  Seperti saat ini, wonwoo tengah demam dan tubuhnya serasa lemas sekali.  Lelaki bermata rubah itu dengan segera menghubungi seungkwan karna ia sangat merasa lemah sekarang.  Terlebih ketika dirasa mual dari perutnya. 

"Hyung, sebaiknya kita kerumah sakit... " Lirih seungkwan tak tega melihat wonwoo memuntahkan isi perutnya. Entah sudah yang keberapa kali lelaki manis itu muntah.

Tubuh wonwoo sangat lemas sekali, perutnya mual bahkan kepalanya juga sangat sakit.  Seungkwan yang melihat wonwoo lemas dengan wajah pucatnya merasa tak tega.  Dan dengan segera ia menghubungi seokmin yang merupakan sahabat seungkwan dan rumah keduanya hanya berjarak beberapa meter dari sini.  Seungkwan sudah mengenal kan wonwoo pada seokmin dan mereka pun dengan cepag menjadi teman.  Seokmin bahkan sudah tahu mengapa wonwoo tinggal disini. karna tanpa diminta lelaki bermata rubah itu menceritakan keadaan yang sebenarnya.   Awalnya seokmin terkejut, namun pada akhir nya ia merasa kasihan pada wonwoo dan merasa sangat marah dengan lelaki bernama Kim Mingyu.  Sebenarnya wonwoo tak ingin menceritakan perihal mingyu, Namun seokmin memaksanya dan berkata "Aku akan menghajar pria itu bila bertemu dan akan menjaga hyung dari lelaki itu!".  Ah, rasanya tidak ada penyesalan untuk wonwoo bisa tinggal disini dan mendapat teman seperti mereka berdua.

"Seungkwan-ah bagaimana wonwoo hyung? " Dengan langkah tergesa seokmin menghampiri seungkwan yang berada disamping wonwoo yang saat ini masih saja memuntahkan isi perutnya.
Setelah seungkwan menghubunginya tadi, seokmin langsung ketempat wonwoo dengan membawa mobilnya.

" Seperti yang kau lihat hyung.. " Seungkwan mendesah kecil melihat wonwoo dan memijat tengkuk pria manis itu.

Hati seokmin meringis melihat keadaan hyungnya sekarang.  Wonwoo seperti berlian yang sangat mahal, bahkan bila kau sentuh sedikit ia akan retak. Berharga, Satu kata itu cukup untuk mendeskripsikan sesosok wonwoo.

"Hyung, kau sudah selesai?." Seungkwan merangkul wonwoo keluar dari kamar mandi dan membawanya ketempat tidur.

"Kau harus kerumah sakit hyung.. " Lirih seokmin.

Wonwoo menggeleng sebagai jawaban.  Tubuhnya serasa lemas sekali saat ini.

" Hyung.. Kumohon.. "Pinta seungkwan.

Lagi-lagi wonwoo hanya menggeleng.  Membuat seokmin menghembuskan nafasnya kasar.
" Hyung, kumohon.  Jika kau tidak kerumah sakit.  Bagaimana keadaan baby didalam sana? kau tak memikirkan keadaannya?" Ucap seokmin.

Semenjak tahu wonwoo hamil, seungkwan dan seokmin menyebut bayi dalam kadungan wonwoo dengan panggilan Baby. 

Raut wajah Wonwoo langsung berubah sendu.  Seokmin tidak bermaksud melukai wonwoo dengan perkataannya.  Pria berhidung kelewatan mancung itu hanya khawatir pada wonwoo dan bayinya.

"Aku melupakan baby.... " Lirih wonwoo.

" Tidak hyung! Maafkan aku.. ak.. aku tidak bermaksud.  Maksu.- "






" Antar aku kerumah sakit.. Kumohon.." Pinta wonwoo.

Seokmin dan seungkwan berbinar mendengar ucapan wonwoo.  Dengan segera membantu wonwoo berdiri dan berangkat bersama-sama menggunakan mobil milik seokmin.
















Ditempat lain, seorang pria berkulit tan dengan tubuh tinggi tengah menatap jengkel pada pria tua yang saat ini dengan santai memakan sarapannya.

Young Mother (Meanie) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang