Confession

1.3K 19 0
                                    

Part sebelumnya...........

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud, aku ingin mengambil sesuatu di dapur."ucap Prilly canggung karena telah menyaksikan sesuatu yang seharusnya tidak dilihatnya kemudian dengan cepat melangkahkan kakinya menuju dapur

"Cepat kejarlah dia, sebelum dia berpikiran macam macam. Dan dapatkanlah hatinya atau kamu akan terlambat untuk memilikinya karena oranglain bisa saja mendahuluimu."ucap Tania mencoba terlihat setegar mungkin

"Terimakasih, Tania...."ucap Ali

"Dan maafkan aku.."sambung Ali

"Aku pergi ya, semoga berhasil."ucap Tania kemudian pergi dengan airmata yang masih berusaha ia bendung dipelupuk matanya dan sakit hati yang teramat dalam

Sepeninggalan Tania, dengan cepat Ali melangkahkan kakinya menuju dapur..

Prilly yang saat itu sedang mempersiapkan minum di dapur tersentak kaget karena ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Erat~

"Aku tidak suka......."

Selanjutnya.........

"Aku tidak suka.!"ucap lelaki tersebut yang saat ini menyandarkan dagunya pada bahu Prilly dan sesekali mengecupnya

Ia menenggelamkan wajahnya di leher putih Prilly. Hembusan napasnya yang mengenai kulit leher Prilly seketika membuat Prilly menegang~

^DEGDEGDEG

Kini jantung Prilly berdetak berjuta juta kali lipat, darahnya juga berdesir lebih cepat. Ia merasa seluruh tubuhnya terkena sengatan arus listrik dengan ketegangan yang amat sangat tinggi. Dikarenakan kontak fisik kali ini bukan atas dasar pekerjaan, bukan profesionalisme dalam bekerja..

Ini terjadi begitu alamiah dan secara tiba tiba~

"Aku tidak suka kamu melakukan itu."ucapnya sekali lagi dengan posisi wajahnya yang ia tenggelamkan di leher Prilly, yaa Prilly bisa merasakan gerakan bibirnya disana

Tanpa berkata Prilly hanya bisa terdiam mematung. Sepenuhnya membeku disana~

"Apa maksudmu? Memangnya apa yang sudah aku lakukan?"tanya Prilly tak mengerti maksud ucapan lelaki yang kini tengah memeluknya

"Kamu dan dia membuatku cemburu. Aku hampir gila karena melihatmu selalu saja bersama dengan lelaki lain. Aku saja tidak pernah sedekat itu denganmu, padahal disini akulah yang suamimu."ucap lelaki tersebut yang ternyata adalah Ali, ia kembali meletakkan dagunya di bahu Prilly

Prilly terdiam mendengarnya..

"Jangan lakukan itu lagi kumohon."ucap Ali semakin mengeratkan pelukannya dan sesekali mengecup bahu Prilly

"Lepaskan, aku mohon jangan seperti ini. Oranglain akan melihatnya."ucap Prilly berusaha melepaskan pelukan Ali

Namun bukan Ali namanya jika ia tetap memaksa mempertahankan posisinya saat ini..

"Siapa? Arbani maksudmu? Biarkan saja dia melihatnya, biarkan dia tau."ucap Ali enteng karena terlalu asik bermain dileher milik Prilly istrinya, kembali menenggelamkan wajahnya disana

"Tania......akan melihatnya."ucap Prilly

Ali mendongakan wajahnya seketika..

"Tidak akan. Karena dia sudah pulang...."ucap Ali

Prilly terdiam tidak tau apalagi yang harus ia katakan..

"Dan aku juga sudah mengakhiri hubunganku dengannya."sambung Ali

My PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang