The Wedding Day

1K 22 0
                                    

Akhirnya hari itu pun tiba, hari dimana Ali dan Prilly menyatu dalam sebuah ikatan. Ikatan pernikahan.. Membangun rumah tangga yang sakinah mawwadah dan warohmah, menjadi sepasang suami istri yang saling menyayangi dan menerima satu sama lain. Seharusnya!!

Prilly sudah tampil cantik dengan kebaya putihnya, rambut yang disanggul dengan ukuran tak terlalu besar namun tak juga kecil dengan mahkota diatas kepalanya serta tak lupa dengan hiasan bunga melati yang dibiarkan tergerai pada bahu kiri Prilly.. riasan makeup Prilly yang tak seperti biasanya, karena dihari pernikahannya ini dia tak merias wajahnya seorang diri. Memang sedikit terlihat kerlap kerlip diwajahnya, namun tak terlihat menor juga. Justru itu semua menambah kecantikan Prilly..

Sementara itu Ali juga terlihat sangatlah tampan dengan setelan jas berwarna putih serasi dengan kebaya Prilly. Pilihan Radit dan Alya memanglah sangat pas, karena menurut mereka warna putih adalah warna yang melambangkan ketulusan hati. Dan semoga dengan adanya pernikahan ini, cinta dan kasih sayang yang tulus akan menghampiri Ali dan Prilly suatu saat nanti.. Itulah sedikit harapan sekaligus alasan Radit dan Alya memilih warna putih untuk baju pengantin Ali Prilly..

Para tamu undangan terus berdatangan, diantaranya ada teman teman terdekat Prilly, teman teman terdekat Ali juga dan tanpa disangka Tania yang menyandang status sebagai kekasih Ali juga turut hadir dalam pernikahan sang kekasih. Entahlah, padahal jelas jelas Ali telah melarangnya untuk hadir karena itu sama saja ia menyakiti hatinya sendiri dengan melihat Ali menikah dengan oranglain. Namun bukan Tania namanya kalau ia tak keras kepala. Begitu Ali biasa menyebutnya. Semua kolega bisnis dari keluarga Om Syarief dan Om Rizal pun juga hadir, memang kedua papa yang keren ini paling bisa memanfaatkan keadaan.. Mereka ingin semua kolega bisnisnya mengenal anak serta menantunya yang bak seorang pangeran dan permaisuri hari ini..

Ali sudah duduk berhadapan dengan bapak penghulu, begitupun dengan mama dan papanya serta calon mertuanya.. tak lupa pula dengan Radit yang turut menjadi saksi melihat Ali sang calon adik iparnya mengucapkan rentetan kalimat yang penuh arti itu.. Sedangkan Prilly? Prilly masih berdiam diri di dalam kamar pengantinnya ditemani oleh Alya calon kakak iparnya.. Yaa, Prilly akan keluar begitu Ali selesai mengucapkan kalimat ijab qabulnya..

"Udah, kamu yang tenang dong. Gak usah tegang gitu, kamu keliatan banget lagi gugupnya taauu.."ucap Alya menenangkan Prilly

"Iya kak, ini aku berusaha tenang ko.. Ini aku aja yang masih di dalam kamar gini deg degan banget. Apalagi Ali yaa yang diluar sana. Haduhh, tenang Prilly tenang.."jawab Prilly sambil menenangkan dirinya sendiri dengan menarik napas dalam dalam dan mengeluarkannya perlahan. Itu terus Prilly lakukan berulang ulang..

"Ali malah keliatan biasa aja, gak ada tegang tegangnya. Dia malah keliatan siap banget gitu buat nikahin kamu."ucapan Alya membuat Prilly terdiam dan menunduk. Ia teringat perkataan menyakitkan itu lagi

"Kamu tenang aja, kakak yakin ucapan Ali waktu itu tidak akan terjadi.. Percaya dehh! Kamu lupain aja yaa, gak usah di ingat lagi.. jangan diambil pusing sendiri.."ucap Alya sambil mengangkat dagu Prilly agar wajahnya tak menunduk.

Prilly mengangguk dan tersenyum manis pada Alya..

"Tuhkan cantik, udahh ahh jangan ditekuk itu muka. Masa pengantin wanitanya cemberut sihh, nanti kalah cantik lagi sama kakak iparnya.."ucap Alya dengan candanya

"Pokonya kamu harus kuat ngadepin Ali, kakak yakin kamu bisa menaklukan Ali dan hatinya.."ucap Alya menyemangati Prilly

"Iya kak makasih.."ucap Prilly kemudian memeluk Alya

My PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang