BAB V - MENDUA??

998 85 5
                                    

Altha berjalan menyusuri lorong sekolah, mengarahkan pandangannya menyusuri setiap sudut yang bisa di tangkap oleh penglihatannya.

Ini jam istirahat, ia baru saja keluar dari kelas Farah. Berniat untuk mengajaknya makan bersama di kantin, tapi Altha malah tidak menemukan siapapun di sana.

"Kak Altha!" Seseorang memanggilnya. Ia berhenti dan berbalik, mengerutkan dahinya sedikit melihat siapa yang memanggilnya. Altha berdecak sebelum kembali berjalan.

"Kak Altha ih orang di panggil!" Deika berlari, agar dapat menyamakan langkah dengan Altha. "Kak Altha mau ke kantin kan? Bareng aja yuk. Aku juga mau ke kantin."

"Gue mau sendiri!"

"Aku nggak mau sendiri."

"Cari orang lain,"

"Maunya kak Al!"

Altha berhenti melangkah. "Jangan ikutin gue!" ujarnya tajam.

Altha kembali melangkah tanpa sekalipun berbalik ke belakang.

Kantin terlihat lumayan lengang siang ini, hanya ada beberapa orang di dalamnya. Salah satunya beberapa teman sekelasnya, yang sedang berkumpul di meja dekat tukang penjual siomay, entah siapa namanya.

"Woy, Al. Tumben nggak sama Farah?" tanya Duta, "Malah ngajak si jepit Pink." Tambahnya.

"Hah?" tanyanya bingung.

Duta menunjuk sesuatu di belakangnya sambil menyeruput es teh manisnya. "Deika."

Altha cepat-cepat berbalik, nyaris menggeram kesal saat melihat Deika berdiri di belakangnya sambil menatapnya polos.

"Lo?"

"Aku kan udah bilang nggak mau sendiri." Deika memajukan bibirnya.

Duta tertawa melihatnya, "Jepit pink, sini lo. Gabung aja sama kita!"

"Boleh kak?" Deika bertanya sumringah.

"Nggak! Mending lo balik." Altha menjawab ketus, sementara Deika mendelik kesal.

"Boleh-boleh! Sini duduk." Duta menujuk salah satu kursi kosong.

Deika tersenyum, "Makasih kak. Kak Altha nih, orang semalem udah marah-marah. Masa hari ini mau marah-marah lagi." Ujarnya.

"Semelem? Lo bedua ngapain semalem." Tanya Amar.

"Yah Kepo!" Deika tertawa.

Mereka semua menganga, melirik Altha dengan tatapan menuduh. Hanya dengan dua kata itu, mereka semua sudah membayangkan hal-hal aneh di kepalanya masing-masing.

"Lo nggak usah ngomong yang enggak-enggak!" Altha menunjuk Deika kesal. "Dan lo semua. Nggak usah mikir yang macem-macem." Kali ini Altha menunjuk teman-temannya sendiri.

"Emang semalem lo ngapain Dey?" Duta mengabaikan ancaman Altha dan malah kembali mengajukan pertanyaan.

"Dut." Altha menggeram, memperingatkan.

"Kasih tau nggak yaaa?" Deika terkikik geli.

Dan sekali lagi, orang-orang di sekitarnya terperangah. Beberapa manatapnya dengan sorot mata horror. Beberapa lainnya hampir tersedak.

"Wah, gila lo Al." Duta menggelengkan kepalanya.

"Gue nggak nyangka lo bisa juga, ngelakuin hal-hal yang enggak pantes." Tuduh Amar.

Altha menggelengekan kepalanya, tampak tidak percaya dengan kejadian yang terjadi di hadapannya.

"Nggak pantes?" Deika bertanya.

THREAD OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang