Altha meneguk kembali air mineral yang tadi di belikan oleh Farah. Matanya masih mempehatikan gadis bernama Deika yang baru saja di goda oleh teman-temannya tadi berjalan menyusuri lorong.
Gadis itu minggu lalu benar-baner mangejutkan Altha, dengan memberikan surat cinta kepadanya di depan Farah dan seluruh siswa yang berada di kantin. Altha ingat bertapa polosnya gadis itu, tatapannya hanya terfokus padanya dan bukan yang lain, sehingga tidak menyadari kehadiran Farah di sana.
Untungnya, Farah hanya tertawa geli melihat tingkah gadis itu. Altha tidak dapat membayangkan bagaimana jika saat itu Farah marah.
"Dia jujur Al, dia beneran suka sama lo." Duta, salah satu temannya menyikutnya pelan.
"Terus?" Gumamnya.
"Lo nggak tertarik sama dia? Lucu gitu anaknya, nggak secantik Farah sih. Tapi jelas nggak akan negbosenin."
Altha meringis, "Lo gila?"
Duta tertawa sambil menepuk-nepuk punggung Altha, "Biar hidup lo nggak kaku-kaku amat Al. Flat banget gini, nggak greget ah."
"Udah ada Farah. Gue nggak butuh yang lain,"
"Setia banget sih jadi cowok."
"Jangan bandingin gue sama lo," Altha mendengus mengejek.
"Gimana ceritanaya itu cewek nembak lo?"
"Dia nggak nembak gue. Dia cuma ngasih surat cinta buat gue,"
"Isinya apaan? Kuno banget si Deika, mana jaman hari gini ngasih-ngasih surat cinta."
Altha mengangkat bahu, "Gue kasih suratnya ke Farah,"
"Anjir! Bodo amat Al, serius lo kasih farah?" Temannya yang lain, Amar laki-laki dengan kepala pelontos menyahut.
Altha mengangguk, "Kata farah isinya surat cinta, gue nggak baca sama sekali."
"Wah tega lo, sama cewek sendiri! Lo biarin Farah baca surat cinta dari cewek lain? Gila emang." Duta menggelengkan kepalanya, melihat Altha dengan tatapan aneh.
"Ini namanya gue terbuka sama Farah." Altha menjelaskan.
"Terbuka sih terbuka, tapi nggak gitu-gitu juga Al." Duta menambahi, "Lo udah tau kemaren Farah di anterin pulang sama adik kelas?"
Altha mengguk pelan, "Gue nggak bisa anterin Farah pulang."
"Terus lo biarin aja gitu si farah pulang di anterin cowok?" Altha bergeming, "Al, Farah itu cewek inceran satu sekolah. Lo jagain yang bener lah, nggak takut cewek lo di ambil orang?"
Altha tersenyum kecil, "Kita udah komitmen dari awal."
"Dan lo percaya sama dia?"
Altha mengalihkan pandangannya pada Duta, "Kalo gue nggak percaya sama dia, nggak akan gue pacarin." Altha melihat Duta meringis sambil mengibaskan tangannya.
Lalu Altha melihat seseorang menghampiri mereka. "Kak Al!" Seorang siswa laki-laki berkaca mata berlari ke arahnya.
"Hmmm?" Gumam Altha.
"Ada titipan nih," siswa laki-laki itu menyerahkan satu bungkus plastik berisi pisang molen di dalalamnya. "Dari Anak cewek namanya...." Anak itu mengingat-ingat. "Des..Dey.."
"Deika!" sahut Duta cepat.
"Nah, iya kak iya, dari Deika."
Duta dan teman-temannya yang lain tertawa terpingkal-pingkal. "Kocak banget tuh cewek, ngapain dah kasih lo molen. Dia nggak tau kalo lo nggak bisa makan gorengan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THREAD OF DESTINY
RomanceWARNING!! Kalo udah baca part 1, nggak akan berhenti sampai End "Kak Altha, pokonya jangan deket-deket cewek itu!" Altha diam. "Deika pengen di ajarin sama kak Altha, dong." Altha masih tetap diam. "Kak Altha, makan apaan sih kok bisa ganteng begitu...