KURASA benar apa yang orang orang katakan tentangku, bahwa aku berhati dingin. Soalnya, saat Melody menderita karena tangannya terkilir, aku malah menertawakannya.
Tapi serius, wajah menderitanya itu lucu sekali. Apalagi mengingat sebab dari tangannya yang terkilir itu—gara gara telat dan memanjat dinding belakang sekolah tapi ketauan Pak Im, guru Tatib kesayangan Melody, dan akhirnya malah jatuh dengan sangat tidak mulus—membuatku membayangkan yang aneh aneh. Seperti ekspresi Pak Im saat melihat siswi kesayangan yang hendak dia hukum, jatuh, misalnya.
Well… setidaknya Sica juga menahan tawa, jadi aku tidak kejam sendirian.
Omong omong, namaku Alunan Sendu.Aku yakin namaku familier, dan aku tidak munafik dengan mengatakan bahwa aku siswi biasa biasa saja. Nyatanya, aku adalah siswi paling mencolok di sekolah ini. Tentu saja bukan hanya dari penampilan, tapi juga prestasi dan keaktifan.
Dan tingkat kesopanan yang tidak dimiliki kedua temanku ini.
“Woi, lo kagak peka ya? Gue nungguin dari tadi nih…” dengus Melody, kesal. Sica yang duduk dihadapannya menatap Melody sambil mengunyah siomay double porsi miliknya. Kudapati Melody menatap Sica bergantian dengan mangkuk siomay. “Lha? Gue kira lo emang beliin gue double porsi tadi. Jadi ini kongsian?” tanya Sica, nggak ngeh.
Aku melirik mangkuk siomay yang sudah separuh habis, lalu menahan senyum. Rugi berat bagi Melody.
“Kamvrett lo, Ca. Balikin duit gua!” sentak Melody, yang makin uring uringan. Ngga sadar situasi, Sica tertawa puas. “Sori sori…gitu aja ngambek, sensi banget sih lo. PMS? Gue pikir lo bukan cewek, Dy.” Ledeknya, lalu menyuapkan sesendok siomay pada Melody.
Yep. Berhubung tangan kanannya terkilir tadi pagi—dan katanya sampai sekarang masih sakit—sementara Melody ngotot pingin makan, Sica akhirnya ketiban tugas buat menyuapi temen kami itu. Itu sebabnya mereka beli double porsi siomay untuk kongsian. Tadinya, begitu.
“Harusnya waktu suap suapan, kalian ku rekam ya.Terus dijadiin story IG, biar Arjuna tau ceweknya punya kecenderungan lesbian.” celetukku, yang langsung dapet pelototan dari Melody dan Sica. “CARI MATI LO, LUN?” ancam keduanya, membuatku terkekeh geli.
Jangan salah. Aku bukan tipe cewek yang doyan ngerumpi bareng temen atau ber—haha hihi saat ngumpul bareng. Seperti yang kusinggung diatas, orang bilang aku berhati dingin. Dan itu bukan tanpa alasan.
Selain dengan kedua tuyul ini, aku tidak tertarik dengan hubungan sosial lain. Bukannya aku introvert, hanya saja pertemanan seperti ini yang sangat cocok untukku. Jalan jalan ke mall, nongkrong di Café, hang out di akhir pekan, semua itu sangat membosankan dan buang buang waktu. Setidaknya, untukku.
Omong omong, Arjuna adalah nama dari pacar Melody. Yep. Preman preman begitu, Melody sudah punya pacar. Satu satunya yang tidak jomblo diantara kami bertiga. Meski jika melihat hubungannya dengan Arjuna membuatku selalu ingin tertawa.
Tidak. Hubungan mereka tidak begitu lucu. Hanya saja dengan sikap yang 180 derajat berbeda—Melody yang beringas dan brutal pacaran dengan Arjuna yang hemat tenaga dan kalem—membuat mereka nyaris memperdebatkan segala hal saat bertemu. Herannya, meski Melody yang lebih dominan, Arjuna selalu bisa membuat temanku itu menurut kalau dia mau.
Jadi iri rasanya.
“Kantin penuh banget. Gabung ya?” celetuk seseorang, membuat kami serempak menoleh.
Panjang umur. Cowok berkacamata dengan seragam rapi inilah yang bernama Arjuna. Siswa teladan, pacar dari siswi berandal.Cowok berkacamata itu—dilihat dari manapun—memang keren banget. Menurutku, dia tipe cowok yang ganteng pinter. Yah…bukannya ahli soal cowok, toh pacar saja aku nggak punya. Cuma, dalam sekali lihat, kita pasti punya kesan pertama pada fisik cowok. Dengan penampilan yang selalu rapi—atribut lengkap, seragam tersetrika, pokoknya tidak ada satupun yang menyalahi aturan—beda dengan pacarnya yang tidak ada satupun yang sesuai aturan—ditambah kacamata baca yang keliatan cocok banget diwajahnya, cowok itu punya nilai plus tersendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU...
Mystery / ThrillerAku sedang kesal. Engga, bukan kesal gara gara ngga dikasih uang jajan atau dibatasi penggunaan ATM. Yang benar saja, memangnya aku pernah punya masalah dengan keuangan? Aku cuman kesal sama seseorang sampai sampai rasanya aku ingin menyantetnya den...