"JADI sekarang jelasin padaku, gimana kamu bisa tahu Niar pelakunya?" tanyaku, pada Gatha yang sedang mengemudi di sampingku.
Kami kembali ke penginapan dengan mengendarai mobil yang kupinjam dari Sica-entah dapat mobil ini dari siapa-dan Gatha yang mengajukan diri untuk mengemudi. Cowok itu tampak gelisah, namun berusaha menyembunyikannya. Yah, aku tau pasti sih dia sedang mengkhawatirkan Arjuna. Aku juga ngga habis pikir bisa bisanya Arjuna menjadi target 2 psikopat mengerikan dalam kasus yang berdekatan. Tapi yah...r sih kalau ini terjadi sejak dia memiliki hubungan dengan kami bertiga.
"Sebenarnya sejak awal gue udah ada feeling ngga enak soal dia. Gue bahkan sampe cari tau diem diem soal masa lalunya, tapi kemudian gue pikir itu mungkin cuman feeling gue aja. Ngga tahunya sekarang malah..." dia menggantung kalimatnya, tidak melanjutkan.
"Feeling kayak gimana? Kamu kan ngga kenal sama Niar." Tanyaku, mengejar. Gatha menaikkan kecepatan, tapi aku tak memprotesnya sedikitpun. "Yah...lo tau kan kalo gue ini indigo dari kecil. Gara gara kebiasaan ngeliat barang halus gitu, gue jadi lebih peka dibanding orang lain. Sejak pertama kali gue ketrmu dia yang lagi bareng elo di koridor sekolah, gue udah ngerasa ngga enak. Gilanya, seolah ada yang bisikin gue dan ngomong dia berbahaya. Tadinya gue pikir itu cuman perasaan gue aja, lo kan tau sendiri otak gue rada rada geser."
Aku tak mampu untuk tak menahan senyum. Baru kali ini ada cowok yang mengatai dirinya sendiri nggak waras. Yah, aku setuju juga sih.
"Tapi karena gue merasa terganggu sama feeling itu, jadinya gue iseng iseng cari tahu tentang dia. Sebenarnya nggak ada yang aneh sama latar belakangnya, kecuali bahwa orang tuanya tewas dalam kecelakaan waktu dia SMP, sedangkan kakaknya mengalami trauma dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Tapi setelah semua ini, gue ragu semua keluarganya tewas murni karena kecelakaan." Lanjut Gatha.
Aku terdiam, menatap keluar jendela. Masih tak percaya kalau Niar adalah dalang dibalik semua ini. Maksudku....inj kejahatan serius. Melukai teman teman kami separah itu, menyekap Pak Rahmat dan Istrinya, apa yang membuatnya bertindak sampai sejauh ini?
"Gue bisa aja menjabarkan semuanya dari sudut pandang Niar, termasuk alasan, modus kejahatan, dan motifnya. Tapi ini...bakal sedikit mengerikan. Dan menjijikkan." Celetuk Gatha, seolah membaca pikiranku. Aku menghela nafas, kemudian menyandarkan punggung, "Aku mau dengar." Tegasku.
"Lo mungkin berpikir semuanya berawal saat kita mulai ketemu. Tapi gue rasa, Niar udah memendam perasaannya jauh sebelum itu." Gatha mulai menjelaskan, dengan pandangan yang tak sekalipun lepas dari jalanan. Fokusnya benar benar patut di puji.
"Waktu pertama kali lo dan cs lo mampir ke bengkel kami, gue dan Arjuna ngerasa ada yang ngawasin kami. Dari awal Niar ngga suka kalo orang yang dia taksir terlalu deket sama orang lain, siapapun itu. Dia selalu ngawasin kita. Dia yang nyuruh preman preman jalanan itu buat nyerang gue di hari kita janji buat nonton. Dia yang nyuruh seseorang ngirimin lo pesan atas nama gue supaya lo dateng ke sekolah malem malem. Dia juga yang ngikutin kita dari halte bis sampe ke rumah lo, sampe akhirnya Melody harus pura pura marah dan nampar gue buat ngelabuin dia."
Tapi bahkan setelah itu, dia nggak berhasil misahin kita. Itu sebabnya dia makin marah dan menghubungi si oknum Hyde or Jekyll ini buat minta bantuan. Dengan beberapa orang terlatih dan preman yang gampang di sogok, mereka bekerja sama buat membakar bengkel gue dan nyerang nyokap gue. Situasi tak terduganya adalah lo ternyata ada di rumah gue, dan berhasil menahan mereka sampe gue datang.
Kemudian kalian berangkat liburan, dan sebenarnya inilah panggung utama yang di tunggu tunggu sama dia. Dari Ursil, gue tahu bahwa dia nemuin tempat penginapan kalian waktu lagi browsing sama Niar. Ursil sendiri sebenernya belum pernah kesana. Dia bohong, lebih tepatnya Niar yang memicu dia buat berbohong dengan sedikit trik psikologi. Setelah itu, semuanya yang terjadi di liburan sesuai rencana Niar. Gue nggak tahu pasti gimana caranya dia ngelukain Ursil karena gue nggak meriksa TKP sedikitpun. Gue rasa dia ngelukain dirinya sendiri supaya nggak dicurigai. Tapi tetep aja, ngelukain diri sendiri begitu cuman demi bebas dari tuduhan bener bener berlebihan. Cewek itu emang ngga waras.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR YOU...
Mystery / ThrillerAku sedang kesal. Engga, bukan kesal gara gara ngga dikasih uang jajan atau dibatasi penggunaan ATM. Yang benar saja, memangnya aku pernah punya masalah dengan keuangan? Aku cuman kesal sama seseorang sampai sampai rasanya aku ingin menyantetnya den...