7 Can't

7 1 0
                                    

Malam harinya Ji Sung memilah-milah pakaiannya di depan cermin. Terdengar ketukan pintuk, Tok.. tok.. tok...
“Masuk.” Sahut Ji Sung dari kamarnya.
Ji Sang pun masuk ke kamar adiknya itu, “Kamu mau kemana ?”
“Makan malam.” Jawab Ji Sung dengan senyum merekah seperti bunga masih sambil memilih baju.
“Dengan siapa ?” Tanya Ji Sang penasaran.
“Teman.”
“Tapi senyum mu itu mencurigakan.” Ji Sang duduk di tepi tempat tidur.
“Ah hyeong kau ini bisa saja menggodaku. Oh ya, ada apa kamu kemari ?”
“Tidak.”
“Kau yakin ?” Tanya Ji Sung yang ikut duduk di tepi tempat tidur.
“Ya.. Silahkan pilih baju terbaikmu. Semoga berhasil.” Ji Sang bangki berdiri dari duduknya dan berlalu dari sana.
“Aku rasa dia ingin membicarakan sesuatu.” Pikir Ji Sung yang kemudian mendapatkan baju yang akan ia pakai.
...
Ji Sang memikirkan sesuatu dibalkon, ingatannya terlintas saat ia berbicara dengan Hye Ri di pesta penyambutan Ji Sung dan saat Hye Ri menginap di rumah mereka. Ia pun tersenyum mengingat hal itu.

***

Di mobil terlihat Ji Sung sedang mengambil sesuatu di balik jasnya. Ya itu adalah sebuah kalung yang ingin ia berikan pada Hye Ri.
Ji Sung tiba di depan rumah Hye Ri, ia pun mengirim pesan, “Aku sudah didepan rumahmu.”
Hye Ri sudah memakai dress bermotif floral, ia sedang duduk di meja rias dan memoleskan lipstiknya, ia melihat ponselnya berbunyi ada pesan yang masuk dari Ji Sung ia pun mengetikan pesan balasan, “Nde. Aku akan keluar.”
Hye Ri pun mengambil tas selempangnya dan segera keluar rumah. Ji Sung sudah menunggu dengan bersandar pada mobilnya. Ia bengong melihat Hye Ri yang begitu cantik.
“Ya!” Seru Hye Ri melambaikan tangannya di depan wajah Ji Sung.
“Aa nde, Kau cantik sekali.”
“Aku akan malu jika kau berkata begitu.” Ucap Hye Ri tersenyum.
Ji Sung membuka pintu mobil, “Masuklah.”
“Nde, gumawo.”
Mobil mereka pun melaju menuju restoran. Di mobil sambil menyetir Ji Sung mencoba membuka obrolan dengan Hye Ri, “Hye Ri-ssi.”
“Nde ?”
“Apa aku boleh bertanya ?”
“Tentu, kenapa tidak.”
“Apa kamu sudah punya pacar ?” Tanya Ji Sung penuh harap dan khawatir.
“Belum.”
“Apa kamu pernah pacaran ?”
“Belum. Kenapa kamu menanyakan hal sepeti ini ?” Tanya Hye Ri merasa heran.
“Tidak apa-apa, aku hanya penasaran. Apa kamu menyukai seseorang ?”
“Hm.. aku rasa tidak.”
“Kenapa jawabanmu ambigu.” Ji Sung merasa kesal.
Hye Ri tertawa keras, “Kau ini kenapa ?”
“Tidak.”
“Baiklah baiklah, aku tidak menyukai siapapun saat ini.”
“Mwo ?” Kata Ji Sung kaget.
“Wae ?” Tanya Hye Ri keheranan.
“Ah tidak.”
Ji Sung berpikir, “Kalau dia tidak menyukai seseorang artinya dia tidak menyukaiku.” Ji Sun pun menghela nafas.
Hye Ri melihatnya tapi tidak berani untuk bertanya. Tidak lama mereka pun sampai di restoran. Setelah memarkirkan mobil mereka keluar dan masuk ke retoran, merekapun duduk dan pelayan restoran memberikan buku menu, “Kau mau makan apa ?” Tanya Ji Sung.
“Apa yang kau pesan saja.”
“Kau yakin ?”
“Nde, aku tidak pilih-pillih dalam hal makanan.”
“Baiklah.” Ji Sung pun memesan dua porsi makanan dan minuman.
Ji Sung menatap Hye Ri yang sedang mengambil foto selfie dirinya, Hye Ri tersadar akan tatapn Ji Sung, “Kau mau ikut ?” Tanya Hye Ri.
Ji Sung pun tak menolak, “Ayo!” Ucapnya penuh semangat.
Tidak berselang lama makanan dan minuman yang mereka pesanpun datang, dan mereka mulai menikmati makanannya. Di sela-sela kegiatan makan mereka Ji Sung pun mencoba mencari informasi yang lebih tentang Hye Ri, “Hye Ri-ssi, pria seperti apa yang menjadi tipe mu ?”
Hye Ri berpikir, “Aku tidak pernah memikirkan pria seperti apa yang menjadi tipeku, aku rasa aku bisa jatuh cinta pada siapa saja.”
“Hah?! Aku tidak percaya. Lalu sebagai seorang pria aku bagaimana menurutmu ?”
Hye Ri mulai heran, “Hm.. kau seorang pria.”
“Hanya itu ?”
“Ya.”
Ji Sung pun menyerah ia tidak tahu harus berkata apa. Merekapun menyelesaikan makannya. Setelah itu Ji Sung mengambil sesuatu dibalik jasnya dan memberikannya pada Hye Ri.
“Apa ini ?” Tanya Hye Ri penasaran.
“Bukalah.”
Hye Ri pun membukanya dan terlihatlah sebuah kalung yang sangat cantik, Hye Ri pun memegang kalung tersebut, “Ini cantik sekali. Ini untuk ku ?”
“Tentu. Kalau tidak untuk siapa ?” -_-
Hye Ri pun tertawa.
“Sini aku akan memasangkannya.” Ucap Ji Sung pada Hye Ri.
Ji Sung pun bangkit dari kursinya menuju kebelakang Hye Ri dan akan memasangkannya, Hye Ri pun memegang rambutnya yang tergerai kesamping, Ji Sung sedikit bengong melihat leher Hye Ri, kemudian ia tersadar dan segera memasangkannya. Dari Ji Sung mendekat ke Hye Ri dan membisikan suatu kalimat, “Jangan mengikat rambutmu.”
Hye Ri menjauh, “Wae ?”
“Kau terlihat jelek.” Ji Sung berbohong.
Hye Ri cemberut, “Aish jinjja.”
“Sudah, ayo kita pulang.” Ji Sung pun berjalan lebih dulu meninggalkan Hye Ri yang asih duduk.
“Ya! Ji Sung-ssi, tunggu aku.”
...
Ji Sung mengantar Hye Ri kerumahnya. Setelah itu Ji Sung pun pulang kerumahnya. Ia berjalan menuju ke kamarnya dengan lesu, kemudian ia menjatuhkan diri ke tempat tidurnya, “Huh..! Aku tidak bisa mengungkapkan perasaan ku sekarang. Aku rasa ini terlalu cepat.”

*Note :
Mohon dukungannya ya readers
Vote ya, agar saya semangat melanjutkan ceritanya.
Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan, komentar para readers sangat dibutuhkan.
Gamsahamnida :)

Sad Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang