8 I feel...

2 1 0
                                    

Pagi hari seperti biasa Hye Ri menjalani rutinitasnya. Hye Ri menunggu lift untuk naik ke kantor Ji Sung, saat pintu lift terbuka Hye Ri pun masuk, beberapa saat pintu hampir tertutup datanglah Ji Sang yang juga akan naik ke lantai atas.
“Annyeonghaseyo sajangnim.” Sapa Hye Ri.
“Nde.”
Hye Ri yang bingung untuk bicarapun asal bertanya, “Apakah tidur anda nyenyak ?”
Ji Sung merasa heran, karena pertama kalinya orang asing bertanya seperti itu. Hye Ri yang menyadari Ji Sang keherananpun merasa tidak enak, “Jeosonghamnida, saya bicara hal pribadi.”
“Tidak, aku rasa hanya aku yang tidak pernah mendapat pertatnyaan seperti itu.”
Pintu lift terbuka mereka sudah sampai dan Ji Sang segera berlalu dengan senyum tipis yang tidak terlihat oleh Hye Ri. Hye Ri pun segera menyusul keluar dan menuju mejanya.
Di kantornya Ji Sang berdiri melihat pemandangan di luar jendela dimana dipenuhi gedung-gedung pencakar langit. “Aku tidak pernah merasakan ini.” Batin Ji Sang.

***

Pagi telah berganti sore, Ji Sung keluar dari kantornya dan akan segera pulang.
“Hye Ri-ssi.” Panggil Ji Sung.
Hye Ri menoleh ke sumber suara yang ia dengar, “Nde ?”
“Apa kamu punya waktu malam ini ?”
“Nde, ada apa ?”
“Apa kamu mau membantuku ?”
“Membantuku menyiapkan pesta ulang tahun kecil untuk Ji Sang.
“Hyeong mu ulang tahun ?
“Nde, bagaimana ? Kau mau ?”
“Ye.”
“Ayo kita pergi membeli perlengkapannya.”

....

Merekapun sampai di mall dan mencari kue.
“Kau bisa pilihkan kue untuk Hyeong ?” Pinta Ji Sung pada Hye Ri.
“Hyeong mu suka kue seperti apa ?”
“Aku rasa dia suka kue rasa mocca.”
Pandangan Hye Ri melihat ke salah satu kue mocca dengan desain yang simpel, “Yang ini saja.”
“Bungkus ini.” Ucap Ji Sung pada pelayan toko.
“Apakah ada tambahan ?” Tanya pelayan toko.
“Em.. lilin dengan angka 29, balon dan topi kerucut.
“Nde, tunggu sebentar, kami akan menyiapkannya.”
“Aku mau ke toilet dulu.” Ucap Hye Ri pada Ji Sung.
“Silahkan, aku tunggu disini.”
Setelah dari toilet Hye Ri melihat sebuah dasi yang bagus, ia pun masuk kedalam toko dan meliahatnya, pelayan toko menghampirinya dan bertanya, “Apakah anda mencarikan untuk pacar anda ?”
Hye Ri tersenyum, “Aku ambil ini satu. Bisakah ini dibungkus dengan kotak.”
“Tentu, mari kesana.”
Salah satu pelayan sedang membungkuskan dasi yang akan dibeli Hye Ri dan berkata, “Pilihan anda sangat bagus, pacar anda pasti akan senang.”
“Ah bukan seperti itu.” Hye Ri ingin menjelaskan, tapi ia dipanggil ke kasir untuk membayar karena sudah selesai.
Hye Ri pun segera berlalu menemui Ji Sung yang menunggunya sedari tadi.
“Apakah aku terlalu lama ?” Tanya Hye Ri merasa tidak enak.
“Tidak apa-apa. Kamu mampir kemana ?”
“ Aku ke salah satu toko tadi.”
“Oo baiklah, ayo kita kerumah sebelum hyeongku pulang.”

....

Ji Sung dan Hye Ri telah sampai dan mereka segera menyiapkan kue serta balon-balon.
“Apa kamu bisa memasak sup rumput laut ?” Tanya Ji Sung pada Hye Ri.
“Tentu, tapi apa hanya itu ?”
“Apa kau bisa masak sesuatu yang lain ?”
“Nde, ada banyak jenis makanan yang bisa kumasak.”
“Masaklah beberapa, dikulkas ada beberapa bahannya.”
“Nde.”

Hye Ri dan Ji Sung pun menyiapkan bahan makanan, “Apa kau bisa membantuku untuk memotong sayur?” tanya Hye Ri.
“Tentu.”
“Hye Ri menunjuk daun bawang, “Tolong potongkan itu.
Ji Sung pun memotong daun bawang, setelah selesai ia menarh kue di atas meja makan dan menyusun peralatan makan. Setelah itu ia menyandar di meja dapur dekat Hye Ri memasak untuk memperhatikan Hye Ri, Ji Sung senyum-senyum melihat Hye Ri.
Saat Hye Ri akan mengambil piring di lemari atas ia kesulitan manjangkaunya, Ji Sung pun dengan sigap membantunya. Posisi mereka sangat dekat dan itu membuat meraka sama-sama gugup. Hye Ri yang tersadarpun menjauh.
“Kau bisa memintaku mengambilnya.” Ucap Ji Sung memecah keheningan.
“Nde.” Hye Ri pun lanjut memasak.
Setelah semua masakan selesai Hye Ri dan Ji Sung pun membawanya ke meja makan.
Sambil menunggu Ji Sang pulang Hye Ri dan Ji Sung duduk sambil berbincang-bincang,
“Apa kau membeli kado untuk hyeong mu ?” Tanya Hye Ri.
“Tidak, aku tidak tahu harus memberi apa. Dan jujur ini pertama kali aku memberinya kejutan.”
“Jadi selama ini ?”
“Aku terlalu kekanak-kanakan, jadi aku selama ini hanya menyusahkannya dan tidak pernah berpikir tentang hal seperti ini.”
“Tapi setidaknya sekarang kau sudah berpikir dewasa.”
“Ah tidak juga.” Ji Sung merasa senang Hye Ri memujinya.
“Kapan hyeong mu pulang ?”
“Aku rasa sebentar lagi.” Ji sung bangkit dari duduknya dan menuju ke jendela untuk melihat.
“Hyeong sudah datang, Hye Ri cepat matikan lampunya.” Ucap Ji Sung yang melihat mobil hyeongnya masuk garasi.
“Nde.”

Di luar Ji Sang keluar dari mobilnya, “Ada apa ini ? Kenapa lampunya tiba-tiba mati semua ?” Ucap Ji Sang keheranan. Kemudian ia pun melangkah untuk masuk ke dalam rumahnya itu.

Annyeonghaseyo  : Halo / Apa kabar
Sajangnim : Direktur
Jeosonghamnida : Maaf
hyeong : Panggilan adik laki-laki ke kakak laki-laki
Ye : Iya / Ya
Nde : Iya / Ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sad Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang