"Hentikan Seokmin!"
Seokmin berhenti memukul Jun dan bagitupun sebaliknya. Terlihat Seungcheol dan yang lain baru saja sampai.
"Untuk apa kalian kemari?!" Tanya Jisoo ketus.
"Dengar, Soo. Ini harus kita selesaikan dengan baik." Kata Seungcheol.
"Cukup! Aku muak melihat kalian! Belum puas menghancurkan kami?!" Teriak Seokmin dengan kuku yang mulai memanjang sesikit demi sedikit.
"Seokmin, tenang dulu!" Ucap Soonyoung.
"Karena kalian, aku kehilangan kakakku! Dan juga karena kalian, aku kehilangan adikku!!" Seokmin sudah siap menyerang.
"Tunggu! Begini! Beruntungnya ada kau disini, Seok." Kata Mingyu.
"Apa maksudmu?" Tanya Seokmin.
Soonyoung tersenyum tipis dan menggeser tubuhnya.
Seokmin membelalakkan matanya."Dino?!"
🔹
💎
🔹
"Hoaamm~"
Terlihat seorang namja mungil yang terbangun dari tidurnya.
"Jam berapa ini?" Gumamnya sambil mengucek matanya. Ia perhatikan jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Huft… sepertinya aku ketiduran…" Namja mungil itu beranjak dari kursinya dan mencoba berjalan mengambil hoodie nya.
"Lapar nih, beli ramyun deh." Ia pun berjalan keluar dari ruang studio nya.
"Huh? Rame-rame apa itu?"
Namja mungil itu mengerutkan kening sambil memperhatikan keramaian yang ada di dekat hutan kota.
"Ya sudahlah, lebih baik aku pergi ke supermarket aja."
🔹
💎
🔹
Soonyoung terhentak kala merasakan sesuatu. Ia menoleh kanan dan kiri. Matanya membelalak.
"Aku pergi sebentar." Kata Soonyoung.
"Mau kemana, Soon?" Tanya Jun.
"Dia." Soonyoung langsung pergi.
"He, hei!" Panggil Seungcheol.
"Anu… kenapa namja itu melihatku terus?" Tanya Chan sambil menatap takut Seokmin yang tak henti melihatnya.
"Chan, dia adalah kakakmu."
🔹
💎
🔹
"Hmm beli yang mana, ya?" Gumamnya. Ia memilih satu cup ramyun dan membayarnya.
Deg!
Baru saja keluar dari supermarket, ia dihadapkan dengan namja tampan bermata sipit yang menatapnya dalam.