"Baiklah, aku pergi dulu. Aku akan melanjutkan rencanaku. Dah asal kau tahu, hari ini akan kupastikan ada lagi yang tumbang, lebih dari Jihoon dan Seungkwan."
Di kamar rawat Jihoon, terlihat sang penghuni kamar sedang melamun sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Aku masih tidak percaya…" Gumamnya.
Ia bangun dan duduk di kasur nya. Menatap sendu pada setangkai bunga mawar merah yang diberikan oleh Soonyoung.
"Tapi…
Siapa itu Hoshi?"
🔹
💎
🔹
Jisoo terduduk di bangku rumah sakit. Menunduk untuk memikirkan kembali ucapan Seokmin sebelumnya.
"Benarkah?" Gumamnya.
"Bangsa Vampire yang membantu warga Alabaster mengusir undead."
"Mana mungkin!" Jisoo sedikit terperanjat mendengar pernyataan Seokmin.
"Tapi itu kenyataannya, hyung. Aku yang melihatnya sendiri." Ucap Seokmin.
Jisoo menggelengkan kepalanya kuat. "Tidak, Seok! Kau pasti salah lihat!" Katanya dengan air mata yang mulai mengalir.
"Penglihatanku tak mungkin salah, hyung." Kata Seokmin. Jisoo menangis. Tidak terima kenyataan bahwa bangsa vampire ternyata mendukung mereka kala perang dulu.
"Apa yang harus kita lakukan? Mereka sudah dibenci oleh seluruh rakyat Alabaster." Kata Jisoo.
"Itu biar jadi urusanku saja, hyung. Kau kembalilah menemani Seungkwan atau Jihoon. Aku pergi dulu." Seokmin mengusak pelan surai Jisoo sebelum pergi.
"Seokmin… Apa yang harus kulakukan?"
🔹
💎
🔹
Di istana, Wonwoo cuma berjalan mengelilingi ruangannya.
Bingung apa yang harus dilakukan sekarang.
Setelah Mingyu mengantarnya, ia hanya merenung, memikirkan cara untuk mencari Minghao.
"Aish, aku bisa gila lama-lama." Gumamnya sambil berjalan menuju jendela ruangannya yang mengarah pada taman istana.
"Tunggu, siapa itu?" Gumamnya kala melihat sesuatu yang sedang bersembunyi dibalik pilar.
Mata rubahnya menajam dan mendapati seseorang disana yang memakai jubah gelap sedang memperhatikannya.
"Apa yang ia lakukan disini?" Gumamnya.
Sraakk!!!
"AAAHHH!!!"
🔹