Bab XII : Lamaran

7.6K 474 5
                                    

Tommy POV

Gue yakin banget Reta mikir gue bakal lamar dia di dalam restoran. Udah bosen kali! Mainstream banget.  Gue juga yakin Reta udah ga tahan dilamar sama gue. Karena candle light dinner gue bener-bener Cuma candle light dinner. Super romantic tapi tanpa acara lamaran.

Reta bahkan udah berdecak sebel pas ada di mobil gue. Dia bener-bener nunggu gue ngelamar dia? Sabarrrr!

Gue bawa dia ke sebuah rumah besar. Ga jauh dari rumah orang tuanya.

“Tom! Katanya mau pulang, ini ke rumah siapa sih?” tanya Reta jengkel.

“Masuk yuk..” kata gue ga menjawab pertanyaannya.

“GAK!” tegas Reta.

Gue terpaksa menggendong Reta dan sedikit menguras tenaga gue menahan Reta yang terus aja meronta-ronta! Setengah mati gue buka pintu Cuma buat masuk ke dalam rumah ini. Apalagi gue masih harus bawa Reta ke balkon lantai dua. Untung saja Reta ramping dan enteng!

Gue langsung menurunkan Reta pas gue udah nyampe di balkon.

“TOM! APA-APAAN SIH?!” kata Reta marah.

Gue Cuma bisa tersenyum dan menunjuk ke arah bawah dari balkon. Ke arah kolam renang yang dihiasi lilin-lilin membentuk tulisan,

Will you marry me?

Reta menutup kedua mulutnya dan gue udah bersiap dengan berlutut, menekuk satu kaki ke belakang. Saat Reta kembali menatap gue, gue membuka kotak cincin.

“Will you marry me?” tanya gue penuh keyakinan.

Gue bisa liat bulir air mata jatuh ke pipinya.

“Maukah kamu menikah denganku? Hidup bersamaku? Tanpa ragu menemaniku? Membuat sebuah keluarga harmonis dan hangat di rumah ini? Aku menawarkan rumah ini, semua yang kumiliki dan diriku sendiri untukmu, Floreta Putri Mahendra. Maukah kamu?”

***

Reta POV

“AKU MAU TOMMY! AKU MAU MENIKAH SAMA KAMU!!!” teriak gue yang langsung memeluk Tommy erat!

Masa bodo dengan candle light dinner, restoran mewah ataupun dansa romantis! Tommy melamar gue di rumah!

Dia menawarkan cincin, dia menawarkan rumah, dia menawarkan semua yang dia punya dan dia menawarkan dirinya sendiri untuk hidup bersamaku! Rasa-rasanya tidak mungkin gue ga menangis bahagia!

“I love you.” bisik Tommy.

“I love you, too.” Bisik gue membalas Tommy.

***

“Jadi, kapan kalian menikah?” tanya Dad saat sarapan setelah malam luar biasa itu.

“Not so fast, Daddy!” kata gue masih melanjutkan sarapan nikmat gue.

“Kenapa sayang?” tanya Mom.

“Aku mau pernikahan aku dihadiri semua anggota keluarga aku! Termasuk Arya dan Natasha!” kata gue tak terbantah.

“Lu ga takut Tommy kabur?” tanya Rega sambil menaikkan sebelah alisnya.

“Ngga lah. Gue yakin, kalo Tommy kabur lu bakal kejar dia sampe ke ujung dunia. Lagian, Arya dan Natasha mempercepat waktunya jadi 6 tahun doang kan? Bahkan mereka yakin banget tiga tahun lagi balik ke Jakarta.” Kata gue sambil melirik ke arah Tommy yang duduk di samping gue.

“Everything for you, sweetheart!” kata Tommy di sela-sela makannya.

Loving You #2 : RetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang