Reta POV
Udah tiga bulan sejak hari lamaran itu. Hubungan gue sama Tommy semakin mesra. Tommy selalu ngeluangin waktu buat gue, dan selalu sabar dengan gue. Walopun begitu, gue ngerasa sikap dewasa Tommy kadang bisa hilang dan berganti dengan sikap manja!
Efek punya pacar kali ya?
Tapi hari ini gue dateng ke kantor Tommy. Ada hal serius yang mau gue omongin. Gue ga ragu sedikitpun dengan hal ini. Tommy harus dengerin gue, dan gue harap permintaan egois gue ini bakal didengerin dan dimengerti oleh Tommy.
“Tom. Aku mau ngomong serius.” Kata gue yang sekarang udah duduk di depan Tommy, di ruang kantor Tommy, berdua.
“Katakan, sayang!” kata Tommy mengalihkan matanya ke arahku.
“Aku mau pergi tiga tahun.” kata gue tanpa basa-basi.
“Kemana?” tanya Tommy singkat.
“Ke tempat Natasha. Tapi aku mau kamu ga ikutin aku dan ngga sering-sering telepon atau sms aku. Just... 3 years.” Kata gue singkat padat dan jelas.
Tommy kaget.
“Aku Cuma mau bantu Natasha, secara aku ini ngerti hukum. Dia butuh aku, jadinya aku mau pergi. Serius deh, Cuma tiga tahun. Aku harap kamu ngerti.” Kata gue cepat.
“Kapan kamu pergi?” tanya Tommy yang masih ga percaya.
“Besok.” Jawab gue pendek.
“Lalu kenapa kamu ga mau aku ikutin?” tanya Tommy.
“Karena aku tau kamu pasti sangaaaatttt bawel! Lagipula, kamu kan lagi membangun kerajaan hotel kamu! Pleaseeeee???? Kalo kamu ga ngijinin, aku minta break dari kamu.” kata gue nyoba ngancam.
BERHASIL!
“Oke! Asal kamu angkat telepon aku seminggu sekali aku ijinin dan saat balik kamu harus siap buat nikah sama aku, gimana?” tawar Tommy yang sudah bangkit dari kursi panasnya dan berjalan ke arahku.
Thank you Tommy! Lu emang selalu ngerti gue. Gue tau lu percaya sama gue!
“DEAL! Asal kamu ga nyeleweng sama mantan kamu, siapa namanya.. hm.. Gea! Aku ga suka sama cewek itu!” kata gue memeluk Tommy.
Tommy langsung mengerutkan dahinya. Bingung kenapa gue tau?
“Heh. Aku itu professional! Ingat itu. Aku juga tau kamu sama Gea Cuma pacaran sebulan. Tapi aku jauh lebih segalanya dari cewek manapun yang pernah sama kamu, Tom!” kata gue tegas dan sedikit sombong.
“Wah, berarti kamu udah tau gimana aku dulu ya?” tanya Tommy.
“Yah gitu deh. Kamu ga banyak kali pacaran, Cuma tiga orang dan putus dalam sebulan. Suka minum, ga pernah mabok, dan kamu ga pernah tidur sama cewek manapun. Jadi aku ga perlu kuatir. Tapi perlu kamu tau. Aku bukan cewek pencemburu, tapi sekali kamu nyakitin aku, aku yakinin kamu bakal ada di penjara seumur hidup!” kata gue ngancam.
“SIP BU BOSS!” kata Tommy memelukku erat.
Syukurlah Tommy ga banyak tanya dan cerewet dengan kepergian gue. Gue juga ngajak Reta kembaran gue sih, tapi kayaknya Rega bakal mati-matian ngelarang.
Gue yakin kok cinta gue ini ga Cuma perasaan sebentar aja. Walau jaraknya jauh, tapi gue yakin Tommy dan gue akan terus saling mencintai. Gue mau Tommy makin sukses, karena dia masih muda. Makanya gue pergi. Tapi selain itu, gue juga mau nikmatin waktu luang lebih banyak, makanya gue tinggalin pekerjaan gue di Jakarta dan berkunjung ke tempat Natasha!
Bukan mau ikut-ikutan Natasha, tapi gue punya keinginan yang sama kayak Natasha. Ga mau pasangan kami diem di tempat. Mereka harus maju dan kejar cita-citanya! Gue sendiri mencoba untuk nyari pekerjaan yang lebih gue nikmatin dari sebelumnya.
Kesempatan yang ga boleh lewat sama sekali.
“TOM! Saat kita ketemu lagi, hotel kamu itu harus udah ada di seluruh Indonesia ya! Aku bakal kangen banget sama kamu, tapi aku mau kamu jadi orang yang luar biasa! Jaga diri baik-baik dan jauhin cewek-cewek ganjen. Jangan minum apapun dari mereka. Mereka itu lintah darat!” nasehat gue di bandara.
“Iya sayaaaanngggg!” kata Tommy mengecup kening gue.
“I love you. I always do!” kata gue memeluk erat Tommy.
“I love you too!” kata Tommy.
Gue melepas pelukan gue dan ga membalikkan badan gue ke belakang. Gue yakin dengan keputusan gue!
Tiga tahun. Hanya tiga tahun... dan yakin kita akan bertemu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You #2 : Reta
RomanceSekuel kedua dari "Loving You". Tato yang gue bikin lima taon yang lalu. Dengan rasa sakit dan perih yang gue tahan saat tato dibuat. Tato yang banyak kenangan pahit. Dan membuat gue merasa lebih sakit dan perih daripada saat tato ini dibuat dulu. T...