Part 4

14.9K 2.7K 640
                                    

"If tomorrow never comes. Will he's know how much, I loved him?"

▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒

TEPAT pukul 9 malam Jaehyun sampai ke rumah. Sedangkan Taeyong sudah pulang sejak 3 jam lalu. Jaehyun memang sengaja mengambil lembur untuk menghindari Taeyong.

Bukan apa-apa, tapi ia tidak ingin Taeyong merasa tidak nyaman dengan kehadirannya seperti kemarin. Tujuan Jaehyun yang sebenarnya adalah untuk membuat  Taeyong mencintainyaㅡbukan semakin membencinya seperti sekarang.

Bahu Jaehyun terkulai lemas saat ia membuka pintu kamar Taeyong dan melihat lelaki cantik itu bergelung nyaman di dalam selimut. Dengan langkah kecil Jaehyun berjalan mendekati Taeyong, ia ingin sekali mengucapkan selamat malan dan mengecup dahi Taeyong.

Memangnya kapan lagi ia bisa melakukan hal itu jika tidak mengambil kesempatan sekarang? Jujur saja, Taeyong tidak mungkin sudi menerima kecupan lembut darinya.

"Aku mencintaimu Taeyong, sangat sangat mencintaimu." bisik Jaehyun lembut, ia mengusap surai hitam Taeyong dengan lembut. Tersirat kesedihan yang mendalam di bola mata cokelat Jaehyun.

Sampai kapanpun ia akan tahan jika Taeyong mau terus memperlakukannya seperti ini. "Aku rela jika kau membentakku setiap hari, tapi satu hal yang tidak boleh kau lakukanㅡjangan tinggalkan aku karena aku tidak bisa hidup tanpamu." bola mata Jaehyun berkaca-kaca.

Melihat Taeyong tidur dengan nyaman seperti ini, apalagi raut wajah Taeyong yang begitu damai. Jaehyun sangat menyukainya, ia ingin sekali saja, Taeyong tersenyum padanya.

Seperti senyuman yang sering Taeyong berikan pada teman-teman nya di kantor. Senyuman tulus atau bahkan tawa merdu, bisakah Jaehyun mendapatkan hal itu sekali saja?

"Tidur yang nyenyak Taeyong, selamat malam sayang. Aku harap, kau tidak memimpikanku karena aku tahu itu akan menjadi mimpi buruk." tawa miris Jaehyun mengalun, ia menunduk dan mengecup dahi Taeyong lama.

Lalu tatapan Jaehyun jatuh pada perut rata Taeyong. Ia mengusap perut itu dengan penuh kasih sayang. "Tumbuh yang baik ya baby, Daddy akan menjagamu dengan baik." bisiknya pelan; walaupun Jaehyun tahu itu bukan anaknya. Tapi tidak salah kan jika ia menyayangi anak Taeyong?

Tubuh Taeyong bergerak kecil, ia memberingsut mendekati Jaehyun. "M-mingyu.." igaunya berhasil membuat hati Jaehyun terermas.

Oke, mungkin seharusnya Jaehyun tidak perlu berharap lebih. Karena bagaimana pun, hati Taeyong masih di miliki oleh Mingyu. Tapi bukan berarti ia akan menyerah, tidak, Jaehyun tidak akan menyerah.

Ia akan mencobaㅡmencoba segala cara agar Taeyong bisa mencintainya seperti ia mencintai Taeyong walaupun hal itu sangat mustahil.

Rasanya, Jaehyun tidak ingin beranjak. Ia ingin tidur disini bersama Taeyong, memeluk lelaki cantik itu dengan erat. Namun sepertinya ia tidak akan melakukan hal tersebut, bagaimana jika nanti Taeyong bangun dan menemukan Jaehyun berbaring di sisinya? Ah pasti Taeyong akan semakin membenci Jaehyun.

"Walaupun nama Mingyu yang kau sebut, aku selalu berharap jika aku bisa menjadi lelaki impianmu Taeyong. Jika saat itu datang, aku tidak akan pernah menyakitimu.." gumamnya sebelum mengusap dahi Taeyong lalu beranjak dari sana.

If Tomorrow Never Comes《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang