Part 10

16.6K 2.6K 469
                                    

If tomorrow never comes will he's know how much, I loved him?

▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒

SIANG ini Taeyong memutuskan untuk bertemu dengan Rowoon di cafe yang terletak di dekat apartemennya. Entah, ia hanya membutuhkan seseorang untuk mendengarkan semua keluh kesahnyaㅡdan Rowoon adalah orang yang tepat.

Mingyu izin pergi tadi pagi, entah kemana. Taeyong tidak ingin bertanya lebih jauh, apa yang ia dengar semalam cukup memukul dirinya hingga ke dasar bumi. Maksudnya, ia sudah tahu kebenaran tentang Mingyu yang ternyata hanya menjadikan dirinya sebagai tempat perlindunganㅡsepertinya lelaki tinggi itu terlibat dengan sebuah kasus di Filipina. Bukankah semalam Mingyu mengatakan tentang beberapa senjata dan juga Negara Filiphina?

"Maaf aku terlambat, apa kau sudah menunggu lama?" Rowoon tiba-tiba duduk di hadapan Taeyong. Lelaki itu terlihat sangat tampan dengan jas formal yang melekat di tubuhnya; sepertinya Rowoon baru saja selesai menyelesaikan tugas sebagai pengacara.

Taeyong menggeleng. "Tidak, aku baru datang lima menit yang lalu. Ah aku sudah memesan cokelat panas tadi, kau ingin memesan?"

Otomatis Rowoon mengangguk, ia juga membutuhkan sesuatu untuk di minum dan di makan. Akhirnya mereka memutuskan kembali memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan ringan, kebetulan Rowoon sudah datang, jadi Taeyong tidak perlu sungkan memesan beberapa makanan. Ia hanya takut jika harus makan sendiri, itu terlihat aneh.

"Jadi Taeyong, ada apa?" tanya Rowoon penasaran. Pasti ada sesuatu bukan? Tidak mungkin Taeyong memanggilnya tanpa alasan.

Si lelaki mungil menghela nafas. "Mungkin ceritanya akan panjang,"

"Tidak masalah."

Mulai dari sini Taeyong menceritakan tentang apa yang terjadi padanya dan juga Mingyuㅡhingga ia mendengar percakapan lelaki berkulit tan itu semalam. Semuanya Taeyong ceritakan kepada Rowoon; tanpa ada yang terlewat.

Tapi anehnya, Rowoon hanya memasang raut wajah datar. Sama sekali tidak terkejut akan fakta yang di beberkan oleh si lelaki cantik.

Pesanan mereka datang, Rowoon menyeruput caramel latte miliknya sebelum menatap Taeyong dengan tatapan serius. "Sebenarnya aku ingin membicarakan hal ini sejak awal padamu Taeyong. Nama Kim Mingyu sangat tidak asing di telingaku, aku bekerja sebagai pengacara dan mengenal beberapa jaksa serta polisi. Mereka sering membicarakan Mingyuㅡia juga sekarang sudah menjadi buronan di korea. Selama ini Mingyu bekerja di Filipina sebagai pengekspor narkoba dan senjata ilegal. Ia juga pernah membunuh beberapa orang disana sebelumnya sehingga melarikan diri kemari, entah apa yang ia cari disiniㅡtapi saranku, lebih baik kau menjauh darinya. Karena sungguh, ia itu sangat buruk sekali."

Mulut Taeyong terbuka lebar, ia tidak menyangka jika Rowoon lebih banyak mengetahui tentang ini. Semalaman Taeyong juga sudah berpikir untuk menjauhi Mingyuㅡia sadar bahwa selama ini penantian serta cinta yang ia berikan kepada Mingyu ternyata terbuang sia-sia. Lelaki berkulit tan itu sudah tidak lagi mencintainya, ia hanya menggunakan Taeyong sebagai tameng.

"Mingyu dan Jaehyun sama saja Rowoon-ah, kedua lelaki itu hanya menggunakanku!" ujar Taeyong penuh kekesalah, bahkan kini kedua matanya sudah berkaca-kaca. Hatinya sungguh terasa sakit, tidak cukupkah ia mendapatkan pengkhianatan dari Jaehyun? Kenapa harus Mingyu juga?

If Tomorrow Never Comes《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang