Part 14

16K 2.3K 227
                                    

So tell that someone that you love..

▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒

WAKTU berlalu begitu cepat hingga akhirnya di sini lah Taeyong. Menatap pantulan dirinya di depan cermin; tubuhnya di balut kemeja serta jas berwarna putih. Ia akan melangsungkan pernikahan di gereja bersama Jaehyun.

Tidak ada satu pun orang yang di undang. Kecuali Ten yang menjadi saksi. Mereka tidak butuh beratus-ratus orang meramaikan acara penikahan ini. Toh yang Taeyong butuhkan hanyalah Jaehyun; ia ingin kembali memulai kehidupannya bersama lelaki tampan itu.

"Wow. Pantas saja Jaehyun tergila-gila padamu." Ten membuka pintu dan tertawa; melihat Taeyong yang begitu cantik berhasil membuatnya iri.

Hubungan Taeyong dan Jaehyun memang benar-benar kuat sekali. Walaupun awalnya Ten memiliki niat buruk untuk menjadikan Jaehyun sebagai miliknya; namun rasanya ia tidak akan pernah bisa karena lelaki tampan itu sangat mencintai Taeyong.

"Ah," Taeyong tersenyum kecil; menatap ke arah perutnya yang membesar. "Terimakasih karena sudah bersedia menjadi saksi untuk pernikahan kami, Ten."

"Tidak masalah," Ten merapihkan jas yang terpasang di tubuh Taeyong lalu menatap perut yang membesar itu selama beberapa detik. "Bolehkah aku menyentuhnya?"

"Tentu saja!" Taeyong berseru, ia tertawa seraya membawa tangan Ten ke atas perut besarnya. Hanya perlu menunggu waktu tiga bulan lagi; ia dan Jaehyun akan segera menjadi orang tua yang begitu bahagia!

Taeyong tidak sabar menunggu waktu itu tiba. Jaehyun sangat menyayangi janin yang ada di perutnya, lelaki tampan itu pasti akan senang sekali ketika bayi mereka lahir ke dunia.

Senyum tulus tersungging di bibir Ten. Ia megusap perut Taeyong dengan lembut. Membayangkan seorang anak yang nanti akan keluar dari sana. Taeyong sangat beruntung karena memiliki kelebihan itu; bisa mengandung.

Suara bel yang terdengar kencang berhasil membuat Ten melepaskan tangan pada perut Taeyong. Bel itu menandakan jika pernikahan akan segera di laksanakan. Well, mereka semua sudah berada di gereja sejak pagi tadi.

"Ayo, Jaehyun menunggumu di altar."

Taeyong mengangguk semangat. Ia berjalan di belakang Ten menuju altar yang terlihat begitu kosong. Bahkan tidak ada satu pun kelopak bunga di sana; sangat sederhana sekali. Jaehyun dan seorang pastor berdiri diatas podium; menunggu kedatangan Taeyong.

Senyum di wajah Jaehyun terlihat sangat teduh. Entah hanya perasaan Taeyong saja, atau Jaehyun memang sangat kurus sekarang? Pipi gembul lelaki itu menjadi begitu tirus; bahkan kantung mata Jaehyun terlihat jelas.

Ten duduk di bangku yang sudah di sediakan sebagai saksi; ia merasa bahagia hari ini karena Jaehyun dan Taeyong sudah bersatu lagi. Keduanya memang sempat berpisah, namun ternyata takdir masih berpihak pada Jaehyun dan Taeyong.

Langkah kaki Taeyong terasa ringan, ia naik ke atas podium dan berdiri di samping Jaehyun; jemari mereka saling bertautan. Keduanya menghadap pastor untuk mengucap janji suci.

Ingatan Taeyong melayang; dulu ia juga pernah berada di posisi seperti ini dengan orang yang sama. Hanya saja dulu ia tidak tersenyum seperti sekarang. Mengingat itu berhasil membuat kedua bola mata Taeyong berkaca-kaca. Ia merasa bersalah karena sudah berbuat jahat kepada Jaehyun.

If Tomorrow Never Comes《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang