Did I try in every way, to show him every day, that he's my only one.
▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
TAEYONG memasukan beberapa pakaiannya ke dalam koper, ia sudah memesan tiket ke amerika di ponselnya tiga jam yang lalu dan mendapat penerbangan malam hariㅡitu tidak masalah, yang penting ia bisa menemukan Jaehyun disana.
"Taeyong? Mau kemana?" Mingyu yang baru saja pulang merasa bingung saat melihat Taeyong sudah memasukan hampir semua pakaian ke dalam koper besar.
Si lelaki mungil tersenyum kecut, kemudian berjalan ke arah meja rias dan mengambil beberapa benda yang memang ia butuhkan. "Aku harus pergi Mingyu,"
"Kemana?" nada suara lelaki tinggi itu terdengar sangat terkejut.
Menghela nafas, Taeyong akhirnya menghentikan kegiatannya untuk sementara. Ia berjalan menuju kasur dan duduk di tepinya. "Aku sudah melakukan kesalahan yang begitu besar." jelasnya sembari mengusap perut yang sudah membuncit.
Perlahan Mingyu berjalan mendekati Taeyong dan berlutut di hadapan lelaki cantik itu. Ia mengambil tangan Taeyong dan menggenggamnya erat. "Apa yang telah kau lakukan?"
Ingatan Taeyong melayang, menuju beberapa bulan lalu. Dimana ia selalu berbuat jahat kepada Jaehyun, bahkan ia tidak pernah menganggap keberadaan lelaki yang dulu menjadi suami sahnya. Ia malah terus memikirkan lelaki berengsek seperti Mingyu, bukankah perbuatannya ini sudah keterlaluan?
"Aku sudah menyia-nyiakan seseorang yang mencintaiku dengan begitu tulus. Aku melakukan kesalahan yang begitu besar hanya karena kesalah pahamanㅡah tidak, kau ingin tahu kesalahan terbesarku?" tanya Taeyong sembari menatap kedua mata Mingyu dengan tatapan penuh kebencian, sedangkan lelaki tampan itu menggeleng. "Aku memilihmu di bandingkan dengan Jaehyunㅡitu kesalahan terbesar yang sudah aku lakukan."
"A-apa?" jujur saja Mingyu melongo mendengarnya, bukankah Taeyong sangat membenci Jaehyun? Kenapa sekarang jadi seperti ini. "Apa maksudnya?"
"Tidak perlu berpura-pura lagi Mingyu, aku tahu semua rencanamu. Kau adalah buronan yang di cari oleh negara Filiphina, kau kesini hanya untuk memanfaatkan diriku untuk menjadi tempat persembunyian. Tolong.. Akhiri saja semua ini, aku benar-benar lelah karena telah berharap kepada orang yang salah.. Aku menyesal telah menyia-nyiakan seseorang yang sangat mencintaiku hanya karena lelaki tolol sepertimu." nada suaranya terdengar lirih; namun begitu menusuk. Setelah itu Taeyong segera menarik kedua tangannya dari genggaman Mingyu dan kembali melanjutkan kegiatannya untuk berkemas.
Mingyu mematung dengan kedua mata yang belum berkedip sedaritadi, ia tidak menyangka jika Taeyong benar-benar mengetahui segalanya. "T-tapi Taeyong.. Bukankah kau sedang mengandung anak kita?"
Mendengar hal itu Taeyong tertawa sinis. "Ini anakku Mingyu-ya, aku yang membawanya selama ini di dalam perutku. Memangnya apa yang sudah kau lakukan? Hanya menanam benih lalu pergi begitu saja, sudalah, aku tidak ingin membicarakan hal ini lagi. Cinta sejatiku sedang menunggu di Amerika, jadi kita sudahi saja semuanya sampai disini." katakan saja Taeyong kejam, tapi memangnya ㅡsiapa yang lebih kejam disini? Mingyu atau dirinya?
Tidak ada kata-kata yang bisa Mingyu ucapakan lagi, lelaki tampan itu mengepalkan kedua tangan sebelum akhirnya pergi dari sana. Meninggalkan Taeyong yang langsung terdiam, kedua matanya berkaca-kaca. Ia sudah menahan tangisan sedaritadi.. Bukan karena Mingyu, tapi karena Jaehyun, semua kesalahannya tidak akan pernah bisa di maafkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Tomorrow Never Comes《Jaeyong》✔
Fanfic[AngstㅡHurt] If Tomorrow Never Comes, will he's know how much i love him? •Jaehyun x Taeyong •BXB || GAY || YAOI •MPREG! •Don't read if u don't like, bitches. •Cerita Asli Milik Rachel (Penulis) Start : 171118 End : -