Part 6

13.8K 2.6K 573
                                    

And if my time on earth were through. He's must face this world without me.

Is the love I gave him in the past, gonna be enough to last. If tomorrow never comes?

▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒

TUBUH Taeyong bergetar hebat, air mata merebak keluar dari balik kelopak. Ia menatap satu objek yang sedang membelakangi dirinya, sosok tampan yang selama ini ia rindukan, sosok tampan yang meninggalkan dirinya tanpa kabar. Tapi kini, sosok itu kembali.

Dengan cepat Taeyong berlari menghampiri Mingyu yang sedang berdiri di bawah pohon, lelaki itu sedang menatap air mancur di depannya. Tanpa berkata apapun kini Taeyong sudah memeluk Mingyu dari belakangㅡtangisnya pecah.

Mingyu tersentak, tapi ia tahu siapa yang memeluknya. Pelukan ini terasa begitu berbeda, terasa sangat hangat, dan jujur, Mingyu sangat menyukai inu. Dimana Taeyong memeluk dirinya dengan segenap perasaan. "Taeyong," ujarnya lirih, lalu membalikkan tubuh dan menangkup kedua pipi Taeyong.

Air mata terus menuruni pipi Taeyong, seolah tidak ingin berhenti untuk keluar. Pandangannya menjadi buram, ia tidak bisa melihat Mingyu dengan jelas saat ini. Namun satu hal yang ia tahu pasti, Mingyu masih sama seperti dulu, masih terlihat sangat tampan dan hangat. "M-mingyu.."

"Oh sayang," kedua bola mata Mingyu berkaca-kaca, ia mengecup dahi Taeyong lama sebelum memeluk lelaki mungil itu dengan begitu erat. "Aku merindukanmu, sangat merindukanmu Taeyong.. Maaf.."

Kedua tangan Taeyong melingkar di tubuh Mingyu; pelukan mereka menjadi semakin erat. Ada sesuatu yang mengganjal, Mingyu melonggarkan pelukan mereka dan menatap ke arah perut Taeyong yang sedikit membuncit. "T-taeyong.."

"Ya.. Ini anak kita.." gumam Taeyong haru, ia mengusap perutnya dengan penuh kasih sayang. Hal itu berhasil membuat hati Mingyu diremas kuat, oh apa yang ia lakukan!

"Maaf, sungguh Taeyong, maaf karena aku meninggalkanmu begitu saja." Mingyu menarik tangan Taeyong dan mendudukan tubuh lelaki cantik itu di salah satu bangku taman, setelahnya ia juga duduk di sana. Kedua tangannya mengenggam tangan Taeyong dengan erat.

Tidak ada yang bisa Taeyong lakukan sekarang, ia hanya ingin mendengar penjelasan dari Mingyu. Jika memang hal tersebut berhasil membuat hatinya sakit, maka Taeyong bertekad tidak akan menemui Mingyu lagi. Tapi jika sebaliknya, maka dengan senang hati ia akan kembali bersama Mingyu. Menjalani sebuah rumah tangga yang selama ini selalu Taeyong idam-idamkan, tanpa Jaehyun di dalamnya.

Sorot mata Mingyu terlihat begitu teduh. "Malam itu, dimana kau mengatakan padaku bahwa kau hamil. Aku sangat senang sekali, sungguh, aku membayangkan kita akan segera menikah dan memiliki rumah tangga yang harmonis." ia tertawa kecil, dan hal tersebut berhasil membuat Taeyong kembali menangis. "Tanpa berpikir lama, aku segera keluar dari rumahㅡtapi ternyata tidak semudah itu, ayahku tahu apa yang kita bicarakan. Ia meretas ponsel milikku, kau tahu kan Taeyong? Sejak awal kedua orang tuaku tidak menyetujui hubungan kita, mereka sudah menjodohkan diriku dengan seseorang yang menajdi pilihan mereka. Saat itu aku lari dari ayahku dan para penjaga, tapi tidak bisa, mereka menangkapku.

Lalu aku di kurung di penjara bawah tanah milik Ayahku, ia tidak membiarkanku keluar selama ini. Padahal dia tahu bahwa aku harus bertanggung jawab terhadapmu, tapi ia merasa acuh. Aku tidak di perbolehkan keluar dari sana, namun Ayahku memberi opsi lain. Jika aku mau menerima perjodohan yang ia adakan, maka aku akan di bebaskan."

If Tomorrow Never Comes《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang