Cause I've lost loved ones in my life.
Who never knew how much, I loved them.▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
SELURUH tubuh Jaehyun mengigil, ia sudah mematikan ac kamarnyaㅡtapi suhu dingin itu tidak hilang juga. Ia menyembunyikan diri di dalam selimut; berharap benda berkain tebal itu akan memberinya kehangatan. Seluruh tubuhnya kini di penuhi peluh, dari dahi hingga punggung.
Ia tidak mengharapkan Taeyong akan mengecek keadaan nya saat ini karena istrinya itu pasti sedang sibuk dengan mantan kekasihnya. Maka dari itu kini Jaehyun mencoba meraih ponsel diatas meja nakas dan menghubungi satu nomor yang sudah ia hapal di luar kepalaㅡnomor sahabatnya.
"Halo Jaehyun? Dimana kau? Kenapa belum ada di kantor? Taeyong juga tidak masuk hari ini, apa kau sedang bersamanya?" tanya seseorang di seberang sana bertubi-tubi. Rasanya Jaehyun ingin tertawa sinis mendengar pertanyaan yang terakhir.
"Bisakah kau kerumah Ten? Aku sakit, tolong bawakan makanan dan beberapa obat." jelasnya; berusaha menahan nada suara agar tidak terdengar lemah.
Ten memekik dari seberang sana. "Baiklah tungggu aku 20 menit lagi!"
Setelah itu Jaehyun segera mematikan sambungan telepon dan kembali memejamkan mata. Ia bisa mendengar suara tawa bahagia dari luar kamarnya, sepertinya Taeyong dan Mingyu masih ada di rumah ini.
Apa mereka tidur bersama semalam? Oh Tuhan, memikirkannya saja sudah membuat hati Jaehyun menjerit penuh kecemburuan. Ia ingin pergi keluar sana dan mengusir Mingyu, tapi jika ia melakukan hal bodoh tersebut, Taeyong pasti akan ikut keluar bersama Mingyu dari rumah ini.
Tidak bisakah rasa sakit ini berhenti datang? Jaehyun rasanya tidak bisa menahan semua ini lebih lama lagi, yang selama ini ia nantikan adalah Taeyong membalas perasaannya. Tapi percuma, hal itu tidak akan pernah terjadi. Itu hanya akan ada di dalam mimpinyaㅡmimpi terindah yang pernah Jaehyun alami.
Jika di tanya, apakah setiap malam Jaehyun memimpikan Taeyong? Jawabannya adalah ya, ia memimpikan Taeyong. Tapi di dalam mimpinya, sosok Taeyong sangatlah baik dan sangat mencintainya. Jaehyun ingin tahu, kapan mimpi itu akan menjadi kenyataan? Kapan Taeyong akan membalas cinta tulusnya ini?
Jaehyun tersenyum miris, kepalanya terasa semakin pening, menggerakan tangan ataupun kaki saja rasanya begitu sulit. Oh sungguh, ia benci ketika penyakit datang seperti ini. Jaehyun jadi terlihat seperti orang idiot yang begitu menyedihkan, ditambah Taeyong yang tidak pernah melihatnya sama sekali. Itu sangat menyedihkan, mungkin lebih baik mati di bandingkan harus merasakan semua rasa sakit ini.
Setelah bergulat dengan pikirannya sendiri, akhirnya Jaehyun kembali terlelap; ada air mata yang mengalir dari sudut matanya dan jatuh ke telinga.
Rasanya, begitu menyakitkan. Disaat kau memiliki istri, tapi harus menghubungi orang lain untuk merawatmu. Benar?
25 menit kemudian Ten sampai, ia tidak perlu mengetuk pintu atau bahkan memanggil nama Jaehyun. Ia langsung melenggang masuk, sebelum berhenti mematung saat melihat Taeyong sedang berciuman dengan seorang lelaki lainㅡbukan Jaehyun.
Ten tertawa sinis. "Bagus! Kerja bagus Lee Taeyong!" pekiknya penuh dengan amarah. Hal tersebut membuat kedua orang yang sedang berciuman di ruang tengah langsung melepaskan pangutan bibir mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Tomorrow Never Comes《Jaeyong》✔
Fanfiction[AngstㅡHurt] If Tomorrow Never Comes, will he's know how much i love him? •Jaehyun x Taeyong •BXB || GAY || YAOI •MPREG! •Don't read if u don't like, bitches. •Cerita Asli Milik Rachel (Penulis) Start : 171118 End : -