14.)you, me, and divination

1.6K 88 0
                                    

Di alam Sharpha..

Seorang pelayan tua bergegas berlari menuju paviliun tuanya.
Tuannya yang sedang duduk di tepi kolam ikan koi kecil sedikit menengok kearah si pelayan.
"Ada apa?" Tanya tuanya
"Nona muda, saya membawakan barang yang anda minta" Ujar si pelayan sambil menyerahkan selembar kertas perkamen yang terlihat tua,
Tuannya yang melihat perkamen tersebut matanya langsung bersinar senang setelah itu tuannya langsung merebut perkamen tua dari genggamannya dan langsung membacanya.
"Hehe, aku tau aku tidak salah baca" Ujar si tuan, si tuan yang telah selesai membaca perkamen tersebut langsung menyiratkan kedinginan dan hawa membunuh.
Si pelayan yang melihat hal itu langsung dipenuhi oleh ketakutan
Pelayan itu cepat-cepat pergi dari hadapan tuannya.
Setelah si pelayan pergi, si tuan langsung menyeringai lebar dan menyeramkan.
"Seorang Nephrite agung akan melepaskan kekuatannya hanya apabila seorang lelaki yang dicintainya mati, hehe..ini sungguh menarik" Ujar si tuan.
"Moroshi!" Ujar tuannya sambil berteriak memanggil nama pengawalnya.
Tak lama kemudian datanglah seorang lelaki bertubuh kekar dan besar.
"Ya nona muda?" Ujar si pengawal.
"Cepat kau bawa nona Mikhaela aura kasih ke alam Sharpha, dan biarkan dia memasuki peperangan agar bisa melihat lelaki yang dicintainya*menghilang dari dunia ini" Ujar si tuan sambil menyeringai mengerikan.
*
(Menghilang, bisa diartikan sebagai mati karena jika arwah kehilangan eksistensi nya di alam gaib, maka mereka akan menghilang, tak ada yang tau kemana, tetapi orang bilang seorang arwah yang kehilangan eksistensi nya akan pergi menemui tuhan untuk menerima akhirat yang kekal.)

"En, baik, saya akan segera kembali dan memenuhi perintah nona" Ujar Moroshi.
Tuannya yang adalah Aiko Mashashi kini mulai tersenyum menakutkan.
"Bagus, jangan lupa untuk menakut-nakuti dirinya dan menambahkan sedikit bumbu keterkejutan" Ujar Tuanya.
Moroshi yang mendengar ucapan tuanya langsung mengangguk dan meninggalkan ruangan.

Di kediaman keluarga Van Heustz..

Mikhaela yang baru selesai sarapan di kejutkan oleh kedatangan seorang lelaki bertubuh kekar dan besar,
Tentu saja lelaki itu bukan manusia.
"Si.. siapa kamu!" Ujar Mikhaela.
"Nona, anda diminta tuan Renaud untuk menemuinya, aku diutus olehnya untuk menjemput mu, kita akan ke alam Sharpha sekarang juga" Ujar Moroshi berbohong.
"Renaud? Bukankah dia sedang perang?" Ujar Mikhaela agak kebingungan.
"Tuan Renaud sendiri yang mengutus saya dari Medan perang di alam seberang untuk menjemput nona" Ujar Moroshi dengan nada bicara acuh tak acuh untuk menutupi kebohongan nya.
Mikhaela percaya dan mengangguk, menerima tawaran si pria dan mengikutinya masuk ke dalam portal menuju alam Sharpha.

Di Medan perang, Alam Sharpha...

Di Medan perang terlihat banyak orang yang saling beradu tembak, pedang, ataupun berkelahi dengan fisik.
Tentara Renaud, tentara Aiko, para jin, Siluman, semua bergerombol menjadi satu sambil terus membabi buta menyerang musuh-musuhnya.
Renaud dengan keahlian menembak nya sudah menggugurkan lebih dari 50 orang, mereka semua menghilang kehilangan eksistensi mereka di alam gaib.
Para siluman yang membantu kedua belah pihak juga saling bertarung.
Ada siluman ular putih peliharaan Aiko, tentu saja Aiko sibuk 85 tahun ini untuk menjinakkan berbagai siluman untuk mendukungnya memenangkan peperangan semacam ini.
Tidak hanya siluman ular putih, tetapi banyak siluman lain, ada juga siluman harimau yang mendukung Renaud, Siluman kuda yang mendukung Aiko, siluman kera yang mendukung Renaud, dan banyak siluman yang lain.
Kedua belah pihak sudah mulai kelelahan berperang tanpa titik terang siapa yang akan menang seperti ini.
Banyak sekali korban yang berjatuhan di perang kali ini.
Renaud cukup sedih karena kehilangan banyak prajurit.
Dia dan Beatholf kini sedang menembaki musuh di depan mereka.
"Apa yang harus kita lakukan Renaud! Kini sudah banyak prajurit yang mati, apa rencana mu kali ini?" Ujar Beatholf berteriak karena suara di sini sangat ribut akan suara tembakan, aduan pedang, dan teriakan para prajurit yang sedang bertarung.
"Kita akan terus maju, kelihatannya lawan juga dalam posisi yang tidak nyaman, kita akan mendesak mereka untuk mundur dan memenangkan peperangan ini!" Ujar Renaud lantang.
Perang masih berlanjut dengan banyak suara ribut di sekitarnya.

Mikhaela POV

Kami tiba di alam Sharpha dengan cepat.
Di sana aku melihat banyak makhluk aneh yang sepertinya belum pernah kulihat sebelumnya.
"Ayo nona, perangnya ke arah sini" Ujar Moroshi Kepada Mikhaela.
Aku mengangguk dan mengikutinya.
-
Kami sampai di sebuah benteng perang.
Disana aku dilayani dengan baik, aku di berikan sejumlah senjata yang mungkin dapat melindungi ku.
Senjata ini berupa senapan, pedang yang berukuran cukup kecil dan ringan sesuai tubuhku, dan beberapa belati.
Aku berterima kasih pada Moroshi dan berjalan ketengah peperangan.
Aku hafal baju tentara Renaud dan dengan cepat mengenali mereka yang sedang bertarung dengan musuh.
Aku mengeluarkan pistol kecil dan menodongkan nya pada para musuh dan tetap berjalan.
Akhirnya aku sampai ketengah perang, disana aku melihat Renaud sedang menembaki para musuh dengan gagah berani.
"Renaud!" Pekik ku pada Renaud.
Renaud melihat ku dengan ekspresi terkejut, dia cepat-cepat berlari kearah ku dan langsung menarik tangan ku, membawa ku ke tenda perang khusus miliknya.
"Ela, apa yang kamu lakukan disini?" Ujarnya.
"Eh? Bukankah kau yang mengirimkan orang untuk menjemput ku kesini?" Ujar ku bingung dengan kata-kata Renaud.
"Menjemput? Dimana orang itu? Pasti dia musuh, apa kamu baik-baik saja?" Ujar Renaud dengan cemas.
"Musuh?" Mikhaela masih tak percaya bahwa dia baru tertipu dengan muslihat dari musuh, 'Aku harus lebih pintar lagi lain kali' Ujar ku dalam hati.
Renaud pamit diri untuk kembali ke peperangan, aku hanya mengangguk setuju diiringi dengan langkah Renaud keluar dari tenda menuju perang kembali.
Aku melihat kondisi perang yang cukup memprihatinkan, banyak yang mati diantara para siluman, ada juga yang luka-luka tidak terhitung jumlahnya, maupun itu luka ringan atau berat.
Aku melihat kearah Renaud yang sedang terdesak, dia perlu bantuan.
Aku mengambil senapan dan mulai menembak juga disamping Renaud.
Renaud terkejut dengan kehadiran ku.
"Ela! Masuklah kembali ke dalam tenda! Disini tidak aman!" Ujar Renaud,
Aku tidak menghiraukan ucapan Renaud dan terus menembak, aku sudah bisa menembak mulai usia 12 tahun, aku juga mengikuti kelas menembak, aku juga salah satu atlet penembak di sekolah ku.
Renaud mulai kagum akan kemampuan ku menembak, dia mulai membiarkan aku menembak.
Akhirnya dia tidak lagi menyuruh ku masuk ke tenda, aku mulai menembak tanpa ada hambatan dan sudah melumpuhkan banyak musuh.
Keadaan kami mulai mendesak membuat kami harus turun tangan ke daerah peperangan.
Aku, Renaud, dan Beatholf menyisir area perang dan membersihkan musuh-musuh disana.
Tetapi aku terkejut ketika melihat Aiko sudah di depan kami menaiki seorang siluman kuda jantan yang gagah.
Dia tersenyum mengerikan kearah kami.
Dia turun dari kuda dan mengeluarkan dua pedang panjang dari sarungnya, dia memegang satu pedang di tangan kanan dan satunya lagi di tangan kirinya.
Dia menyerang kami dengan brutal, Beatholf melindungi kami dan membuat dirinya menghilang.
Aku cukup sedih dengan hilangnya Beatholf.
Renaud menyerang Aiko cepat dengan belati tajam ditangannya.
Dia menyerang Aiko dengan lihai, tetapi Aiko juga menghindar dengan cepat pula, Aiko melukai perut Renaud dan membuatnya sakit.
Aku mengarahkan senapan kearah Aiko, tetapi tembakan meleset.
Aiko melesat kearah Renaud dan mencengkeram lehernya.
Aiko tersenyum sinis padaku lalu menyayat leher Renaud.
Renaud memegangi lehernya dan berlari kearah ku.
Aku menangkap tubuhnya yang linglung dan menariknya ke pelukan ku.
"Ela.." Ujarnya sambil menahan sakit.
Aku mulai menangis, tak tau apa yang harus aku lakukan selain itu.
Renaud perlahan-lahan kehilangan kesadaran nya, tubuhnya kini mulai transparan tanda dia mulai kehilangan eksistensi nya.
Aku menangis tersedu-sedu sambil memperkuat pelukan ku padanya.
Aku masih memeluknya, perlahan-lahan tubuh Renaud mulai menghilang dari pelukanku, dan pada akhirnya dia benar-benar menghilang.
Aku menangis sejadi-jadinya.
Entah bagaimana..
Tapi ada sesuatu yang mulai bangkit dari tubuhku, itu seperti kekuatan yang besar mulai mengaduk dalam diriku seakan itu akan meledak dalam diriku.
Kekuatan itu mengalir dalam diriku, aku membuka mata dan kilatan ledakan mulai menyala di sekitar ku.
Aku mulai menutup kembali mataku,
Saat aku membuka mata, tidak ada lagi siapa-siapa, banyak mayat siluman, bau asap dimana-mana dan bekas hitam ledakan ada di seluruh tanah tempat kami berperang.
Aku menutup mataku sampai semuanya benar-benar gelap.
.
.
.
Renaud😭...
Sudah dekat ending nih guys 😢
Sampai ketemu di chapter selanjutnya...
Jangan lupa vote, coment dan follow aku ya...
.
.
.
Tbc...

[REVISI]My GBF(Ghost Boy Friend)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang