2. i can't see you cry

65 11 10
                                    

"Ihh qidran.."

MY ENEMY

"Udahlah gra..qidran itu gabakal mau sama lo" Anggie nyeletuk, membuat debora, elsa dan sela tertawa

"Masalahnya sama lo apa?" Mata egra memicing, genggaman tadi lepas begitu saja


"Kalian bisa diem gak sih?"

"Lo yang diem" Elsa natap qidran tajem, amarahnya sudah diubun ubun

"Apa masalahnya sama lo, pembantu" Elsa ingin sekali melayangkan tamparan di pipi nih cowo

Hell, dia gk pengen dikatain pembantu

"Bngst lo, gw lagi gk pengen cari masalah sama lo ya" Elsa mendekat, menunjuk wajah cowo tampan ini

Greb

Elsa membatu, entah kenapa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, kala qidran menggenggam lengannya, menatapnya dengan senyum yang errr tampan

Elsa masih diam, hingga anggie memukul bahunya pelan

"Sa? Sadar sa" Elsa tersadar, entah mengapa, pipi itu memunculkan semburat merah

"Baper kan lo" Ucap qidran setelahnya pergi diikuti oleh egra

"Sialan lo" teriak elsa

"Gw gak bakal, ngebayangin kalau tiba tiba lo suka sama tuh cowo rese" Sela tertawa, menatap sahabat nya yang masih dalam mode deg degan nya

.
.
.

"Lo bisa gk sih..berhenti ngikutin gw? Gw risih taugak?" Qidran berbalik arah, menatap sinis egra

"Gw tau, lo cantik, lo pintar, lo punya segalanya, banyak yang kayak gw diluar sana, jadi stop ngikutin gw"

Egra jelas terkejut, matanya membola

"Qid? Lo-lo.bentak gw?" Mata egra mulai berkaca kaca

Hello..sejahat jahatnya nih cewe, tetep aja dia perempuan, punya hati dan perasaan

"G-gw..c-cuma mau deket sama lo, t-tapi lo ngebentak g-gw?g-gw juga punya hati qidran" Pertahanan egra runtuh, ia menangis di depan qidran

"B-bukan maksud gw gitu gra" Qidran menghela nafas, akhirnya ia memilih memeluk egra, mencoba menenangkan cewe cantik ini

Satu yang harus tau, qidran paling lemah kalau cewe udah nangis

Apalagi karena dirinya

Dan tanpa sadar seorang cewe menatap mereka, entahlah, tatapan itu sulit diartikan

Bego, kenapa dengan hati gw, kenapa sakit? Gk! Gak mungkin kan?

"Sa?" Elsa terlonjak kaget, kala seseorang memanggilnya

"Astaga, danu! Gw kaget taugak!" Elsa menghela nafasnya, sedangkan danu hanya terkekeh ringan

"Sorry, gw kan manggil lo pelan"

"Bodo" Ucap elsa cuek

"Btw? Lo ngapain coba ngintip-ngintip" Elsa menatap danu panik, lalu menggeleng pelan

"Enggak apa-apa" Cengiran polos itu keluar dari bibir elsa

"Makan kuyy"

Elsa menggaruk tengkuknya "euh..gini loh nu..gw itu tadi barusan makan sama cabe-cabe gw..jadi ntaran aja ya" Ucap elsa, rada gak enak sebenernya elsa

Danu hanya tersenyum lalu ngangguk

Anjirr tampan woi batin elsa

"Terus lo? Ngapain disini?" Elsa kembali kikuk, ia terkekeh pelan lalu menunjuk toilet khusus wanita

"G-gw a-abis pipis" Cengir elsa sekali lagi, membuat danu mengangguk dan ikut tertawa

"Bilang dong"

"Yaudah..kalau gitu kekelas bareng gw? Mau gak?"

Kalau udah gini, elsa gk enak mau nolak, jadi dia ngangguk ngangguk kaku

"O-oke"

.
.
.

"Eum? Syahna? Lo betah gitu berteman sama egra?" Hendy melirik syahna yang masih asik menyeruput coffe ice nya

"Sekarang gw balik tanya ama lo? Lo betah gk berteman sama qidran" Hendy mengerutkan keningnya, lalu mengangguk

"Kerena apa?"

"Ya, lo tau lah, gw, adrian sama qidran udah berteman sama sama dari orok, gw udah nganggap mereka keak saudara, semarah marahnya gw sama mereka, gw gak bakal bisa ngejauh dari mereka"

"Nah..gitu lah yang gw rasakan saat ge berteman dengan egra juga salsa, mereka itu gk jahat, cuma egra itu broken home, lo tau lah gimana broken home itu?" Hendy mengangguk, seutas senyum terukir di bibir mungilnya, entah mengapa tangan itu mengelus surai milik syahna

"Gw bangga punya temen kaya lo"

Syahna hanya tersenyum manis, lalu kembali menyesap coffe ice nya

Cuma temen nyatanya

.
.
.
.
.

"Eh..sel? Gw numpang lo ya?" Elsa natap sela yang masih menggenggam kunci mobil

"Sorry nih sa, bukan maksud gw gk mau tumpangi lo, tapi kan lo tau sendiri, kalau gw masih ada eskul dance, sama debora" Elsa menggaruk tengkuknya lalu mendecak

"Huhu..jadi gw sama siapa?"

Sela hanya mengendikkan bahunya diikuti oleh debora yang masih sibuk dengan novel ditangannya

"Gw cabut ya, numpang aja noh ama qidran".

" Dasar sahabat biadab kalian" Ujar elsa  menatap sela dan debora yang semakin menjauh

"Anggie? Ok sama anggie aja, oke gw tel- anjir, dia kan pulang sama samuel" Elsa menepuk keningnya

Dengan langkah gontai ia berjalan menuju halte, menunggu bis atau taksi yang mungkin lewat

"Oii..pembantu, ngapain lo?"

Bersambung

Typo is manusiawi


My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang