Jilid 11

3.9K 18 0
                                    

Pada saat itu, Siauw-lim Chit-kiam yang melihat betapa dua orang kakek iblis itu menyerang Si kakek nelayan sudah siap dengan pedang mereka dan kini melihat kesempatan baik, tujuh sinar pedang menyambar ke arah Setan Botak yang jatuhnya lebih dekat dengan mereka. Kejadian ini amat cepatnya sehingga Kang-thouw-kwi Gak Liat sendiri hanya terbelalak, tak kuasa menghindarkan diri karena dia sendiri masih lemah oleh getaran yang diakibatkan tangkisan kakek nelayan. Ia maklum bahwa nyawanya berada di ujung rambut, maka ia hanya mengeluh dan memandang terbelalak.

Mendadak kakek nelayan itu mengibaskan lengan kanannya ke depan, telapak tangannya mendorong ke arah sinar pedang dan....

"Tranngggg...!!" Tujuh batang pedang itu runtuh semua di atas tanah dan tujuh orang pendekar Siauw-lim-pai itu meloncat ke belakang dengan muka pucat.

Kembali kakek itu bersenandung, suaranya tetap halus dan tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa yang penting. "Tujuh pedang lihai takkan ada gunanya kalau titik sasarannya terpencar, jika titik sasaran dipusatkan, alangkah akan kuatnya..."

Tujuh orang pendekar pedang itu terkejut dan menjadi girang sekali karena mereka mendapat petunjuk yang menjadi rahasia kekuatan ilmu pedang mereka dan yang tak pernah mereka pikirkan, maka mereka cepat mengambil pedang masing-masing dan menjatuhkan diri berlutut di depan kakek nelayan ini yang mereka ketahui adalah Koai-lojin, manusia dewa yang pernah mereka dengar disebut-sebut suhu mereka namun yang tak pernah mereka jumpai itu.

"Hendaknya Cu-wi sekalian kembali ke tempat asal masing-masing. Tiada gunanya memperebutkan pusaka karena pusaka yang diperebutkan melalui cucuran darah orang lain hanya akan mendatangkan kutuk. Mencari sesuatu harus dengan cucuran keringat sendiri, bukan dengan cucuran darah orang lain. Dan kalau tidak berjodoh, takkan mendapat. Hendaknya segera Cu-wi meninggalkan tempat berbahaya ini dan kiranya kepandaian Cu-wi sudah lebih dari cukup untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan manusia."

Dia berpaling ke arah Ma-bin Lo-mo dan berkata, "Siangkoan-sicu kehilangan perahu, boleh menggunakan perahu nelayanku yang berada di sana itu. Nah, selamat berlayar."

Kakek nelayan itu sudah duduk bersila di atas tanah. Kiranya di bawah capingnya yang lebar itu terdapat tirai sutera hitam yang menyembunyikan mukanya, akan tetapi dari balik tirai sutera hitam itu tampak sepasang mata yang mengeluarkan cahaya lembut namun penuh wibawa sehingga mereka yang berada di situ tidak berani membantah lagi, termasuk Gak Liat dan Siangkoan Lee yang biasanya ganas seperti iblis.

Gak Liat bersungut-sungut dan mengumpulkan sisa para perwira Mancu yang kini tiba-tiba dapat bergerak kembali, yang menandakan bahwa totokan itu memang dilakukan dengan sengaja menghentikan gerakan mereka untuk beberapa menit saja. Akan tetapi buyarlah harapan Gak Liat yang diam-diam masih hendak mencari Pulau Es ketika secara aneh sekali semua teropong yang berada di situ telah lenyap.

Mereka berbondong-bondong kembali ke perahu sambil membawa mayat teman-teman mereka, dan betapa heran dan mendongkol hati Gak Liat ketika mendapat kenyataan bahwa teropong-teropong yang disimpan di perahu juga lenyap semua. Terpaksa mereka melayarkan perahu dan mencari-cari secara ngawur saja, namun akhirnya tidak berhasil juga, dan karena daerah itu banyak diserang badai, mereka akhirnya pergi ke selatan.

Demikian pula dengan Ma-bin Lo-mo dan tiga orang pembantunya. Dengan perahu nelayan kecil mereka tidak berani mengambil resiko diserang badai, maka mereka juga berlayar kembali ke selatan. Siauw-lim Chit-kiam meninggalkan pulau itu dan mereka langsung berlayar kembali ke selatan. Di waktu semua orang meninggalkan pulau, terdengar lapat-lapat suara nyanyian kakek nelayan:

Yang tidak ingin itu cukup dan puas
Yang ingin itu kurang dan kecewa...!
Yang tidak mencari akan mendapat
Yang mencari akan sia-sia...!
Yang ada tidak dimanfaatkan
Yang tidak ada dicari-cari...!

PENDEKAR SUPER SAKTI (seri ke 6 Bu Kek Siansu)Where stories live. Discover now