Han Han mengerti akan sindiran Lulu maka ia berkata, "Lulu, tewas atau luka dalam pertandingan adalah hal biasa. Yang penting, kalau sampai terjadi pertandingan, hal itu bukanlah kehendak kita, melainkan dikehendaki oleh para hwesio ini. Minggirlah!"
Lulu minggir dan Han Han lalu melangkah lebar menghampiri barisan yang sudah siap menyambutnya. Dengan sinar matanya Han Han menyapu barisan itu dan diam-diam ia merasa amat kagum karena sikap dan kedudukan pasangan kuda-kuda tiga belas orang hwesio yang rata-rata berusia tiga puluh tahun itu amatlah kuat dan kokoh seperti batu karang. Dari pasangan kuda-kudanya saja dapat diketahui bahwa Siauw-lim-pai memiliki murid-murid yang baik-baik dan ilmu silat Siauw-lim-pai bukan omong kosong belaka.
"Majulah!" Han Han berseru dan menerjang maju, kedua tangannya dengan jari-jari terbuka dilambaikan ke depan dari kanan kiri.
Ia tidak ingin menyerang lebih dulu dan ingin sekali menyaksikan bagaimana kehebatan Khong-jiu-tin ini. Setelah belajar ilmu di Pulau Es, Han Han amat suka melihat ilmu silat dan ingin sekali meluaskan pengalamannya dengan menyaksikan ilmu-ilmu silat di dunia kang-ouw.
"Sambut serangan!" Tiba-tiba bentakan ini keluar dari tiga belas buah mulut secara serentak dan bergeraklah tiga belas orang hwesio itu menyerang Han Han. Gerakan mereka amat cepat, langkah-langkah mereka teratur, pukulan-pukulan yang dilancarkan mantap dan kuat.
Han Han menggunakan ginkang-nya, Tubuhnya ringan bagaikan tubuh seekor walet saja, dan dengan kecepatan yang mengagumkan ia telah mengelak dari setiap pukulan yang menyerangnya. Akan tetapi betapa pun cepat gerakannya, ia tak dapat mengatasi kecepatan gerakan tiga belas orang sekaligus. Apa lagi ketika tiga belas orang itu ternyata bukan sembarangan bergerak mengandalkan kepandaian perorangan, tetapi bergerak menurut ilmu barisan yang aneh dan hebat. Ke mana pun Han Han mengelak, di situ telah menanti pukulan tangan kosong hwesio lain yang disusul dengan pukulan-pukulan lain dari segala jurusan sehingga bagi Han Han seolah-olah tidak ada jalan ke luar lagi.
Terpaksa pemuda ini menggunakan lengannya menangkis. Beberapa kali saja Han Han menangkis, terdengar seruan-seruan kesakitan dari para hwesio yang tertangkis lengannya, dan segera gerakan para hwesio itu berubah, kini tidak pernah mereka membiarkan lengan mereka tertangkis lagi! Tiap kali lengan mereka ditangkis, mereka sudah menarik kembali tangan mereka untuk disusul dengan lain pukulan dari lain jurusan oleh hwesio lain.
Han Han makin kagum. Sudah beberapa kali terdengar suara bak-bik-buk ketika beberapa buah pukulan para pengeroyoknya tak dapat ia elakkan dan terpaksa ia terima dengan tubuhnya yang sudah kebal. Ia maklum bahwa andai kata ia tidak memiliki sinkang yang jauh lebih tinggi sehingga dia dapat mengandalkan kekebalan tubuhnya yang dilindungi sinkang, dan mengandalkan pula kecepatan gerakannya mengandalkan ginkang, kiranya ia akan celaka di tangan tiga belas orang ini.
Kalau hanya mengandalkan ilmu silat, agaknya akan sukarlah menandingi barisan yang hebat ini. Ia mulai memperhatikan gerakan mereka dan mengertilah ia bahwa sesungguhnya Khong-jiu-tin yang terdiri dari pada tiga belas orang itu adalah dua macam barisan yang digabung menjadi satu. Pertama barisan Pat-kwa-tin yang terdiri dari delapan orang, ke dua barisan Ngo-heng-tin yang terdiri dari lima orang. Kedua barisan itu kadang-kadang melakukan gerakan terpisah saling membantu, kadang-kadang membentuk lingkaran dengan Pat-kwa-tin di sebelah luar dan Ngo-heng-tin di sebelah dalam.
Karena dalam hal ilmu silat Han Han memang belum dapat dikatakan mahir, menghadapi kedua barisan yang digabung merupakan Khong-jiu-tin yang mengandung jurus-jurus Ilmu Silat Lo-han-kun yang amat hebat dari Siauw-lim-pai ini, tentu saja Han Han tidak mampu melawannya. Terpaksa ia harus mengandalkan sinkang-nya yang membuat tubuhnya kebal dan menerima belasan kali pukulan-pukulan keras sebelum ia sempat melihat jalannya barisan yang amat mengagumkan itu.
YOU ARE READING
PENDEKAR SUPER SAKTI (seri ke 6 Bu Kek Siansu)
ActionJilid 1-42 TAMAT Suma Han merupakan salah satu tokoh fiktif dalam serial silat Bu Kek Sian Su karya pengarang legendaris A. S. Kho Ping Hoo. Muncul dalam episode ke-7 Pendekar Super Sakti hingga episode ke-12 Kisah Pendekar Pulau Es. Dia adalah tok...