mata ficky menyapu ke seluruh penjuru kantin, dan mengelilingi gedung management, berharap dapat menemukan friska diantara kerumunan para mahasiswa, tapi nihil friska tidak ada dimana-mana.
ficky baru tau dari iqbal kalo friska adalah maba awal tahun ini, tapi wajah friska tampak terlalu dewasa untuk angkatan baru, awalnya ficky mengira kalo friska satu angkatan dengannya, pantas saja ia baru melihat friska baru-baru ini..
jujur saja ficky memang tidak terlalu memperhatikan mahasiswa baru tahun sekarang, karena ia terlalu fokus dengan distronya beberapa bulan ini, bahkan ia tidak terlalu menggubris beberapa cewek yang tak pernah lelah untuk mendapat perhatiannya, baginya itu sangat mengganggu.
tapi kali ini, orang yang bernama friska cukup menyita perhatiannya selain distro, padahal baru 2 kali mereka bertemu, itupun dengan suasana yang bisa dibilang tak bagus, tapi ketika mendengar cerita dari iqbal, ada dorongan yang kuat dalam hatinya untuk mengajak friska sebagai temannya, walaupun ia punya firasat kalo friska akan menolaknya mentah-mentah.
setelah lelah mencari ficky akhirnya menyerah, mungkin hari ini friska memang tidak ada kuliah, pikirnya.
ficky berjalan menuju perpustakaan karena ada buku yang ingin ia pinjam sebenarnya. siang itu perpustakaan tampak hening cuma ada beberapa mahasiswa yg berada disana.
mata ficky mulai sibuk membaca judul buku satu persatu diantara deretan buku yg berjajar rapi dirak berwarna hitam itu.
ficky terus berjalan menyusuri lorong-lorong rak buku yg menjulang tinggi, hingga telinganya mendengar samar-samar suara dering Hp seseorang yang ada diujung lorong rak buku, dering itu tampak pelan lalu sedikit mengeras, tapi nada dering tersebut biasanya digunakan untuk alarm bangun tidur dibanding untuk panggilan telepon. pikir ficky yang merasa cukup aneh ada seseorang yang menggunakan dering itu untuk dering panggilan.
dering suara itu berhenti, lalu terdengar aktifitas seseorang yang seperti sedang memakaikan jaket dan menggendong tas punggungnya. ficky mulai sibuk lagi mencari buku hingga perhatiannya terpecah lagi ketika melihat seseorang berjalan melewati lorong dimana ficky berada,
seseorang itu memakai jaket abu dan memakai kupluknya sampai menutupi rambut kepalanya, hanya dengan melihat gestur cewek itu dari samping, ficky langsung dapat mengetahui kalo itu adalah friska.
'itu.. friska?' orang yang daritadi ia cari akhirnya ketemu juga, mungkinkah suara dering HP tadi itu punya friska?
ficky dengan langkah pelan mulai mengikuti friska keluar perpus, tubuh gadis itu tampak lunglai seperti baru bangun tidur. tapi kakinya memaksanya untuk tetap berjalan menuju kantin dan membeli sebungkus roti dan sebotol air mineral.
ficky masih mengikuti friska dari belakang, kini gadis itu berjalan menyusuri lorong lalu pergi kebelakang gedung fakultas akuntansi dimana disana ada pohon besar yang rindang, biasanya hanya orang-orang yang suka menyendiri, atau butuh ketenangan yang sering mengunjungi tempat ini.
tapi sepertinya ficky baru tau ada tempat sesejuk ini dibelakang kampusnya sendiri,
"ngapain dari tadi lo ngikutin gue?" tanya friska dengan suara yang cukup lantang tapi tak menoleh, ficky cukup terkejut karena keberadaannya ternyata sudah disadari friska.
ficky tampak kikuk seketika otaknya mendadak blank lupa apa yang ingin ia katakan.
"eng.. itu.. gue bisa bicara lo?" ficky terbata
friska duduk dibelakang pohon itu punggungnya bersandar ditembok, ia tak peduli jika celananya nanti harus kotor karena duduk ditanah, sambil bersila ia mulai membuka roti yang baru saja ia beli tanpa peduli ada ficky disana yang tengah menunggu jawaban darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak
Random"aku gak butuh seorang teman, atau siapapun termasuk kamu, menjauh dariku, atau kau akan menerima akibatnya." ~Friska prima Aqila~ "aku tau sebenarnya dia gadis yang baik, karena gak mungkin seorang gadis yang kasar, masih bisa tersenyum tulus seper...