malam hari itu, di sebuah gang yang sepi dengan cahaya yang remang datang Seorang pria untuk menemui seseorang yang kepalanya ditutupi kupluk jaket, lalu pria itu langsung tersenyum ketika gadis yang berada didepannya itu membuka tudung jaketnya,
"kau masih ingat padaku?" tanya gadis berambut panjang itu dengan tatapan dingin.
"wahh.. ternyata orang yang ingin bertemu denganku itu teman lama, astaga kamu makin cantik aja?" ujarnya sengan wajah mesum.
"kenapa kau menemuiku malam-malam seperti ini? apa jangan-jangan kamu kangen sama aku semenjak kejadian di BAR waktu itu?" sang pria hendak menyentuh rambut kepala gadis,
tapi dengan cepat gadis itu mencengkrang lengan kanan si pria lalu memelintir tangannya kebelakang punggung, lalu mendorongnya ke tembok dengan kasar. hingga terdengar suara tubuh si pria menghantam tembok, pria itu mengerang kesakitan.
"AARRGGHHh lepasin.. apa yang lo lakuin sialan!?" umpatnya sambil berontak berusaha melepaskan diri dari kuncian sigadis, yang ternyata cukup kuat menahannya sampai pria itu sulit untuk bergerak bahkan untuk melawan.
"lepasin lo bilang?" si gadis tertawa renyah. lalu mendekatkan wajahnya ke telinga pria itu.
"dengerin ini baik-baik," bisiknya "gue bakal lepasin lo, setelah lo jawab semua pertanyaan gue, dan setelah lo bayar atas apa yang udah lo lakuin waktu dulu." lanjut gadis itu tanpa gentar.
"APA MAKSUD LO SIAL.."
BUGGHH...
***
friska melangkah masuk kedalam rumahnya yang sepi dengan langkah gontai, ia merasa sangat lemas malam ini, ketika ia melewati ruang tamu seseorang tengah menunggunya, duduk di sofa sambil memainkan Hp ditangannya.
"kemana aja lo malam-malam begini?" tegur cowok yang sebaya dengan friska , lalu berdiri menghampirinya.
friska menghembuskan nafas dengan kasar. "cari angin." jawabnya singkat.
"sampai jam 11 malem?"
"emangnya kenapa? gak boleh? gue bukan anak kecil lagi bas," friska menatap bastian dengan tajam, ada rasa tak nyaman karena ia merasa diawasi.
"gue tau lo bisa jaga diri sekarang, tapi tetep aja lo itu cewek fris, keluar malem jam segini.."
"sejak kapan lo ngatur-ngatur hidup gue?" potong friska "oh apa jangan-jangan ayah lo yang nyuruh lo kesini, iya?"
"tadinya iya." bastian memang disuruh ayahnya, dimas.. yang adalah paman friska, adik kandung dari ibu friska.. ya bastian dan friska adalah sodara sepupu,
friska memutar bola matanya, lalu beranjak pergi dengan enggan.
"bilang sama dia, gak usah urusin hidup gue lagi."
ujarnya sambil berjalan menuju kamarnya."kenapa lo gak pernah gunain uang dari tabungan ayah? dari mana lo dapet uang selama 3 tahun ini?" tanya bastian dengan keras.
friska menghentikan langkahnya. menghembuskan nafas dengan kasar. lalu membalikkan tubuhnya melihat bastian dengan tatapan penasaran.
"kenapa baru tanya hal itu sekarang? kemana aja dia kemarin-kemarin? ternyata dia masih inget kalo dia punya keponakan disini? lagian kenapa juga masih transfer uang tiap bulan, toh gue gak butuh uang dari dia." friska tertawa getir.
"karena uang itu masih hak lo." jawab bastian setenang mungkin, ayah niki turut menyumbang saham yang cukup besar untuk perusahaan dimas, ayah bastian, sebelum ayah friska meninggal 5 tahun yang lalu karena kecelakaan mobil. itulah kenapa friska masih mempunyai hak perbulan dari laba perusahaan dimas.
friska berdecak kesal, ia selalu benci tentang apapun yang berhubungan dimas, sang paman.
"fris gue mohon, kenapa sih lo sebenci itu sama ayah? seenggaknya biarin gue tau sebenarnya apa masalah kalian?"
"kenapa gak lo tanyain sendiri sama ayah lo? masalahnya bukan di gue, tapi ada di ayah lo, apa dia masih nganggep gue keponakannya atau ngga?"
"gue masih sanggup kerja buat nafkahin gue sendiri, dan buat kuliah, bilangin sama DIA gak perlu ngurusin hidup gue, kalo dia masih menganggap gue orang yang paling KOTOR di dunia ini.. gue gak akan pernah gunain uang itu, sebelum dia ngakuin, kalo gue BUKAN penyebab kejadian 3 tahun yang lalu." ucap Friska dengan penuh penekanan di setiap katanya, tampak mata friska mulai berkaca-kaca ketika mengatakan hal itu.
friska berbalik dan meninggalkan bastian yang masih terdiam penuh tanya.
bastian mengusap wajah dengan gusar, ia tak pernah mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada ayah dan sepupunya itu. bastian pernah bertanya pada ayahnya namun dimas hanya bisa terdiam, tanpa mampu menjawab sepatah katapun.
rasa penasaran itu terkadang sampai membuat bastian frustasi, tapi ia hanya bisa menekan rasa penasarannya itu, berharap waktu akan segera menjawab semua pertanyaan yang didalam benaknya.
***
hai hai hallo.. author erna disini, akhirnya setelah "message love completed" aku mulai menulis karya aku yang KEDUA ini.. yeaaayyy ( girang sendiri. 😂 )
cerita kali ini mungkin akan sangat berbeda dari message love, dari segi bahasa, dan genre tentunya.
maaf yah jika kosa kata yang aku kuasai masih sedikit, karena aku hanya belajar otodidak dari novel-novel terkenal yang sudah terbit.hehe
jadi mhon dimaklum kalo banyak typo bertebaran, kalimat kurang pas, atau kurang dapet feel.. karena aku masih belajar dalam hal menulis.
harapan aku semoga aku bisa menyelesaikan cerita "heartbreak" ini sampai complete sama seperti message love.
dan semoga kalian suka sama cerita aku kali ini. jangan lupa vote dan comment, karena percayalah guys voment kalian sangat berarti buat penulis abal2 kaya aku ini.. 😊
aku usahain buat up 2 kali seminggu, tapi ga janji yah..
"karena janji yang tak ditepati itu menyakitnya." upppssii malah curcol. hihioke see you latter my readers, peluk hangat dari author. 💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak
Random"aku gak butuh seorang teman, atau siapapun termasuk kamu, menjauh dariku, atau kau akan menerima akibatnya." ~Friska prima Aqila~ "aku tau sebenarnya dia gadis yang baik, karena gak mungkin seorang gadis yang kasar, masih bisa tersenyum tulus seper...