Chapter 7

5 2 0
                                    

tok.. tok.. tok.. tok..

Friska tengah duduk di kursi malas ketika suara ketukan pintu terdengar, ia segera membuka headset yang dari tadi melekat di telinganya, ia sudah tau siapa yang datang ke ruangan favoritenya itu, tapi sebelum membuka pintu, friska menyambar masker berwarna biru dimeja, dan langsung memakainya.

ketika friska membuka pintu, bastian sudah siap mencecar friska dengan pertanyaan, tapi lalu salah fokus ke masker yang sepupunya kenakan.

"kenapa lo pake masker?"

"flu." jawab friska singkat.

bastian hanya mengangguk mengerti, lalu kembali ke topik awal "lo harus jelasin gue soal ini." bastian menunjukkan layar Hp ke friska, itu adalah akun sunshine.

"ini elo kan fris?"

"gimana lo bisa.." friska keceplosan,

"gotcha.." bastian tersenyum menang.

friska memukul kepalanya sendiri terlanjur ia sudah tidak bisa mengelak lagi.

bastian dan friska kini sudah duduk di kursi santai yang ada disudut ruangan, ruangan itu sebenarnya adalah ruangan yang dibangun ayah friska dulu, karena friska sangat senang balet ketika masih SD,

ruangan itu berwarna putih. dengan lantai coklat, dan cermin yang besar menutupi salah satu bagian dindingnya. agar friska dengan mudah bisa melihat gerakannya jika sedang berlatih dulu.

"ohh jadi dari sini lo dapet penghasilan selama ini? kenapa gak bilang sama gue? segitu susahnya yah lo bilang hal ini?" bastian mulai membuka pembicaraan.

"gimana lo bisa tau itu gue?" tanya friska tanpa menggubris pertanyaan bastian tadi.

bastian menyodorkan hasil Screenshoot nya yang menunjukkan gambar friska tengah dance. "sepatu, topi, gesture, sama rambut lo."

friska tampak pura2 tenang, tapi sebenarnya hatinya merutuki kesalahannya sendiri, topi dan sepatu itu adalah hadiah ultah dari bastian beberapa bulan yang lalu, pantas saja bastian bisa menebak itu adalah dirinya karena sepatu berwarna putih bercorak biru itu. waktu ia mengambil video hari itu friska mengambil acak perlengkapannya ketika berangkat ke kampus.

"gue udah setaun ini ngelatih lo, gue tau gestur lo kaya gimana, bahkan meski lo menghadap belakang gue udah tau itu lo.. sebenernya gue curiga udah lama, apalagi gambar-gambar yang akun ini posting, ini sih hobby lo banget, tapi pas liat sepatu sama topi ini, gue langsung yakin 100% ini adalah lo."

friska hanya terdiam, mendengar celotehan bastian. "well.. lo udah tau sendiri kan? jadi gak perlu gue jelasin apa-apa." friska beranjak menuju meja disudut ruangan, mengambil 2 botol air mineral di kulkas mini, lalu kembali duduk setelah meletakkan 2 botol minuman itu di meja, didepan bastian yang masih ingin berceloteh panjang.

"yang bikin gue kesel kenapa lo gak bilang sama gue dari awal? tapi.. astaga gue ternyata punya sepupu selebgram yg lagi hits, meski gue kesel, gue bangga sama lo fris." bastian menjentikkan jarinya lalu tersenyum riang.

dibalik maskernya friska tersenyum tipis, bastian memang bukan orang mudah bad mood, meski mereka sudah bertengkar karena obrolan mereka seminggu terakhir.

"lebay.. gue gak sehebat itu bas."

"ya itu hebatlah fris, gue udah punya akun IG selama 5 tahun, followers gue gak nyampe 1.000 tuh, nah elo baru setahun yah kalo gak salah, udah nyampe 60k lebih coba,"

"wahhh emang bener yah sepupu gue ini multitalent serba bisa." puji bastian dengan bangga.

"tapi gue kan hampir selama setaun ini ngelatih lo, kapan lo latihan dance nya? sampe gue gak tau." bastian mengerutkan kening.

HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang