"gadis itu sekarang tidak lagi berjalan ke jalan biasa bos, dia sekarang jadi lebih sering memakai motor ke kampus." lapor seseorang di ujung telepon itu.
"jailin dia pake rencana-rencana kalian yang lainnya dikampus, pokoknya bikin dia gak betah di kampus, ngerti?"
ucap wanita itu dengan sorotan kebencian dimatanya.***
"rumahnya disekitar sini bukan sih?" ficky memperhatikan sekitar kini ia tengah berada disebuah komplek perumahan, dan tengah mencari rumah friska,
ficky terus memperhatikan nomor rumah yang ia lewati, ia tidak bisa menghubungi friska dari tadi, sepertinya HP nya sedang tidak aktif, tapi karena ia sudah terlanjur kesini, ia akhirnya nekad mencari rumah friska sendiri,
"no. 58? ooh apa ini rumahnya?"
ficky kembali mengecek alamat rumah yang dikirim friska kemarin di HP, sepertinya memang ini rumahnya, rumah itu tampak besar, dengan cat putih yang mendominasi.
ficky masuk kehalaman rumah itu dengan sedikit ragu, apa friska ada didalam? pikirnya, ketika ficky hendak menekan bel rumah itu, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang datang dari luar sambil membawa plastik putih di tangannya.
pria itu tampak kaget karena melihat keberadaan ficky, begitupun juga ficky.
'siapa dia? apa jangan-jangan dia pacar friska?' batin ficky mulai tak enak.
"sorry lo siapa yah?" tanya pria berbadan tegap itu.
"gue, gue temen satu kampus friska, kemarin friska nyuruh gue buat.."
"temen? beneran?" pria itu tampak terkejut, sekaligus senang.
"i-iya." ficky tampak bingung dengan ekspresi pria yang masih ia belum tau siapanya friska.
"astaga, ayo sini masuk masuk,"
pria itu membukakan pintu dan segera mengajak ficky masuk ke dalam.
"jadi sejak kapan kalian berteman?" tanya pria itu masih dengan wajah excited.
"eummmhh, gimana jelasinnya yaah." ficky menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"kayanya dia ada diruang latihan deh," gumam pria itu seorang diri, sambil berjalan melewati ruang tengah sepertinya menuju tempat latihan yang dia maksud tadi, dan ficky masih mengekorinya dengan canggung.
tok.. tok.. tok..
"fris, lo di dalem kan? gue masuk yah?" pintu berwarna putih itu dibuka, tampak friska yang tengah berlatih seorang diri, memukul samsak berwarna biru ditengah ruangan yang luas itu..
friska masih belum menyadari keberadaan 2 orang itu, karena musik ipod yang sedang ia dengar dengan memakai headset.
ficky tampak takjub melihat setiap pukulan friska yang tajam tanpa ragu sedikitpun ke samsak itu, sepertinya friska sudah lama berlatih tinju, sampai tampak seperti pro dimata ficky, meski ia cuma tau sedikit tentang tinju.
pria itu meletakkan plastik yang sedari tadi ia bawa ke meja di sudut ruangan itu.
"hey fris.. lo kedatangan tamu nih." teriaknya, friska yang langsung menyadari keberadaan bastian langsung menghentikan aktifitasnya, dan melepaskan sebelah headsetnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak
Acak"aku gak butuh seorang teman, atau siapapun termasuk kamu, menjauh dariku, atau kau akan menerima akibatnya." ~Friska prima Aqila~ "aku tau sebenarnya dia gadis yang baik, karena gak mungkin seorang gadis yang kasar, masih bisa tersenyum tulus seper...