BAB [5B]

1.5K 113 15
                                    

Alan berhasil melewati hari tersebut dengan meyakinkan tiga laki-laki yang terus mengintrogasinya. Ia berhasil berkelit untuk tidak menjawab pertanyaan Marcus mengenai malam pertamanya. Ia menceritakan semua hal mulai dari hari pertama saat pesta pernikahannya digelar—mengingat itu adalah—hal yang ia ketahui tentang Alan Maclawry yang hidup di era tersebut.

"Dia memang adikku," putus Peter setelah mereka beberapa jam bersama dan mencecar Alan dengan pertanyaan.

"Ya. Kurasa kau benar," timpal Arnold. "Lagi pula dia mengingat semua detail hal apa saja yang kita bicarakan." Ia berkata dengan nada yakin. "Orang lain pasti tidak mungkin ada yang bisa mengetahuinya sampai sedetail itu."

Marcus yang sejak tadi lebih banyak diam ikut berkomentar. "Lalu kenapa dia tidak ingat tentang malam pertamanya?"

"Demi Tuhan, Campbell!" Alan sedikit meninggikan suaranya. "Itu masalah pribadi, dan jika aku tidak ingin, maka aku berhak untuk tidak menceritakannya kepadamu."

"Benarkah?" Marcus terdengar tidak senang. "Asal kau tahu saja ya, adikku mengalami kesulitan saat klan Macdonald datang dan nyaris menyeretnya dari sini." Ia mengenang kejadian beberapa bulan yang lalu. Hal mengerikan nyaris menimpa Lilian, ia bahkan tidak tahu cara untuk membela adiknya itu; mengingat kabar mengenai Alan yang belum menyempurnakan pernikahan membuat Marcus ketakutan setengah mati.

"Tapi Lilian berhasil menjaga dirinya dengan baik." Peter berkat dengan nada menenangkan pada Marcus.

"Adikmu adalah wanita yang hebat, Marcus." Arnold menimpali dengan suara beratnya yang khas. "Setidaknya saat itu Tuhan bersikap baik dengan membiarkannya hamil. Meskipun kita semua tahu dan sangat sedih atas kehilangan si jabang bayi."

Ketiga laki-laki itu tidak ada yang menyadari jika wajah Alan baru saja berubah pias. "Hamil?"

"Oh maaf," Peter terdengar menyesal sekaligus malu karena menceritakan hal seperti itu tanpa memberi peringatan terlebih dulu. Mereka sudah menceritakan penyerangan dan hal lainnya yang menimpa klan setelah Alan menghilang. Tapi mereka lupa jika hal yang sangat penting malah diceritakan tanpa sengaja seperti barusan.

"Apa Lilian benar-benar hamil?" Alan merasa harus berpegangan pada sesuatu. "Dimana anaknya sekarang?" suaranya bergetar saat menanyakan hal tersebut. Dan ia langsung mendapat simpati dari tiga orang pria dewasa yang ada di hadapannya. Mereka mengira Alan terlalu terkejut untuk menerima berita tersebut, terlebih masalah anak adalah hal yang sangat penting bagi kepala Klan.

"Aku rasa kami melakukan kesalahan dengan menceritakan hal ini tanpa sengaja." Arnold terlihat muram. Bahkan wajah Marcus yang sejak tadi masih terlihat bermusuhan—untuk saat ini—sudah berubah menjadi raut muka bersalah.

"Aku tahu ini adalah sesuatu yang menyedihkan dan menyakitkan," Marcus bicara dengan hati-hati. "Tapi kau harus menerimanya dengan baik. Karena kau sudah kembali, kau masih bisa terus berusaha untuk mendapatkan keturunan lain. Dan membuat adikku kembali hamil."

"Oh Tuhan," Alan mengerang dan menjambak rambut dengan frustasi. Ia baru teringat jika sepupunya—Arnold—tadi menyebut mengenai kehilangan si jabang bayi. "Kapan dia kegugurannya. Apa kalian yakin jika dia benar-benar hamil?" Pertanyaan tersebut terasa seperti racun yang memenuhi mulutnya.

Ya Tuhan Lilian hamil. Dan itu terjadi bawah pengawasannya. Alan merasa kehilangan arah, dan tidak dapat memikirkan siapa orang yang sudah berani menyentuh istrinya.

"Prosesnya hanya berselang beberapa hari setelah klan Macdonald berusaha untuk membantai orang-orangmu," Peter merasa harus mengambil alih pembicaraan dan menjelaskan semuanya dengan hati-hati. "Kami semua—karena laki-laki—tidak ada yang diijinkan untuk melihat keadaannya, bahkan pelayan juga hanya diijinkan berada sampai di luar pintu kamar."

"Livya dan Nora selalu ada di sana, menemani Lilian sampai sembuh." Arnold ikut menjelaskan saat melihat kilat bertanya dalam tatapan Alan. "Nora membawa kain berisi gumpalan darah itu dan mengurusnya sendiri, wanita tua itu terlihat sangat sedih. Tapi ini bencana yang tidak bisa dihindari, Sepupu." Ia mendekat dan menepuk pundak Alan untuk menenangkan. Laird Maclawry itu terlihat sangat terguncang, dan Arnold bisa memahami jika sepupunya itu merasa sangat kehilangan atas anak yang belum pernah disentuhnya.

"Aku yakin Lilian sudah berusaha untuk menjaga anakmu sebaik mungkin," Marcus berkomentar dengan sedih. "Tapi sepertinya rasa sakit atas kehilanganmu," ia menoleh dan menatap Alan dengan sorot mata berkabut. "Membuat adikku tidak bisa menjaga kesehatannya sendiri. Kondisinya memburuk karena selalu menangis terus, ditambah ia nyaris tidak mau makan dan menolak untuk beristirahat. Aku rasa itu adalah hal yang menjadi penyebab dirinya mengalami keguguran."

Alan berhasil mencapai kursi dengan tidak tersungkur ke lantai. Ia duduk di atas kursi tersebut dengan tubuh gemetar. Berita yang baru masuk ke dalam pendengarannya adalah hal yang tidak pernah ia bayangkan. Sama sekali tidak pernah terlintas dalam benaknya jika Lilian akan hamil. Mereka belum tidur bersama, bagaimana caranya wanita mungil itu bisa mengandung? Isi kepala Alan dipenuh oleh berbagai spekulasi, dan hal tersebut bercampur dengan rasa sakit akibat memikirkan—kemungkinan—adanya pengkhianatan dalam pernikahannya.

"Aku rasa kalian sudah percaya kan jika aku adalah Alan Maclawry?" Alan menatap ketiga wajah di hadapannya itu persatu. Lalu ia melanjutkan sebelum salah satu dari mereka menjawab dan berusaha untuk berargumen dengannya lebih jauh lagi. "Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku butuh waktu untuk sendirian," ia memasukan nada memohon dalam suaranya. Dan hal tersebut berhasil, semua orang langsung pamit undur diri. Mereka berpikir Alan membutuhkan privasi untuk merenungkan kehilangan yang baru ia ketahui.

Alan membiarkan mereka berpikir seperti itu, ia tidak ingin mempermalukan Lilian tanpa mengetahui kejadian pastinya seperti apa. Lagi pula jika memang Lilian berselingkuh darinya, Alan merasa dirinya tidak memiliki cukup banyak kekuatan untuk mempermalukan wanita itu di hadapan keluarga mereka. Dan hal tersebut membuat Alan sangat berduka, ia berduka atas perasaannya untuk Lilian. Hatinya telah ia berikan kepada Lilian seutuhnya, dan kini dirinya terancam untuk mengalami kehancuran hidup yang paling parah.

🦋🦋🦋

My Stranger's Love [Squel Of My Stranger's Bride]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang