BAB [3A]

2.4K 131 10
                                    

Note : Disarankan membaca My Stranger's Bride terlebih dulu. Buat yang sudah baca ditunggu vote dan komennya ya, jangan lupa masukin cerita ini ke reading list dan follow aku saya jika ingin dapat notif saat ceritanya diupdate. Terima kasih 😊

🦋🦋🦋

"Ibu!" teriak Peter. Ia mengejutkan Lady Morag Maclawry—ibunya—karena menerobos ke dalam kamar wanita itu setelah dua kali mengetuk.

"Ada apa, Peter?" Lady Morag menatap anak bungsunya itu dengan tatapan menegur.

"Maafkan aku," Peter segera menyadari kesalahannya. "Tapi ini mendesak, sungguh." Ia berusaha membela diri saat ibunya melihat dengan tatapan menelisik.

"Ada apa?" Tanya Lady Morag setelah beberapa saat. Ia sempat berpikir sejenak untuk menghukum atau menolerir sikap tidak sopan anaknya. Tapi akhirnya wanita paruh baya itu memutuskan untuk mendengar penjelasan anaknya.

"Ini tentang, Simon."

Wajah Lady Morag Maclawry seketika berubah pias. "Apa Alan menanyakannnya padamu?"

"Iya," Peter menjawab dengan tidak nyaman.

"Aku rasa sudah saatnya aku bicara dengan anak itu," wanita yang sudah melahirkan Alan dan Peter itu berkata dengan penuh tekad. "Suruh Kakakmu untuk datang ke perpustakaan," perintahnya.

"Baik, Bu."

Hanya dalam hitungan detik Peter sudah melesat keluar, meninggalkan ruangan dan bergegas memanggil Alan agar menemui ibu mereka.

🦋🦋🦋

Alan setengah kesal saat tubuhnya diseret oleh Peter ke lantai bawah. Adiknya itu memberi tahu jika ibu mereka ingin bertemu di perpustakaan, sejak Alan bangun dari tidur panjangnya, ia hanya beberapa kali terlibat percakapan serius dengan wanita yang sudah melahirkannya itu. Beberapa hal berkaitan dengan pengurus estat yang masih menjadi milik keluarganya. Dan beberapa kali membahas kesehatan dirinya, Alan tahu ibunya memiliki banyak pertanyaan. Dan ia bersyukur karena ibunya tidak pernah memaksa.

Wanita itu hanya terus menunggu agar dirinya bisa bercerita. Tapi setiap kali Alan ingin mengutarakan semua perasaan, serta menceritakan hal-hal aneh yang ia alami. Semua kata-kata tersebut tidak pernah ada yang berhasil sampai ke mulutnya. Semua pembendaharaan katanya yang ia ketahui; seolah-olah menguap begitu saja, seperti saliva yang baru sampai ke tenggorokan dan ia telan kembali dengan susah payah.

Tapi kali ini Alan berusaha mempersiapkan diri, sepertinya Lady Morag Maclawry sudah lelah menunggunya. Meskipun Alan tahu apa yang akan ibunya itu tanyakan, tapi ketika dirinya sampai ke perpustakaan—dan mendapati ibunya yang duduk di sofa—yang ada di ruangan tersebut, insting sebagai seorang anak yang merasakan bahaya miliknya mulai bangkit. Ia melangkah pelan dengan jantung membentur rongga dadanya, tatapan wanita itu seolah menembus ke dalam jiwanya yang terdalam.

Ibunya seolah bisa membaca apa yang selama ini Alan sembunyikan. Perangai wanita paruh baya itu begitu tenang, membuat Alan bertanya-tanya mampukah ia menceritakan semua kepada Ibunya? Alan ingin menumpahkan semua hal yang terus berkeliaran dalam benaknya, tapi selama ini ia tidak memiliki banyak keberanian, terlalu banyak rasa takut dan perasaan khawatir yang meliputi. Alan takut Ibunya akan beranggapan jika dirinya sudah tidak waras, dan itu disebabkan oleh kecelakaan pesawat sialan itu.

"Duduklah, Alan." Lady Morag memberi perintah tanpa mengurangi kesan anggun dalam perangainya.
Sikap tersebut membuat anak sulungnya tersebut beringsut mendekat, dan memilih duduk di sofa sebelah kiri. Sementara Peter mengekor dan ikut bergabung di sisi kanan tanpa berkata-kata.

Lady Morag menarik napas berat dan menghembuskan perlahan sebelum ia memulai pembicaraan tersebut. "Katakan padaku apa yang kau rasakan setelah bangun dari koma?" Pertanyaan tersebut membuat Alan langsung menoleh ke arah Peter dengan tatapan menegur. "Adikmu tidak ada hubungannya dengan pertanyaanku," Lady Morag melanjutkan. Seolah bisa membaca isi pikiran anak sulungnya, ia kembali bicara dengan nada yang lebih lembut; bahkan Alan dan Peter nyaris percaya jika ibu mereka itu sedang memohon. "Katakan kepadaku bagaimana perasaannu, dan katakan apa sesungguhnya yang kau rasakan."

"Aku baik-baik sa—"

"Jangan coba-coba untuk berbohong padaku," Lady Morag memotong perkataan Alan. "Mungkin selama ini aku diam saja, tapi percayalah Alan. Kau adalah anakku, dan aku tahu jika selama ini ada yang tidak biasa padamu. Aku terus menunggu dan berharap kau akan jujur, atau menceritakan apa yang kau rasakan," raut wajahnya berubah muram. "Tapi kau tidak pernah datang untuk menemuiku."

"Maafkan aku," Alan terdengar menyesal.

"Sebaiknya kau segera ceritakan apa yang mengganggumu, meskipun itu hal yang tidak masuk akal sekalipun, aku akan tetap berusaha melakukan yang terbaik untukmu." Kali ini Lady Morag terlihat ringkih, membuat Alan menyesal karena sudah membuat Ibunya itu khawatir. "Lagipula," Lady Morag melanjutkan sambil memasang senyum lemah. "Aku sudah terbiasa dengan hal yang tidak masuk akal; bahkan sebelum kalian berdua lahir ke dunia ini."

"Apa kau serius, Bu?" Peter tidak tahan untuk menimpali. "Memangnya hal tidak masuk akal seperti apa yang kau maksud itu?" Ia mececar ibunya dengan pertanyaan. "Bisakah kau memberitahu kami?"

Lady Morag menoleh ke arah Peter sambil tersenyum penuh rahasia. "Mari kita dengarkan apa yang dirasakan oleh kakakmu, lalu aku bisa memberitahu apakah itu sama dengan yang dialami oleh Ayah kalian atau tidak."

"Ayah?" raut wajah Alan sudah tidak setegang sebelumnya.

"Ya benar, Ayahmu. Ayah kalian." Lady Morag bicara dengan tatapan menerawang, sementara senyuman mengembang di wajahnya yang sudah mulai diliputi garis-garis halus. "Jadi katakan apa yang selama ini mengganggu pikiranmu?" Ia menatap Alan dengan penuh tekad, dan sepertinya ia sudah memutuskan untuk mengetahui apa yang disembunyikan oleh anak sulungnya tersebut. "Ceritakan semuanya kepadaku setelah kecelakaan itu, dan jangan menyisakan apapun."

Lalu tanpa dapat dibendung, Alan mengeluarkan semua isi hati yang sejak berminggu-minggu menyesakan dada dan menyakiti hati serta pikirannya.

To Be Continued....

***

Buat yang mau beli buku Flower Series #1 Winter Flower #2 Dying Flower dua judul tersebut sedang promo lho di shopee Zabookstore satu set hanya 80.000 aja. Harga normalnya dua buku 130.000.

Oh iya ebook My Stranger's Bride juga masih promo di playstore sampai akhir bulan ini. Buat yang belum baca bisa cus download, bisa pakai pulsa biasa kok bayarnya hehe.

My Stranger's Love [Squel Of My Stranger's Bride]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang