6. Manis

1.1K 38 4
                                    

Selamat membaca cerita ini.

6| Manis

Aku suka cokelat. Aku suka eskrim. Aku suka permen. Aku juga suka kamu. Karena kalian semua manis hehe.

⭐⭐

Bel pulang berbunyi. Semua murid tentu senang akan hal itu. Artinya, mereka terbebas dari kegiatan memahami beraneka macam mata pelajaran yang membuat mereka mumet. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Tania. Tania sedih. Mukanya murung sedari tadi.

"Udalah Tan. Yang sabar ya. Mudah-mudahan suatu hari nanti akan ada saatnya Surya menjadikan Tani sebagai pacarnya Surya," ucap Elvira dilebih lebihkan.

Temannya yang lain hanya mengangguk setuju dengan harapan Elvira. Mereka memang prihatin terhadap Tania yang perasaannya masih saja digantung seperti jemuran oleh Surya. Emang dasar Surya oon!

Tania hanya diam saja meratapi nasib perasaannya yang digantung.

Tak lama kemudian, orang yang sedang menjadi topik pun muncul. Surya datang ke kelas mereka dengan wajah santainya, seolah-olah dia tidak pernah berbuat apa pun.

"Balik bareng gue Tan!" ajak Surya. Sebenernya bukan mengajak sih, tapi menyuruh.

Lantas Tania bangkit dari duduknya dan menatap satu persatu temannya. Teman-temannya pun hanya mengangguk mengerti. Surya yang melihat itu kebingungan.
"Set dah. Cewe tuh susah dimengerti coyy.. Maksudnya apa coba tatap-tatapan begitu?" kata Surya dalam hati.

Tanpa mau pusing memikirkan perihal perempuan yang sulit dimengerti, Surya langsung saja menarik tangan Tania untuk segera menuju parkiran Sekolahnya.

Tatapan Tania terus terarah pada genggaman tangan Surya padanya. Entahlah. Tania capek. Sebenernya hubungan macam apa yang sedang ia lalui bersama si Surya oon ini.

---

Elvira turun dari motor Alvito. Lantas memasuki rumahnya dengan terburu-buru.
Alvito yang melihat itu hanya terkekeh pelan. Pasalnya ia tahu apa penyebab Elvira buru-buru masuk ke dalam rumahnya. Setelah itu, Alvito segera pulang ke rumahnya.

"Assalamu'alaikum Bunda cantik," ucap Alvito seraya menyalami tangan Bundanya yang sedang menyirami tanaman di halaman depan rumahnya.

"Waalaikumussalam. Langsung masuk gih. Ganti baju, terus makan."

Alvito menuruti perintah Bundanya. Setelah selesai makan dia kembali ke kamarnya dan segera mengecek ponselnya ternyata ada banyak sekali notif di ponselnya. Tapi dia tidak berniat membaca pesan-pesan itu. Dia membuka roomchatnya bersama Elvira. Lantas mengetikkan sesuatu di sana.

El Cantik

lagi ngapain lo?

Tak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan balasan dari Elvira.

sakit perut:(

Alvito tersenyum. Elviranya sedang manja.

gue nanya lo lagi ngapain,bukan lo lagi kenapa


oke. al gitu sama el.

Alvito tidak membalas pesan itu.

Alvito bangkit dari kasurnya. Kemudian turun menuju dapur, lalu membuka kulkas dan mengambil satu bungkus cokelat. Setelah itu dia segera pergi ke rumah Elvira yang ada di depan rumahnya.

"Eh Al, kebetulan. Tante titip El dulu ya. Tante mau arisan di komplek sebelah bareng Bunda kamu juga. Eza belum pulang, dia lagi kerja kelompok di rumah temannya," titip Nia pada Alvito.

"Siap tan."

Alvito segera menaiki tangga dan menuju ke kamar Elvira.
Alvito mengetuk pintu kamar Elvira.
"Masuk," sahut Elvira dari dalam Kamar.

Alvito kemudian masuk ke dalam kamar Elvira lalu membiarkan pintunya terbuka lebar.

Alvito menggelengkan kepalanya saat melihat Elvira yang sedang dalam keadaan menungging sambil memegang perutnya yang sedang sakit itu. Elvira kedatangan tamu bulanannya. Yah, jadi seperti inilah Elvira saat hari pertama kedatangan tamu bulanannya.

"Udah makan?" tanya Alvito yang duduk di atas sofa yang ada di kamar Elvira.

Elvira menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Alvito lantas keluar dari kamar Elvira dan segera menuju ke dapur. Ada Bi inah sedang bersih-bersih dapur.
"Makanan buat Elvira mana Bi?" tanya Alvito.

Bi Inah pun segera mengambil nampan yang berisi makanan serta minumnya untuk Elvira yang sudah disiapkan.
"Baru aja Bibi mau anterin ke atas, den."
kata Bi inah seraya memberikan nampan tersebut pada Alvito.

"Kalo gitu Al ke atas ya Bi," pamit Al.

Ketika Alvito sampai di kamar Elvira, posisi Elvira sudah berubah. Sekarang dia sedang duduk menyandar pada sandaran ranjangnya sambil memainkan ponsel.

"Nih makan," titah Al, namun tak digubris oleh Elvira yang masih saja fokus pada ponselnya.

Alvito menghela napas kemudian mengambil piring. Lantas menyodorkan satu suapan nasi ke depan mulut Elvira.
Elvira menerima suapan itu sedangkan matanya masih fokus pada layar ponselnya. Dia sedang membaca wattpad ternyata.

Tidak terasa, makanan yang ada di piring habis tak bersisa. Kemudian Alvito menyodorkan minum kepada Elvira.

"Nih buat lo. Gue balik dulu," Alvito menyerahkan cokelat yang tadi ia bawa dari rumah lantas segera keluar dari kamar Elvira.

Elvira tersenyum.

"Manis," gumam Elvira sambil tersenyum memandang pintu kamarnya yang sudah tertutup rapat.

⭐⭐

Halo guys💕
Maap banget ya aku baru update lagi:"

Nov 10, 2018

AL&ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang