CHAPTER 1

3K 151 6
                                    

Naruto by mashasi kishimoto
Fair SASUHINA, SASUSAKU,NARUHINA, another fair
Genre hurt romance

...

Hinata pov
Kata orang persahabatan antara pria dan wanita tidak ada yang murni, rasa Cinta pasti ada didalamnya. Sebagian orang akan memperjuangkan cintanya untuk diungkapkan, tapi sebagian yang lain akan memendamnya sendiri karena tak ingin menghancurkan persahabatan yang telah dijalin sekian lama hanya karena keegoisan rasa. Dan aku salah satunya.

Aku mencintainya, pria yang selalu disampingku sejak kami kecil. Bersahabat sejak balita mungkin, karena kami bertetangga dan usia kami yang hanya terpaut 1 tahun membuat kami sedekat anak kembar. Dimana ada dia disitu pula ada aku. Aku mencintainya, sangat. Tapi aku tahu dia hanya menganggapku sebagai sahabat, tapi itu sudah aku syukuri. Bagiku bisa berada disisinya sudah lebih dari cukup.

Kalian boleh mengatakan aku pecundang, kalah sebelum berperang, tak apa. Mungkin memang aku seorang pengecut. Aku takut jika dia berubah saat tahu perasaanku dan aku tidak bisa lagi berada didekatnya. Dia lelaki yang sangat istimewa, terlalu sempurna untukku yang banyak kekurangan. Dia tampan, berkarisma, kaya Raya, dan keren. Sangat tidak sebanding dengan diriku yang biasa saja.

Tok tok tok.....

Bunyi ketukan pintu membuyarkan lamunanku,
“Hinata-nee, ada Sasuke-ni menjemputmu sekolah.”
Itu Hanabi, hyuuga Hanabi adik perempuanku, kami berbeda 3 tahun.

“Ya, Hana-chan, aku akan turun.”

Aku bergegas pergi menemui Sasuke, Uchiha Sasuke, tetanggaku, sahabatku, dan cinta pertamaku.
“Maaf Sasuke-kun, apa kau sudah lama menunggu?”
“Tumben kau terlambat, aku menunggumu 15 menit, kau kesiangan?”
“hehehe.... Maaf ya”
“Hn. Ayo cepat masuk kemobil.”
Aku tidak bisa bilang kalau aku terlambat karena melamunkan dirinya.

Sesampainya diparkiran sekolah Tokyo International High School, kami bertemu dengan Haruno Sakura, gadis cantik primadona sekolah. Dia langsung menghampiri kami.
“selamat pagi Sasuke-kun, Hinata-san.”
“selamat pagi Sakura-san.”
“maaf apa boleh aku berbicara berdua saja dengan Sasuke-kun?”

DEG

Aku seperti tertampar oleh kata-katanya. Tapi aku tak punya alasan untuk melarangnya.
“tentu.”
Aku menoleh pada Sasuke,terlihat ada senyuman diwajahnya walau tak kentara. Aku yakin Sasuke pasti bahagia karena Sakura adalah gadis yang disukai olehnya.
“Sasuke-kun, aku kekelas dulu.”
Setelah berpamitan padanya dan Sakura,aku segera pergi. Aku tak ingin melihat pemandangan yang menyakitkan dipagi hari. Aku berlari berharap ini dapat mengurangi sakit hatiku. Sesampainya dikelas aku hanya bisa duduk termangu, mencoba berkompromi dengan hatiku yang sedang terluka. Sebuah tepukan dipundakku menyadarkanku bahwa ada seseorang disampingku. Tenten, teman sebangkuku. Dia sahabatku, tempatku mencurahkan segala isi hatiku, termasuk tentang perasaanku pada Uchiha Sasuke.
“Ada apa?”
“...”
“apa karena Dia lagi? “
“...”
“kenapa kau menyiksa dirimu sendiri? Kenapa tidak kau katakan saja perasaanmu padanya?”
“aku tidak ingin kehilangan dia Tenten-chan, aku tidak ingin dia membenciku karena perasaanku ini.”
“lalu kenapa kau masih mencintainya? Kenapa kau tidak mencoba membuka hatimu pada yang lain?”
“aku tidak bisa.”
Aku menangis, mewakili ketidakberdayaanku pada takdir yang seolah mempermainkan perasaanku.
“Mungkin suatu saat nanti kami-sama akan memberitahukan perasaanku padanya. Atau kami-sama akan mempertemukanku pada lelaki yang akan menggantikan posisinya dihatiku. Tapi tidak sekarang.”
“entahlah Hinata, aku hanya merasa kau sedang menyakiti dirimu sendiri. Mencintai tanpa melakukan apa-apa. Dan berharap pada keajaiban, itu mustahil. Aku harap kau menemukan laki-laki yang lebih baik dari dia.”
“arigatoo, Tenten-chan.”
Aku memeluk tenten, bersyukur aku memilikinya, sabahat yang dapat mengerti diriku.

...

I LOVE YOU, FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang