CHAPTER 12

1.3K 145 4
                                    

Gadis bersurai bubble gum masuk kedalam cafe yang hari itu cukup banyak pengunjung. Dia mengedarkan pandangan berusaha mencari seseorang yang telah dulu sampai disini. Tak lama dia mencari, akhirnya dia melihat seseorang dengan surai indigo tengah duduk dipinggir dekat jendela yang menghadap kejalan.
“Maaf Hinata-san, aku terlambat. Apa kau sudah menunggu lama?”
“oh, tidak apa-apa. Aku juga belum lama sampai”
Jawabnya sedikit berbohong. 20 menit bukan waktu yang sebentar untuk menunggu seseorang yang terlebih dulu mengajak bertemu. Sebenarnya siapa yang butuh siapa?
Sakura duduk berhadapan dengan Hinata. Dan langsung memesan minumannya, karena Hinata sudah memesan duluan.
“Maaf aku telah membuatmu repot dengan memintamu bertemu disini”
“tak masalah”
“baiklah, aku tidak akan berbasa-basi lagi. Hinata-san, kau tahu kenapa aku mengajakmu bertemu disini?”
“sejujurnya aku tidak tahu”
“ini tentang Sasuke”
Hinata mengernyit, bingung, ada apa dengan Sasuke?
“Apa Sasuke pernah mengatakan sesuatu tentang hubungan kami?”
“tidak, dia tidak pernah mengatakan apapun tentang kalian”
Sakura menghela nafas.
“kami sudah putus”

DUARRR.....!!!!!

Hinata tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Dia hanya bisa mematung tanpa ekspresi.
“Sebenarnya dia yang memutuskanku”
Sakura terlihat mulai berkaca-kaca, dan hidungnya memerah. Dia menangis. Dan Hinata merasa iba.
“Setelah lulus Sekolah, kami kuliah ditempat yang berbeda. Waktu kami untuk bersama menjadi berkurang, tapi kami baik-baik saja walau aku mulai merasa kehilangannya”
Sakura mulai terlihat sesegukan. Hinata menyodorkan sapu tangan miliknya, dan diterima oleh gadis musim semi itu untuk mengusap air matanya.

“Tapi setelah lulus kuliah, tepatnya setelah dia mulai memimpin perusahaan dan menggantikan ayahnya, semua berubah. Dia benar-benar tak ada waktu untukku lagi. Dia jarang menemuiku, jarang menghubungiku, dan aku merasa dia tak peduli lagi padaku”
“...”
“aku bekerja dirumah sakit sebagai dokter umum, dan aku memiliki teman yang bekerja disana juga. Dia lah tempatku berkeluh kesah. Namanya Sasori. Dia lelaki yang baik, ramah dan penuh perhatian. Dia yang selalu menemaniku saat Sasuke tidak ada”
“kau berselingkuh?”
Sakura menangis lebih kencang dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Dan Hinata artikan itu ‘ya’.
“aku benar-benar menyesal. Aku masih sangat mencintai Sasuke”
Haahhh.... Ternyata ini masalahnya.
“Sasuke memergoki kami sedang berciuman di apartemenku. Hiks...”

Sebenarnya Hinata merasa sedikit risih dengan tangisan meraung-raung dari lawan bicaranya itu. Lihatlah, sampai beberapa pengunjung memperhatikan mereka.
“tolong aku, Hinata-san”
“eh??? Tolong apa?”
“Aku masih ingin bersamanya. Aku sangat mencintainya. Tolong katakan padanya aku menyesal”
Sang Hyuuga masih merasa bingung, apa yang bisa dia lakukan? Bahkan Sasuke tidak pernah menyinggung tentang Sakura sekalipun.
“Kumohon, Hinata-san. Kita sama-sama perempuan, jadi kau pasti mengerti perasaanku”
Hinata menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskannya sekuat-kuatnya. Apa lagi ini? Niatnya ingin membuat jarak dengan bungsu Uchiha itu, tapi sekarang malah dia dipaksa masuk kedalam kisah Cintanya.
“Aku tidak bisa berjanji apapun, Sakura-san. Karena kau tahu sendiri bagaimana keras kepalanya dia. Tapi aku akan usahakan sesuatu untuk kalian”
Merasa senang, Sakura lantas menggenggam kedua tangan Hinata yang berada diatas meja.
“Terimakasih, Hinata-san”
Hinata hanya mengangguk dan memberikan senyum terpaksanya.

...

Hari ini terasa melelahkan bagi gadis amethys yang sedang duduk dibalkon sembari memandangi bulan dan Bintang. Bukan badannya, melainkan hati dan pikirannya. Hinata bahkan tidak tahu harus bagaimana untuk membantu mendekatkan Sasuke dengan Sakura lagi.

Kalau dipikir-pikir kehidupan percintaannya sungguh miris. Bayangkan saja, mencintai sahabat yang mencintai gadis lain, ingin membuat jarak tapi tak berhasil, sang pria malah semakin mepet, dan sekarang dia harus mencomblangi mereka. Hehehe.... Sepertinya Kami-sama sedang mempermainkannya.

Terdengar ponselnya berdering.

Naruto-kun is calling

“moshi-moshi, Naruto-kun”
“hai Hinata-chan, kau belum tidur?”
“belum, aku belum mengantuk, Naruto-kun sendiri belum tidur?”
“belum, aku baru saja pulang dari kantor dan tiba-tiba teringat padamu. Jadi aku menelponmu”
Eh!!! Hinata blushing. Tiba-tiba Hinata teringat peristiwa tadi siang. Dia penasaran apakah Naruto juga sudah tahu bahwa Sasuke dan Sakura sudah putus? Tapi dia tidak enak menanyakannya.
“Halo, Hinata-chan, kenapa diam? Apa ada yang kau pikirkan?”
“emm... Sebenarnya aku ingin menceritakan sesuatu padamu, tapi aku bingung harus mulai dari mana?”
“Ada apa? Ceritakan saja, aku akan mendengarkanmu”
“tadi siang Sakura mengajakku bertemu, lalu dia mengatakan padaku kalau...... Hubungannya dengan Sasuke sudah berakhir”
“eh! Benarkah? Teme tidak pernah mengatakan apapun kepadaku”
“kau tahu Naruto-kun? Sakura-san memintaku untuk membantunya mendekati Sasuke lagi”
“hmm.... Dia itu.... Benar-benar menyukai teme. Lalu apa rencanamu?”
“aku tidak tahu, kau tahu kan kalau Sasuke-kun itu keras kepala, aku tidak tahu harus bagaimana untuk menyatukan mereka lagi?”
“tenang saja, aku akan membantumu. Aku akan memikirkan rencana agar mereka dapat menghabiskan waktu berdua, mungkin dengan begitu mereka bisa mengobrol lebih lama”
“baiklah, arigatoo, Naruto-kun”
“tak masalah, Hinata-chan. Jika kau sedang dalam kesulitan katakanlah padaku. Aku akan selalu ada untukmu”
Benar. Selama ini Naruto sangat baik padanya. Dia selalu ada saat Hinata membutuhkan. Karena Hinata tak ingin bergantung pada Sasuke, ia selalu meminta pertolongan pada Naruto. Dan pria selalu siap siaga.
‘Naruto, apa aku harus memberimu kesempatan?’

“baiklah, Hinata-chan, sebaiknya kau tidur ini sudah larut malam. Aku juga akan beristirahat”
“ya, Naruto-kun...”

Hinata memandangi ponselnya beberapa saat. Memikirkan pria yang baru saja menelponnya. Inikah akhir dari cintanya pada Sasuke? Berakhir tanpa pernah memulai? Satu yang Hinata yakini, Sasuke tak mungkin ia miliki.

...


Hai.... Gimana chapter yg ini?
Semoga gak mengecewakan... Karna saya masih fokus dgn bidadari saya, jd saya belum selesaikan chapter 14. Mungkin nanti gak bisa up setiap hari tp saya usahakan selesaikan cerita ini...

Trimakasih...

I LOVE YOU, FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang