CHAPTER 6

1.4K 162 24
                                    

Baru saja Hinata selesai merias wajah dan rambutnya, sekarang dia sedang menatap dirinya didepan cermin, menilai apakah masih ada yang kurang? Dia memakai gaun yang panjangnya hanya diatas lutut, berwarna navy dengan rambut yang disanggul, menyisakan sedikit rambut
dibagian depan.

Selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai. Saat Hinata hendak mengambil sepatunya, terdengar suara ketukan pintu. Segera ia buka dan seorang pria tengah berdiri mengenakan kemeja berwarna navy dan celana bahan kain dengan tangan kirinya dimasukan kesaku celana tengah berdiri menatap Hinata tanpa berkedip. Mereka berdua sama-sama terkejut.

Hinata tak menyangka akan bertemu lagi dengannya secepat ini. Sebenarnya dirinya berniat menghindari pria didepannya ini walau dia tahu cepat atau lambat mereka akan tetap bertemu tapi Hinata tidak menyangka mereka bertemu disini, didepan kamarnya. Sedangkan Sasuke terkejut dengan perubahan sahabatnya ini. Hinata sangat terlihat, Waw. Rambut yang pendek dipanjangkannya, pipi yang gembil kini sedikit menirus, dan badannya terlihat berisi dibeberapa bagian membuatnya terlihat sexy. Dan lihatlah, leher jenjangnya dibiarkan terekspos seolah mengundang untuk dijamah.
“Sasuke-kun sedang apa disini?”
Sasuke langsung tersadar dari lamunan kotornya. Dia mengernyit.
“Sedang apa? Tentu saja untuk menjemputmu, Hime. Semuanya sudah berkumpul dimeja makan, hanya tinggal menunggumu”
“baiklah, aku akan segera turun”
Saat Hinata akan kembali masuk tiba-tiba satu tangannya dicekal oleh Sasuke. Dengan gerakan cepat Sasuke mendorong Hinata untuk masuk kekamar, dan segera menutup pintu. Hinata yang terkejut tak dapat mencerna apa yang terjadi dan kini mereka berdua tengah berada didalam kamarnya.
“Apa yang kau lakukan?”
Bukannya menjawab, Sasuke malah memberikan tatapan menusuk. Membuat Hinata sedikit menciut.
“Kenapa kau tidak langsung kembali setelah lulus?”
“A-aku kan sudah katakan padamu kalau aku mengajar disana”
“Kau jarang menelponku jarang mengirim e-mail. Bahkan telepon dariku jarang kau angkat. Apa kau sengaja ingin melupakanku?”
“B-bukan begitu, S-sasuke-kun. A-aku sangat sibuk jadi tidak sempat mengabarimu, lagipula aku kan masih mengabarimu, sesekali”
“SESEKALI HYUUGA. Kau mengerti kan arti kata itu. Bahkan e-mail yang kau kirimkan masih terhitung jari”
“B-baiklah, aku minta maaf”
Hinata harus mengalihkan pembicaraan yang tidak mengenakan ini.
“S-sebaiknya kita turun, keluarga kita sudah menunggu kita”
Hinata memberikan senyuman manisnya.
“Hn”
Mereka bersama berjalan menuju ruang makan tanpa melepaskan genggaman tangan mereka. Sebenarnya Sasuke yang terus memegang tangan Hinata walau beberapa kali gadis itu mencoba melepaskannya. Tapi apa daya, perbedaan kekuatan yang kalian pasti tahu siapa yang lebih dominan membuat Hinata hanya bisa menghembuskan nafas pasrah.

...

Saya minta maaf kalo fanfic ini mungkin ceritanya sangat amat mainstream...
Sebenarnya tadinya saya gak berniat mempublishnya, jujur saya punya beberapa fanfic yang gak saya publish. Karena saya orangnya gak pede jadi semua yang saya bikin cuma saya nikmati sendiri. Saya sangat berterima kasih jika ada teman2 yang mau memberi saran atau kritik tentang penulisan saya, karna saya sendiri merasa penulisan saya masih banyak kekurangan....

Terimakasih

I LOVE YOU, FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang