CHAPTER 13

1.4K 148 6
                                    

Dihari libur seharusnya Sasuke habiskan untuk beristirahat, mencharge tenaganya untuk dipergunakannya bekerja kembali. Seharusnya begitu. Tapi sekarang dia malah berada ditaman bermain bersama Hinata. Awalnya sih dia senang-senang saja pergi berdua dengan Hime-nya itu. Tapi ternyata sepertinya dia dijebak. Sekarang dia malah bertemu dengan Sakura dan Naruto ditempat ini. Walau mereka bilang ini sebuah kebetulan, oh ayolah, apa kalian lupa dengan kecerdasan Uchiha? Dan dia berakhir dengan Sakura dan Hinata telah pergi entah kemana bersama Naruto.

Dia dipaksa menaiki beberapa wahana yang ada disini, bukannya dia takut. Hei! Tidak ada kata takut dalam kamus Uchiha, dia hanya kesal. Ditarik kesana kemari oleh si bubblegum ini, dipaksa untuk menuruti semua kemauannya, dan yang paling memuakkan adalah dia harus melihat Hinata dan Naruto bermesraan. Mereka selalu bergandengan tangan, tertawa bersama seolah mereka lupa kalau ada dia disini. Sasuke merasa sakit didadanya, sesak melihat pemandangan yang memilukan. Dia ingin memisahkan mereka tapi dia tak memiliki alasan yang pas untuk itu.

Dia takut jika Hinata bertanya ‘kenapa?’ lalu apa yang harus dia jawab. Hubungan mereka hanya sebatas sahabat tidak lebih, dan Sasuke membenci itu. Lalu dia harus bagaimana?

Saat ini mereka sedang beristirahat dan memakan eskrim bersama, dan lagi-lagi Sasuke harus melihat hal yang memuakkan. Naruto tengah mengusap bibir Hinata dengan jarinya dan Hinata malah merona.

Tidak! Sudah cukup! Sasuke tak tahan lagi. Dia segera berdiri dan itu membuat yang lainnya memandang kearahnya.
“Hinata, ayo kita pulang”
“eh, emm.... Sebaiknya kau mengantar Sakura-san saja. Biar aku pulang bersama Naruto-kun”
“ya teme... Aku akan mengantar Hinata-chan pulang. Lagipula masih ada wahana yang ingin kami coba”

Rahangnya mengeras, onyxnya menatap amethys itu tajam.
“kau pulang denganku atau aku pulang sendiri?”
Suaranya pelan namun sarat penekanan. Tidak. Hinata tidak mau bermasalah dengan ayahnya. Karena memang pada awalnya dia berpamitan untuk pergi pergi bersama Sasuke. Apa yang akan dikatakan jika ayahnya tahu jika Sasuke pulang lebih dulu tanpanya.

“Baiklah aku akan pulang bersamamu”
Hinata menoleh kepada Naruto dan Sakura.
“Gomen, aku harus pulang lebih dulu”
“tak apa, Hinata-chan, hati-hati dijalan ya”
Sedang Sakura hanya menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan, dan itu membuat Hinata semakin tidak enak hati. Setelah berpamitan merekapun meninggalkan taman bermain itu. Sakura masih terus memandangi mereka menjauh hingga tak terlihat lagi oleh ameraldnya.
“Naruto, apa kau merasa ada yang aneh pada mereka?”
Naruto mengerutkan dahinya.
“Apa maksudmu, Sakura?”
“entahlah, aku hanya merasa ada sesuatu diantara mereka”
“jangan berpikiran jelek dulu Sakura. Kau tahu kan pertemanan mereka itu bagaimana”
“emm.... Semoga saja firasatku salah”

...

Sedangkan ditempat Sasuhina berada, terasa aura yang mencekam. Sasuke yang fokus mengendarai mobilnya, sedang Hinata yang terus memandang keluar. Tapi sepertinya si gadis tidak bisa marah lebih lama pada pria yang ada disebelahnya itu.
“Sasuke-kun, tidak seharusnya kau bersikap seperti itu didepan Sakura-san”
“kau berbohong Hyuuga”
Hahhh... Hinata mengerti arah pembicaraan ini.
“kau tahu, Sakura-san sangat mencintaimu, Sasuke-kun. Dan dia ingin memperbaiki hubungan kalian”
Entah mengapa lidahnya terasa kelu setelah mengatakan hal itu.
“Kau tidak akan mengerti Hyuuga. Bukan hanya satu kali saja aku memergokinya bersama lelaki berkepala merah itu. Tapi dia selalu meminta maaf, berjanji tak akan mengulangi lagi. Tapi apa kenyataannya?”
Hinata memijit kepalanya yang terasa pusing. Kenapa dia harus terjebak pada masalah orang lain? Dan dia sendiri tak tahu harus melakukan apa. Sasuke dengan pendiriannya dan Sakura dengan kegigihannya. Rasanya Hinata lebih baik ditelan bumi saja.

...

I LOVE YOU, FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang