CHAPTER 9

1.4K 166 11
                                    

Terlihat 4 muda mudi yang sedang duduk sambil menikmati minuman yang baru saja pramusaji sediakan. Mungkin jika orang lain melihatnya, mereka seperti sedang double date, tapi jika kalian melihatnya dengan seksama tak ada satupun yang berbicara. Mereka masih berkutat pada pemikiran mereka masing-masing, mungkin hanya Sasuke yang sedang melakukan aktifitas makan. Sedang Hinata hanya menunduk sembari menautkan jemari tangannya. Didepan gadis itu ada Naruto yang sedari tadi menatap Hinata dengan pandangan yang sulit diartikan. Hanya Sakura yang sedari tadi berusaha berbicara pada Sasuke namun tidak ada tanggapan yang berarti dari lawan bicaranya.

15 menit waktu yang diperlukan Sasuke untuk menghabiskan bekalnya. Melihat Sasuke selesai makan, Sakura kembali mencoba berbicara padanya lagi.
“Sasuke-kun, kalau kau mau aku akan membuatkanmu bekal besok”
“tidak perlu”
“tak apa, aku senang membuatnya untukmu. Besok akan kuantar kekantor, bagaimana?”
“akan kubuang”
Sontak Hinata dan Naruto saling berpandangan. Mereka terkejut dengan jawaban yang Sasuke lontarkan. Sepertinya mereka sedang ada masalah, dan keberadaan Naruto dan Hinata membuat suasana menjadi tidak enak. Sakura terlihat seperti menahan tangis, siapa yang tidak sedih jika kekasihmu melakukan itu? Sasuke mengernyit saat melihat Didepan Hinata hanya ada minuman.
“Hime, kau tidak makan? Kau bilang kau lapar?”
“emm... Aku mau makan dirumah saja, tadi aku memasak cukup banyak jadi sayang kalau tidak dimakan”
Mereka kembali hening...
“Haaahhh.... Aku sudah tidak tahan!”
Kali ini Naruto yang berbicara.
“Hei teme, lebih baik kau selesaikan masalahmu dengan Sakura. Aku akan pulang duluan”
“emm.... Aku juga mau pulang”
“eh kau mau pulang Hinata-chan?”
“ya, Naruto-san”
“Mau kuantar?”
“T-tidak usah! Aku... “
“aku antar kau pulang!”
Kali ini Sasuke yang berbicara.
“Tidak perlu, Sasuke-kun, kau sedang sibuk, jadi aku akan naik taksi saja”
“biar kuantar saja Hinata-chan”
Sakura hanya mendengus melihat 2 pria yang dekat dengannya sedang berebut ingin mengantar 1 gadis tanpa menghiraukannya.
“Tak apa, Naruto-san, aku tidak ingin merepotkanmu”
“tentu saja tidak merepotkan. Apalagi mengantar gadis secantik dirimu, aku malah sangat senang”
Merasa dipuji pipi Hinata langsung memerah, dan itu membuat Sasuke merasa kesal.
“Baiklah kalau kau tidak keberatan”
“yes!!! Ayo. Dah teme, Sakura-chan”
“Hn”
Sakura hanya melempar senyum seperlunya saja.

...

Diperjalanan pulang, mereka lebih banyak diam, Hinata yang masih memikirkan tentang Sasuke dan Sakura, sedangkan Naruto sedang menormalkan detak jantungnya yang berdegup kencang karena gadis disampingnya. Entah mengapa saat Naruto melihat Hinata terlihat sangat cantik, rambut panjang dikepang dan disematkan depinggir, dan kulitnya yang seputih susu membuatnya berpikir bagaimana rasanya jika dia mencium dan menghisap leher jenjang itu? Apakah sangat nikmat? Membayangkannya saja membuatnya terasa panas. Dia butuh melakukan hal lain untuk mengalihkan pikirannya yang tak karuan.
“Sepertinya Sasuke dan Sakura sedang bermasalah ya”
“hm, sepertinya begitu”
“apa Sasuke tidak pernah bercerita apapun tentang hubungannya dengan Sakura?”
“tidak, semenjak aku kembali dia tidak pernah menyebut nama Sakura didepanku”
“memang kau baru kembali dari mana?”
“kyoto, aku kuliah disana”
“oh begitu, pantas saja aku tidak pernah melihatmu lagi sejak lulus sekolah”
Setelah itu didalam mobil kembali hening sampai mereka tiba dirumah Hinata. Saat Hinata keluar dari mobil Narutopun ikut keluar.
“terimakasih, Naruto-san atas tumpangannya”
“tidak masalah. Jika kita bertemu lagi maukah kau memanggilku dengan naruto-kun?”
“eh, memang kenapa?”
“karena aku ingin lebih dekat denganmu. Bolehkan?”
Hinata tersipu dengan yang Naruto katakan. Apalagi melihat senyumnya yang tulus berbeda dengan cengiran yang biasa dia tampilkan. Dan Hinata hanya bisa mengangguk sebagai tanda persetujuan.
“Baiklah, aku pamit ya. Sampai nanti”
“ya, hati-hati ya”
Entah mengapa Hinata merasa perlakuan Naruto sangat manis. Bolehkah dia mulai membuka hatinya untuk orang lain?

...

I LOVE YOU, FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang