CHAPTER 16

331 37 11
                                    

"Hinata, ayo kita menikah"
.
.
.
.
.
"A-apa yang kau katakan?"

Ada apa dengan Uchiha ini? Apa dia sedang mengigau? Hinata berusaha melepaskan pelukan dari pria raven ini, namun sang pelaku malah membalikan badannya dan kini mereka saling bertatapan dengan tangan sang lelaki yang masih asik memeluknya.

"Aku mencintaimu, Hyuuga Hinata. Dan aku ingin menikahimu".

Hinata membola. Tak pernah terbayangkan sebelumnya ia akan mendapat pernyataan cinta dari sahabatnya ini. Tapi dia masih bisa berfikir, berusaha mencari kebohongan dari matanya, namun tak ada. Uchiha Sasuke bersungguh-sungguh atas pernyataannya.

Tidak bisa! Mereka tidak bisa bersama. Akan ada banyak hati yang terluka, dan Hinata tak memiliki keberanian untuk menyakiti mereka.

Naruto dan Sakura.

Hinata mencoba melepaskan pelukan itu sedikit kasar. Mencoba meneguhkan hatinya walau ada sedikit penyesalan dihatinya tapi ia harus tegas. Mungkin inilah akhir dari kisahnya bersama sahabatnya.

"Maaf, aku tidak bisa menerima perasaanmu, Sasuke-kun".

Onyx itu menggelap, rahangnya mengeras, tangannya mengepal. Hinata tahu saat ini Sasuke sedang menahan amarahnya. Hinata takut, baru kali ini dia melihat sahabatnya semarah ini. Menyeramkan, Hinata merasa tertekan, yang ia hanya bisa lakukan adalah menundukan wajahnya karena tak berani melihat kilatan kemarahan dimata sang empunya.

"Kenapa? Bukannya kau juga mencintaiku?"

Suaranya rendah namun sarat akan penekanan. Hinata gemetar, dari mana Sasuke tahu kalau dia mencintainya?

Perlahan jemari Sasuke menyentuh helaian rambut undigo, halus! Ternyata rambutnya sehalus ini. Tanpa memperdulikan sang gadis yang gemetar, dia perlahan mesejajarkan wajahnya dan mulai ngikis jarak antara mereka. Hinata tahu apa yang akan pria ini lakukan, ia ingin menolak tapi tubuhnya mengkhianatinya, otaknya mulai tidak bekerja saat bibir mereka mulai bersentuhan. Awalnya hanya menempelkan kedua bibir mereka, namun lama-kelamaan menjadi sebuah lumatan yang intens, mereka mulai lupa daratan, tangan Hinata mulai meremas rambut si Raven menuntut ciuman yang lebih dalam. Tentu saja Sasuke tidak tinggal diam, tangannya mulai menjelajah setiap lekukan tubuh wanita pujaannya. Mereka tak sadar hingga terdengar sebuah benda jatuh menghentikan kegiatan mereka. Kedua insan itu langsung menoleh ke sumber suara, disana berdiri seorang gadis musim semi yang mematung dengan wajah pucat dan bibir yang sedikit terbuka. Tak lupa mata yang terbelalak itu menyembulkan air mata yang belum menetes. Sakura melihatnya, dia melihat kegiatan mereka.

Hinata merasa jantungnya berdenyut nyeri, bisa-bisanya dia melakukan hal itu dengan lelaki yang dicintai oleh sabahatnya sendiri. Sedangkan sang pelaku hanya memandangi Sakura tanpa ekspresi, tak ada raut terkejut sedikitpun bahkan tak ada rasa bersalah sama sekali. Tanpa sepatah katapun Sakura segera berlari menjauh, dia ingin pegi dari orang-orang yang telah membuatnya menjadi wanita yang paling menyedihkan. Hinata hendak mengejar namun sebuah tangan berhasil mencekalnya, Sasuke tidak akan membiarkan Hinata menyusul Sakura karena dia tahu jika mereka berbicara sekarang hanya akan membuat persahabatan mereka semakin kacau. Ck! Apa dia tidak sadar dia lah dalang dari kekacauan ini?
.
.
.
.
.
.
Hai hai hai.... Aku kembali lagi nih, dengan rasa bersalah yang sudah menelantarkan cerita ini, tapi aku berharap bisa menyelesaikan cerita ini secepatnya, terima kasih yang sudah setia menunggu kelanjutannya

I LOVE YOU, FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang