Jadilah diri sendiri tak perlu menjadi orang lain jangan takut dengan perkataan orang karena kamu sendiri yang menjalani hidup ini.
Aarrgghhh!!!”
Dipagi hari suara sebuah teriakan telah membuat pagi yang tenang menjadi tak karuan hampir semua yang ada di dekatnya pada sibuk menutup kedua telinga mereka. Siapa sih yang edannya sepagi ini sudah berteriak-teriak bagai monyet kejepit pintu?
“rese banget sih lo! Pagi-pagi udah teriak-teriak kayak orang gila.” ucap brian muncul di samping pintu kamar milik rachel. Dia rachel, Kakaknya brian. Dilihatnya rachel tengah duduk di depan cerminnya dengan wajah tertekuk.
“kenapa sih Lo pagi-pagi udah teriak!” untuk yang kedua kalinya brian melontarkan pertanyaan yang bisa dibilang sebagai pertanyaan yang bermuatan rasa kesal.
“jerawatt…” ujar rachel pelan. Tangannya meraba-raba tiga benjolan merah di dahi sebelah kirinya. “rese banget nih jerawat.” kata rachel sambil menghentakkan kakinya.Brian menarik napas dalam-dalam dan beranjak dari kamar rachel untuk mengerjakan rutinitas paginya yang tertunda gara-gara suara rachel yang super ngeselin itu.
“hufttt, gitu aja kok repot kak.” gerutunya.
Tinggallah rachel dengan kesengsaraannya. Sengsara dengan adanya jerawat-jerawat yang tak diundang itu. “Huhhh! Seenaknya aja nempel di wajah orang. Mending kalau cantik. Ini mah udah jelek-jelek, mana tanpa pamit dulu lagi,” batin rachel.Oke. Kita kembali kepada rachel. Asal tahu aja, rachel itu orangnya sangat perfect. Pengennya serba sempurna. Apalagi yang namanya merawat kulit, khusus merawat kulit wajah, ia memasukannya dalam list perawatan tubuh nomor satu. Prinsipnya, yang dilihat orang untuk pertama kalinya ketika bertemu adalah wajahnya. Begitu katanya dan itu merupakan alasan yang sering ia lontarkan apabila teman-temannya atau lebih khusus Kakaknya selalu menyindir dirinya yang bisa tahan berlama-lama di depan cermin untuk memoles wajah dan tektek bengek perawatan lainnya.
Tapi kebahagiaan itu terusik dengan kehadiran makhluk-makhluk asing nan mungil berwarna merah itu. Dan kini wajah rachel positif mengidap jerawat. Apa kata dunia? Seorang gadis yang rajin merawat kulit wajahnya ternyata terjangkit penyakit yang menurut sebuah survey merupakan penyebab utama seseorang tidak tampil percaya diri alias minder di depan umum. Hmm. Padahal, sebelumnya wajah rachel fine-fine aja tuh. Bahkan beberapa di antara temen rachel ada yang ngiri dengan kemulusan wajah rachel. Udah putih, bersih, cerah, dan merona secara alami.
“eh, coba lo ngelamar ke agency production party. Pasti lo lolos seleksi dah!” saran ike.
“gue punya berita bagus buat lo. Majalah remaja dingdong ngadain pencarian cover girl untuk tahun ini. Lo pokoknya harus nyoba untuk ikutan event-event kayak ginian. Lo pasti menang.” Saran teman yang lainnya.
“wajah lo emang cocok jadi objek iklan sabun anti jerawat dan produk kecantikan.” Celoteh ike.
Rachel melambung sampai ke langit ke delapan. Eh! ke tujuh. Dia terlena dengan celotehan teman-temannya maka mulailah ia berpikir lebih jauh.Maka rachel membulatkan tekad untuk ikutan cover girl dan setelah itu akan mencoba mengajukan lamaran ke sebuah production party. Syukur-syukur kalau gue lulus jadi finalis atau minimal sepuluh besar di cover girl nanti. Tentunya gue nggak bakalan mengalami kesulitan untuk diterima di production house dan berkesempatan untuk main di FTV dan beberapa sinetron. Anjasss!
Besoknya rachel sibuk hunting kosmetik jenis baru dan tentu saja yang lebih mahal dari yang selam ini dia pake. Karena menurut saran kiki, -teman sebangkunya di kelas- lebih mahal suatu produk kosmetik maka semakin bagus efeknya.
“Tanteku juga pake scrub yang harganya tiga ratus ribu dan wajahnya jadi putih selama seminggu.” ujarnya saat mereka tengah membicarakan tentang rencana keikutsertaan rachel di ajang pemilihan cover girl.
“berarti gue harus beli produk baru yang lebih bagus dong.”
“iya. Lo mesti lebih konsisten dan sering pakai scrub sekarang. dijamin makin putih dah.” timpal ike. “apalagi selama ini kan kamu Cuma pakai sabun cuci muka anti jerawat dan bedak bayi doang.”
Rachel mengangguk dan membenarkan apa yang dikatakan temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Tompel
Teen FictionMeskipun menyukaimu sesakit ini, aku tidak pernah menyesal! Karena aku sudah menyiapkan sakit itu dari awal.....