THE MAN FOR HER

40K 512 3
                                    

The Man for Her.

" Gue pengen..." Tangan kekar pria itu membuka secara kasar kancing kemeja milik gadis bertubuh molek nan mungil yang tengah terkurung oleh sekapan tubuh besar berototnya. "....malem ini loe jadi milik gue SEUTUHNYA"

Gadis berambut coklat ikal sebahu itu mengerang saat si pria berhasil memporak-porandakan kemeja lengan panjang ketat berkerah putihnya. Menariknya dengan kasar lalu melemparnya ke atas lantai berubin keramik coklat. Pria itu melepas secara paksa rok pendek hitam berlipit selutut si gadis berparas cantik tersebut hingga terjatuh di bawah kakinya. Mendorong gadis itu hingga punggung halusnya benar-benar menyentuh dinginnya dinding. Tanpa basa-basi, si pria menghujamkan ciuman kasar penuh gairah dan nafsu kepada bibir mungil pink perempuan di hadapannya.

" Ba...ra...hmpftt..." Si gadis berusaha menyebutkan nama pria seksi bertubuh penuh otot dengan kepala plontos di hadapannya. Namun usahanya gagal karena setiap kali dia membuka mulut, Bara Artasena segera mengisi bibir si gadis dengan lidahnya.

" Bisa diem nggak sih. Davinaku yang cantik" bisik Bara di atas bibir Davina.

Bakal janggutnya menggesek pipi Davina kasar. Menciptakan sensasi menggelegak pada perut Davina.

Tangan Bara turun menjelajahi tubuh molek dan mulus Davina yang seputih batu pualam. Sedangkan bibirnya mencumbu Davina dengan sangat rakus. Jemari Bara tiba di bagian punggung Davina, mengelusnya lembut dan merasakan bulu-bulu halus Davina berdiri.

Tangan Bara terus menjelejah hingga mencapai batas antara punggung Davina dengan pantatnya. Ketika jemari-jemari Bara melesak masuk menembus celana dalam sifon hitamnya, tubuh Davina melengkung akibat rangsangan mengejutkan yang dia terima.

Bara mencengkram erat pantat Davina, gadis itu melenguh dalam ciuman Bara. Tak puas dengan itu, tangan Bara yang masih bebas melepaskan kaitan bra hitam Davina. Davina hanya bisa pasrah ketika benda itu terlepas dari tempatnya. Mata Bara turun, kedua pupilnya membara sepanas kobaran api memandangi sepasang payudara Davina yang sangat indah. Berukuran lebih besar dari tubuh Davina, warnanya putih, bulat sempurna dengan puncak berwarna coklat kemerahan.

Bara meraung keras sebelum mengarahkan mulutnya ke puting payudara kanan Davina, sementara tangannya menangkup payudara sisi satunya. Milik Davina terasa begitu pas dan kenyal dalam tangannya. Bara membuat gerakan meremas sementara lidahnya mulai bermain di atas puting Davina.

Gadis cantik itu melenguh, punggungnya melengkung ke depan, putingnya mengeras akibat sentuhan lidah Bara yang panas. Tubuh Davina membara oleh keinginan dan hawa nafsu yang telah lama di pendamnya.

Bara melahap puting Davina seperti bayi kelaparan sedang menyusu. Lidahnya menjilat dan giginya menggigit keras-keras hingga gadis itu mengerang di atasnya. Davina membenamkan kedua tangannya pada punggung Bara, sedikit mencakar. Sementara tangan kanan Bara mengangkat pantat Davina, mendorong Davina hingga gadis itu melingkarkan satu kakinya pada pinggul Bara.

Bara menghentikan kegiatannya sejenak, membuat Davina mendengus protes lalu mengeluarkan tangan kanannya hanya untuk melepaskan celana dalam Davina. Satu-satunya kain yang menutupi tubuh sintal gadis itu.

Mata Bara menjelajah penuh nafsu ke area intim Davina yang polos dari bulu pubis. Seulas senyum licik tergambar di wajah berliannya, sepasang alis lebat gelapnya melengkung ke atas. Dengan cepat Bara melepaskan celana panjangnya, terdengar bunyi berdenting saat sabuknya jatuh ke atas lantai.

SHADOW FROM DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang