ALVI POV
Gue berjalan ke arahnya, rasanya kurang jika sekali saja tidak berbicara kepadanya.
"Ck, tomboy girl"
"Komen bae lo kek netijen" ujarnya.
Tanpa menjawab perkataannya, gue langsung pergi dari hadapannya.
Kénal dan Dimas sudah menunggu di markas kita berkumpul, gue menghampiri mereka.
"Gimana?" Tanya gue.
"Bocahnya takut" ujar Dimas.
"Ya udah kita balik aja"
Kami bertiga menyalakan mesin motor masing-masing, dan berjalan beriringan.
Hari semakin sore, perasaan gue gak enak. Ya, benar saja, seseorang menyerang dengan melempar batu.
"Woi minggir, ada yang nyerang" ujar Kénal.
Untung saja ada helm yang melindungi kepala kami.
"Woi, jangan jadi pengecut lo!" Teriak gue menantang.
Segerombolan anak SMA Sakti keluar dari persembunyiannya, dengan tangan kosong.
Karna kalau ia melawan dengan senjata, sedangkan lawan gak pakai senjata, sama saja mereka pengecut.
"Jadi, ini yang nabrak motor temen gue" ujar seseorang yang mungkin ia kepala geng itu.
"Gue gak mau buang-buang energi, kita damai aja bos" ujar gue santai.
"Haha, damai? Ngaco lo" ujarnya sambil menyerang bagian wajah.
"Shit!"
Satu persatu menyerang, dan membuat babak belur satu sama lain.
Dan ternyata satu di antara mereka membawa pisau dan ya ia berhasil mengenai perut gue.
"Jangan pernah ngeremehin gue" ujar yang menusuk.
"Lo-
Gue memegangi perut yang sudah berdarah, penglihatan gue mulai kabur, yang melawan pun pergi tanpa membantu.
Pendengaran gue sedikit-sedikit makin menghilang, dan gue mendengar teriak-teriakan seorang wanita.
Gue memerjapkan mata, hanya nampak sekilas. Suaranya sangat nyaring di telinga. Ia mencoba menahan perut gue.
"Pi, tahan ya! Woi ayo cepetan dong!!!!!"
Itu suara terakhir yang gue denger, sampai akhirnya gue pingsan di pelukannya.
🍄 🍄 🍄
AUTHOR POV
Dengan cepat Alvi di bawa ke rumah sakit, kibi dirinya sudah ada di dalam ruang ICU.
Gadis yang tadi menolongnya sudah menyuruh kedua teman Alvi ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian hari ini.
"Darah!" Gumamnya sambil melihat bajunya yang kotor dengan darah.
Ia berjalan ke arah toilet, dan melihat dirinya di cermin.
"Ahhhh gue benci darah!!!!" Dengan cepat ia melepas bajunya dan membuangnya.
Untung saja ia membawa jaket untuk salinnya. Ia membersihkan tangan dan wajahnya yang kotor.
Ia memandang dirinya lagi, "kenapa harus Alvi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy GIRL 2
Teen Fiction"Sampe lo maju selangkah lagi, gak segan-segan gue matahin semua tulang lo!" Lucy mengepal tangannya dan melotot ke arah Alvi. "Lo pikir gue takut? Dan lo orang pertama yang berani melotot ke arah gue" Alvi berbisik dan langsung berbalik meninggalka...