Pukul 03:00..
Lucy menggigil, tubuhnya berkeringat dingin dan sesekali mengerutukan giginya."Uci, kita ke dokter yuk" ajak Alarik yang masih stay di sampingnya.
"Gak usah bang,
"Ya udah, ini minum obatnya biar demam kamu turun" ujar Alarik.
Lucy menegak obatnya dan menghabiskan satu gelas air, lalu tidur kembali.
Alarik terjaga semalaman, ia tidak bisa memejamkan matanya walaupun matanya sudah perih tapi rasanya ia tidak bisa tidur karena memikirkan adiknya itu.
Ya Lucy memang tidak pernah sakit, tapi waktu ia kecil pernah di rawat hampir tiga minggu di rumah sakit.
Flashback on
Jadi dulu saat Lucy berumur 9 tahun, sepulang sekolah ia meminta untuk tidak di jemput lagi, karna sejak kecil sudah bisa bela diri akhirnya permintaan itu dituruti.
Setelah beberapa hari ia pulang sendiri, di suatu hari ia sedang mengayuh sepedahnya dan tiba-tiba ia melihat seorang nenek tua yang sedang mencoba melawan diri dari perampok.
Karena keadaan jalan sepi, dan tak ada yang membantu sang nenek, dengan berani Lucy turun dari sepedah dan menghampiri preman itu.
Nenek itu sudah menyuruh Lucy pergi, tapi ia tak mau dengar dan mencoba melawan.
Lucy menggigit tangan preman itu dan ia langsung mendorong sang nenek yang sudah tak berdaya.
Emosi Lucy semakin tersulut melihat hal itu, dengan sekuat tenang Lucy meninju perut preman itu.
Berkali-kali Lucy meninju perut preman itu, dan akhirnya preman itu mendorong Lucy hingga tergusur di aspal dan kepalanya terbentur.
Kemudian ia masuk rumah sakit dan kata dokter ia mengalami gegar otak ringan dan hampir terkena amnesia.
Flashback off.
Maka sejak itu Lucy tidak pernah sakit tapi sekalinya sakit ia tak tanggung-tanggung.
"Bang,
"Eh iya, kenapa ci?" Tanya Alarik.
"Tidur bang, besok sekolah" ujarnya masih dalam keadaan terpejam.
"Lagi sakit bisa-bisanya khawatirin orang" Alarik mengusap kepala Lucy.
Kini tubuhnya semakin panas, Alarik mengambil kompresan yang sudah di siapkan oleh bunda di atas nakas.
"Gara-gara gue gak jagain lo dek, sampe bisa berantem hebat gitu dan wajah lo jadi ternodai, semua gara-gara gue" Alarik meletakkan kompres di dahi Lucy dan memeluk Lucy dengan erat.
"Bang engap" ujar Lucy sambil tersenyum.
Alarik langsung melepaskan pelukannya.
"Andai lo baik sama gue kayak gini tiap hari" jawab Lucy sedikit menggigil.
"Maaf ya, gue gak becus jadi abang lo" ujar Alarik sambil memijat kening Lucy.
"Makasih bang" kini Lucy memeluk Alarik.
**
Kini waktu sudah menunjukkan pukul 5:30 pagi. Alarik bangun dan Lucy sudah tidak ada di sebelahnya lagi.
Alarik langsung turun dari kasur dan mencari Lucy, di kamar mandi tidak ada, di balkon juga gak ada.
Lalu Alarik berdiri di depan pintu, ia melihat ke setiap sudut dan dan dan ia melihat tangan menjulur dari ujung kasur.
Alarik menghampiri dan ya yang benar saja, ternyata oh ternyata Lucy tidur di lantai. Tidak menggunakan alas sama sekali.
"Lucy kamu ngapain!" Kejut Alarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy GIRL 2
Ficção Adolescente"Sampe lo maju selangkah lagi, gak segan-segan gue matahin semua tulang lo!" Lucy mengepal tangannya dan melotot ke arah Alvi. "Lo pikir gue takut? Dan lo orang pertama yang berani melotot ke arah gue" Alvi berbisik dan langsung berbalik meninggalka...