💜KIMCOP💙
Apa jadinya ketika Kimmon Waradom, seorang idola kampus didatangi seorang gadis kecil yang mengaku putrinya dari masa depan dan memanggilnya dengan sebutan Daddy?
Belum lagi, gadis berumur enam tahun itu bilang jika ibunya adalah Copter P...
Sudah empat kali Copter mengetuk pintu kamar Tee namun tidak ada respon dari orang di dalamnya. Apa Tee masih hidup?
Copter pun mengetuk lagi untuk kelima kalinya.
"Tee! Biarkan aku masuk!" Teriak Copter.
Masih tidak ada respon, Copter berdecak kesal dan merogoh ponsel di sakunya untuk menelpon Tee.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namun niatnya terurungkan saat mendengan suara pintu kamar dibuka perlahan.
"Sudah ku bilang kan! Aku tidak ikut!" Seru Tee dengan kepala yang muncul dari ujung pintu, beberapa saat yang lalu God mengirimi mereka pesan untuk ikut sparing basket di kampus, lalu Copter memaksa ingin menjemput Tee meski Tee telah menolak berulang kali.
"Euh, euh! Kita tidak perlu datang! Aku sudah memberitahu Ai'God. Aku kesini dengan tujuan lain! Copter mendorong Tee ke dalam dan menerobos masuk. Katakan, apa yang sebenarnya terjadi padamu? Kenapa kau selalu mengurung diri akhir-akhir ini? Setelah aku menjemputmu di asrama Tae kau menjadi seperti ini, apa yang terjadi antara kalian?!"
"Bukan urusan mu!"
"Tentu saja urusanku, aku sahabatmu bukan?"
"Aku hanya sedang tidak enak badan, Ter. Kau bisa pulang sekarang."
"Tidak! Kau pikir kau bisa membodohi ku, hah? Kau pikir aku tidak menyadari bahwa kau punya masalah dengan Tae? Meski aku diam saja bukan berarti aku tidak tahu apa-apa!" Copter menatap Tee nanar.
Tee tak bisa berkata lagi, mendengar nama Tae disebut saja sudah mengiris hatinya, untuk menceritakan pada Copter, itu artinya akan mengingat semua kenangan dengan Tae saat itu, itu sangat menyakitkan, tolong! Tak ada yang bisa Tee lakukan lagi, bahkan Tee tidak berani menatap mata Copter lagi. Dia menunduk, tanpa ia sadari bulir-bulir air mata membasahi pipinya.
"Oiih! TeeTee, ma-maafkan aku, berhenti menangis ya?" Copter gelagapan, dia menyentuh bahu Tee yang bergetar. "Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakitimu".
"Tidak Ter, tidak! Ini bukan salah mu, ini salahku, salahku menjadi sangat bodoh! Sangat bodoh hingga menuruti bajingan itu!" Tee masik terisak, suara lirih nya bergetar.
"Kau tidak mau berbagi padaku? Kita akan menemukan solusinya bersama-sama."
Tangisan Tee terdengar makin menyedihkan, Copter merengkuh pemuda berkulit cerah itu. Isakan demi isakan lolos dari bibir merah ranum itu, sejenak Copter merasa bersalah karena telah membuat sahabatnya merasakan sakit kembali, dia mengusap punggung lebar itu pelan.
"Sebenarnya apa yang telah kau lalui tanpa sepetahuan kami, Tee?"
"Aku harap kau tidak merasa jijik setelah aku mengatakannya,..
"Kenapa aku harus jijik pada sahabatku?"
"Karena keparat itu telah memperkosa ku, AiTer!"
"SIALAN?! Bedebah itu.. memperkosa mu?" Copter mengumpat keras, Tee mengangkat wajahnya. Tercetak kemarahan yang jelas di wajah Copter. "SIAL! Beraninya kau Tae! Aku pikir dia hanya mengejarmu dengan wajar, tapi.."