Side Story 1 - Prince Tao

1.5K 166 12
                                    

Sepuluh tahun kemudian...

🌸🌸🌸

Bugh!

"Akh!"

Dugh!!

"Sialan!"

Suara pukulan dan rintihan itu menguar di udara hingga sampai ke telinga dua anak manusia berwajah tampan dan cantik yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas di sebuah yayasan elit.

"Ai'Kad! Kau dengar itu tidak?" Tanya gadis cantik namun berkesan tomboy itu pada teman laki-laki nya yang terfokus pada panggilan dengan pria manis di ponselnya. Mereka duduk di depan lobi menunggu jemputan.

"Hah? Apa?" Tanya balik pemuda bertubuh proporsional dengan wajah tampan mempesonanya dan gigi kelincinya yang muncul ketika berbicara pada pria di ponselnya.

"Nim mendengar seperti suara orang saling pukul, apa kau mendengarnya?" Seru Nim masih menerka asal suara yang dia dengar.

"Aku tidak bicara padamu, Nim. Aku bertanya pada Mami!" Balas Kad dengan sadisnya kembali berbicara pada mami-nya di ponsel.

"Oii.. aku menyesal berbicara padamu!" Kesal Nim memutar matanya.

Srak!

Bugh!!

Nim mendengar suara itu lagi, mirip suara pukulan pada karung tinju. Tapi entah berasal dari mana. Dengan mengabaikan Kad yang masih sibuk dengan Mami-nya, Nim mencoba mengikuti sumber suara miris itu. Nim melangkahkan kakinya menuju sebelah bangunan lobi yang berbatasan langsung dengan pagar kawat pembatas antara gedung dengan lapangan sepak bola milik yayasan. Di sanalah Nim berteriak kaget.

"OII!! APA YANG KALIAN LAKULAN?!"
Dihadapan Nim, seorang mahasiswa sedang baku hantam dengan kakak kelas Nim yang berada di bawah kungkungan nya. Kedua menoleh bersamaan ke arah Nim ketika gadis itu berteriak.

Ketika mahasiswa itu lengah, kakak kelas itu membalik posisi untuk membalas pukulan dari mahasiswa yang Nim kenal anak dari Dokter Tee Jaruji dan Direktur tampan Tae Darvid, yang menjadi idolanya sejak sekolah dasar, Tao, Thanaveed Kreepolrerk. (Thanaveed dibaca Thanawid sesuai pengucapan Thai.)

Sementara itu, di depan lobi. Kad baru saja mengakhiri sambungan teleponnya dengan sang Mami. "Baiklah Mami, Mami jangan khawatir. Cepatlah pulang ke Bangkok, Kad rindu Mami dan Papi. Muah.. bye bye!"

Kad memasukan ponselnya kembali ke dalam tas, saat itu baru Kad sadari ia hanya sendirian di depan lobi, ia kehilangan sohib tukang gerutu itu, Tuan Putri Neemran.

"Phi! Hentikan phi! Aaaaakh!" Teriakan Nim yang lengking itu terdengar dari sebelah gedung lobi, Kad segera berlari menuju sumber suara.

Ketika sampai di tempat kejadian, Kad mendapati Nim telah terhempas ke rumput sambil memegangi lengan atasnya, sedangkan di hadapanya terjadi pergulatan sengit seorang mahasiswa dengan siswa kelas dua belas.

"Hei. Apa yang kamu lakukan, bodoh? Apa kamu berkelahi dengan laki-laki?" Seru Kad pada Nim yang masih meringis.

"Kamu yang bodoh! Bantu Nim memisahkan mereka!" Sahut Nim menggeram kesal.

Mereka pun dengan segera memisahkan dua orang berstatus pelajar itu, Nim menarik Tao, dan Kad memegangi kakak kelasnya.

"Sudahlah phi. Cukup phi! Berhenti! Aku mohon!" Lirih Nim akhirnya dapat merengkuh tubuh Tao dari belakang, dan menjauhkannya dari target pukulannya.

"Bisa kalian hentikan ini? Atau kalian ingin ini lebih seru lag dengan aku panggilkan Kepala Sekolah ke sini?" Ucapan Kad terdengar mengancam.
Nim mengisyaratkan Kad untuk menyeret kakak kelasnya untuk di bawa menjauh, dan Nim mengurusi anak dari sahabat Mommy-nya.

Little PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang