Sebuah kebetulan yang bisa dibilang kesialan. Tee secara tidak sengaja bertemu Tae di sebuah mall yang dia datangi untuk membeli beberapa bahan makanan, Tee yang masih memiliki ketakutan mendalam pada Tae seketika berjalan menjauh ketika tanpa sengaja mereka bersitatap. Perlahan langkah Tee makin cepat, dia setengah berlari dengan perut besarnya tanpa pikir panjang. Namun Tae tampak mengejarnya dari belakang. Sial!
Tae yang awalnya berencana membeli beberapa mesin untuk keperluan perusahaan malah menemukan Tee seorang diri terlihat sedang memilih beberapa jenis pasta. Dia menatap perut Tee yang membulat di balik hoodie besarnya cukup membuat dada Tae bergejolak dengan desiran hangat yang menyeruak."Tee!" Teriak Tae pada sosok yang masih berusaha menjauhi dirinya.
Tentu hal itu mengundang beberapa mata menatap ke arahnya, namun dia tidak peduli. Tae masih berusaha mengejar langkah Tee.
Dia tau, Tee pasti takut pada dirinya. Kejadian berbulan-bulan lalu pasti benar-benar menekan mental Tee, dimana saat itu Tae memaksa membawa Tee yang hamil muda ke tempat praktek aborsi walau Tee telah menangis meraung-raung, dan pada akhirnya Tee kabur dan tidak pernah muncul di hadapan Tae setelah itu.
Tae sadar dirinya brengsek. Sangat! Tapi apakah terlalu egois untuk lebih mempertahanlan orang yang Tae cintai dibanding darah dagingnya? Pilihan sulit memang. Tae hanya trauma, Tae hanya takut jika Tee akan bernasib sama dengan ibunya, ibunya yang meninggal ketika melahirkan adik bungsunya. Selain itu, dia pun membaca banyak artikel tentang kehamilan pria yang cukup membuatnya ngeri. Bukan Tae tidak menginginkan bayinya, Tae ingin, tapi juga takut, takut Tee akan pergi darinya selamanya.Tae masih mengejar Tee sampai ke parkiran, dan langkah Tae seketika terhenti dengan air mata terbendung, dia segera menghampiri Tee yang mengerang kesakitan memeluk perutnya dan perlahan merosot ke tanah.
Oh tidak! Jangan sekarang.
Dengan tenaga yang tersisa Tee mendorong bahu Tae yang berusaha mendekapnya."Tidak! Pergi! Jangan dekati aku! Argh.. Jangan sakiti bayiku!"
Tae merasakan ngilu di hatinya, Tee, orang yang dia cintai memperlakukan dirinya bagaikan seorang penjahat.
"Tee, tenang! Aku tidak akan menyakiti mu lagi, aku akan membawamu ke rumah sakit jadi tenanglah!"
Tee menepis lengan Tae lagi. Tee ingin berteriak dan mengusir Tae dari hadapannya namun yang keluar hanya erangan kesakitan. Tanganya terlihat makin meremat hoodie yang dia pakai dengan wajah semakin pucat.
"Se-selamatkan.. bayiku.. ku mohon!" Pinta Tee. Dan tanpa ditunggu lagi Tae mebopong Tee menuju mobilnya.
-
Tee harus segera dioperasi. Kata dokter.
Tentu saja untuk menyelamatkan bayinya. Bulan ini memang sudah dijadwalkan kelahiran bayi Tee, namun aksi lari-larian dengan Tae membuat si bayi harus lahir lebih awal.
God juga turut datang bersama Bas, Phin kecil serta Tao dan Nim. Mereka sungguh terkejut mendapati telepon dari Tae yang mengatakan Tee akan segera dioperasi.Tao yang telah menyimpan amarahnya sejak dalam perjalanan segera mencengkram erat kerah kemeja yang dikenakan Tae.
"Apa yang kau lakukan pada Dokter Tee?! Apa kau tidak puas menyakiti hatinya dan sekarang ingin menyakiti dirinya juga?" Tao seketika meledakan amarahnya.
Tae masih linglung, dia tidak dapat berpikir lagi siapa orang yang sedang mengamuk padanya ini. Air matanya masih menetes dengan penampilan kacau. Dia bahkan tidak bisa melawan lagi ketika Tao telah melayangkan pukulan padanya, dipikiranya hanya ada Tee dan Tee saja.
"P'Tao! Hentikan!" Nim segera menyeret lengan Tao mundur, ini rumah sakit dia tidak ingin Tao mengacaukan isi rumah sakit di saat genting begini.
Tiba-tiba suara pintu terbuka mengalihkan perhatian mereka, semuanya menoleh ke arah yang sama. Sebuah brankar keluar dari ruangan menuju ruang oprasi, di atas bankar itu ada Tee yang terbaring lemah dengan pakaian operasi. Bankar itu berhenti sejenak karena perintah Tee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Princess
Fanfiction💜KIMCOP💙 Apa jadinya ketika Kimmon Waradom, seorang idola kampus didatangi seorang gadis kecil yang mengaku putrinya dari masa depan dan memanggilnya dengan sebutan Daddy? Belum lagi, gadis berumur enam tahun itu bilang jika ibunya adalah Copter P...