Kata dia, aku seperti bunga matahari kuning yang begitu menyegarkan matanya. Membuat dirinya tersenyum dengan aura yang dipancarkan. Dirinya sungguh benar benar pandai merangkai kata, sering membuat ku tersipu malu dan membuat pipi ku merah merona.
Tapi, kata nya lagi. Diriku layaknya setangkai dandelion, begitu rapuh dalam sekali hembusan.
Aku ingat kata katanya saat itu. Saat malam yang paling tak ingin aku ingat, aku tak membenci hari itu. Tapi aku hanya tak ingin mengingatnya.
Malam itu, aku ingat sekali tersenyum bahagia di dalam pesta perayaan natal bersama teman teman ku dan beberapa idol senior yang lain.
Aku seorang idol? Belum, saat malam itu aku belum menjadi seorang idol. Hanya seorang trainee yang dijanjikan untuk debut untuk ketiga kalinya. Harapan ku sudah di ujung tanduk saat itu.
Tapi lelaki berhidung bangir dengan mudahnya membangkitkan rasa kepercayaan ku lagi.
Katanya "Semangatlah Lisa, aku yakin kau pasti debut seperti kami. Tak perlu bersedih, karena takdir mu sudah digariskan"
Begitulah ucapan yang selalu terngiang dikepala ku. Dan sejak saat itu, aku tahu bahwa diriku menyukainya. Aku sering tersenyum malu saat bersamanya. Aku merasa cemburu saat dia berdekatan dengan oennie ku yang lain.
Tapi malam itu, malam dimana perayaan natal itu. Aku bersumpah untuk tak menyukainya lagi.
"Lisa? Ahh gadis thailand itu maksud mu hyung? Tidak, aku tidak dekat dengan nya"
Aku tak sengaja mendengar percakapan dirinya bersama salah satu produser di YGent. Tubuhku sengaja aku himpitkan pada balik tirai yang menghiasi kaca di ballroom ini.
"Ahahaha mana mungkin? Kau tahu kan aku mengejar siapa? Hanya Jennie yang ku mau hyung. Dia saja yang tidak tahu malu menempel padaku"
Deg..
Aku sudah ingin keluar dan menampar mulutnya, tapi diriku mencoba bertahan lebih lama agar lebih tahu apa yang dipikirkan dirinya kepadaku.
"Dia itu pengerat, bagaimana bisa aku dengan nya? Aku hanya menghibur saat dirinya menangis, itu saja tak lebih. Kau tau kan Jennie suka lelaki yang peduli sekitar? Itu hanya sebagian caraku hyung" katanya
Baiklah, aku sudah cukup tahu diri sekarang. Aku ingin keluar dan langsung menyiramnya dengan orange juice di tangan ku ini.
"Lisa"
Aku menoleh, ku lihat laki laki tadi begitu terkejut melihat ku berada disini.
"Eoh? Ya?"
"Jaewon hyung?" panggilnya
Aku menoleh bergantian, pada lelaki hidung bangir yang bernama Hanbin itu. Lalu menoleh pada lelaki yang memanggilku, aku tak mengenalnya sungguh.
Ku lihat dia tersenyum, lalu tangan nya melambai pada Hanbin seraya menyapa.
"Aku membutuhkan mu Lisa, bisa bicara sebentar?" katanya
"Eoh? Aku?"
Dia mengangguk, lalu tangan nya meraih pergelangan tangan ku tanpa persetujuan ku "Iya, ayo ikut dengan ku"
Kemudian dirinya membungkuk seraya meminta izin dan pamit pada Hanbin dan teman nya yang tak jauh dariku.
...
"Kau sudah mengetahuinya?"
Pertanyaan itu membuatku mendongak.
Dia masih berdiri, lalu tersenyum manis sekali saat aku menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The one and her bright
FanfictionCr. Cover by : DENZU_AR Only my brightest star - Jung Jaewon My private line - Lalisa Manoban